IBTimes.ID – Sunanto Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Periode 2018-2022 mengapresiasi strategi Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam pemberangkatan haji tahun ini. Dengan mengusung tagline Haji Ramah Lansia, Gus Men memberikan porsi prioritas yang lebih terhadap Lansia.
Hal ini disampaikan oleh Sunanto atau akrab dipanggil Cak Nanto di Makkah pada Rabu (5/7/2023).
“Strategi Gus Menteri menurut saya sangatlah progresif dan cerdas. Demi mengurai penumpukan antrian haji berkategori lansia, Gus Menteri memberikan porsi yang lebih besar tahun ini yakni 60 ribu lebih atau 34% dari total 209.782 jemaah yang tiba di Saudi,” terang Cak Nanto.
“Ini jelas kebijakan yang berani dan progresif,” sambung Cak Nanto, yang juga anggota tim Monitoring dan Evaluasi Haji tahun ini.
Apalagi, lanjut Cak Nanto, Gus Men secara terukur juga telah memperhitungkan kapasitas petugas haji. Hadirnya jumlah jemaah Lansia di Tanah Suci harus diimbangi dengan jumlah serta kecakapan dari para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia yang tahun ini berjumlah 5000 petugas.Â
“Ini merupakan rangkaian strategi yang menurut saya menunjukkan kematangan seorang Gus Yaqut sebagai Amirul Hajj Indonesia,” sebutnya.
Dengan penambahan jumlah jemaah Lansia, beban pengawasan dan pelayanan jemaah haji Indonesia tentu semakin tinggi. “Saya menyaksikan beban tanggung jawab itu telah mampu diemban oleh para petugas haji kita yang sebagian besar adalah anak-anak muda dengan fisik yang relatif kuat serta jiwa melayani yang masih murni dan berkobar,” kata Cak Nanto.
Pria berdarah Madura ini mengaku telah berdialog dengan banyak jemaah Lansia. Mereka merasa sangat senang dan tenang. Sebab, setiap berjalan sekian meter langsung melihat pemuda pemudi berompi hitam dengan lambang bendera Indonesia.
“Seketika kata mereka, spirit untuk beribadah pun kian membuncah serta hadir rasa nyaman dan tenang dalam beribadah,” cerita Cak Nanto.
“Bagi saya, ini bukti bahwa kehadiran para petugas haji mampu memberi rasa aman dan nyaman para jemaah haji Indonesia dalam beribadah,” sambungnya.
Di mata Cak Nanto, hal ini menunjukkan bahwa strategi Gus Men dalam pemberangkatan haji tahun ini berhasil menghadirkan ekosistem beribadah yang selama ini banyak diinginkan para jemaah, yakni seperti beribadah haji di negeri sendiri.
Meski demikian, Cak Nanto tidak menutup mata bahwa masih ada hal-hal teknis yang harus diperbaiki. Dia menilai itu sebagai hal normal. Sebab, jumlah jemaah haji Indonesia juga sangat banyak. Itu menuntut kesiapan paripurna, tidak hanya dari pemerintah Indonesia, namun juga seluruh stakeholder di Saudi.
“Saya melihat, beberapa insiden yang terjadi di rangkaian Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina. Itu terjadi lebih karena ketidaksigapsiagaan dan ketidakprofesional Mashariq sebagai perusahaan swasta Arab Saudi dalam memberikan pelayanan logistik, transportasi, dan akomodasi jemaah haji kita,” tegasnya.
“Itu sebuah peristiwa yang dengan tegas diselesaikan Gus Men dengan bertemu dan meminta pertanggungjawaban Mashariq agar problem di Armina bisa segera teratasi,” sambungnya.
Sunanto menambahkan, Indonesia adalah negara dengan jumlah jemaah haji terbesar di dunia. Tentu dibutuhkan strategi diplomasi, pelayanan, dan penanganan dari seorang pemimpin yang genuine.
“Saya melihat itu hadir dari diri Menteri Agama kita, Gus Yaqut Cholil Qoumas. Semoga jemaah haji Indonesia tahun ini senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan hingga kembali ke Tanah Air bertemu dengan keluarga tercinta,” tandasnya.
Sumber: MCH 2023
Editor: Soleh