Tafsir

Cara dan Syarat Masuk Surga Menurut Islam

3 Mins read

Sebagai umat beragama, khususnya umat Islam, kita mungkin bertanya-tanya bagaimana cara masuk surga? Apa saja syarat-syaratnya? Berikut ini ulasan cara dan syarat masuk surga menurut Islam.

Setiap Umat Muhammad Masuk Surga

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ حَدَّثَنَا هِلَالُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap umatku akan masuk surga selain yang enggan, ” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan.” (HR Bukhari) No. Hadist: 6737

Setelah memahami hadits diatas, sekarang di manakah posisi kita? Apakah selama ini kita sudah taat pada Rasulullah dengan mengikuti sunnah beliau? Ataukah kita malah mendurhakai beliau, dalam arti enggan diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasulullah, malah kita jawab, “Tidak, cukuplah kami mengikuti bapak-bapak dan nenek moyang serta adat istiadat desa kami”.

Cara dan Syarat Masuk Surga Menurut Islam

Beribadah kepada Allah

Jadilah orang mukmin dulu. Barang siapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imran: 85)

Tidak Berbuat Syirik/Menyekutukan Allah

Orang beriman kepada Allah dan Rasulnya serta beramal shaleh sesuai syariat yang diperintahkan akan menjadi penghuni surga yang kekal didalamnya (Qs.Al-Baqarah:82).

Mengerjakan Rukun Islam

Kerjakan amalan surgawi menurut kesanggupan/ kemampuanmu. Tidak usah berlebihan atau memaksakan diri. (Qs.At-Taghabun: 16). Tidak berlebihan itu menurut batas maksimal kemampuanmu, Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw. bersabda:

Baca Juga  Hermeneutika Negosiatif, Agar Terhindari dari Penafsiran Otoriter

“إذا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَائْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَمَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ”

Apabila kuperintahkan kepada kalian suatu perkara, maka kerjakanlah hal itu olehmu menurut kesanggupanmu; dan apa saja yang aku larang kalian mengerjakannya, tinggalkanlah.

Kerjakan minimal rukun Islam, atau seperti lelaki Badui berikut ini.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أن أَعْرَابَيًاً أتى النَّبِي فَقَالَ: يَا رَسُولُ اللَّهِ! دَلَنَي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمَلْتُهُ دَخَلَتْ الْجَنَّةَ. قَالَ:

(تعبد اللَّه لَاَ تُشْرِكْ بِهِ شَيْئَاً، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتُي الزَّكَاَة اْلمُفَرّوضَةَ، وَتُصُوْمُ رَمَضَانَ) قَاَل: وَالَّذْي نَفْسِي
بِيَدَهَ لا أزيد على هذا. فلما ولى قال النبي : (من سره أن ينظر إلى رجل من أهل الجنة؛ فلينظر إلى هذا)
مُتَّفَقٌ عَلَيه

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa seorang Arab Badui mendatangi Nabi shallallahualaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah! beritahu aku suatu amalan, bila aku mengerjakannya, aku masuk surga?”, Beliau bersabda : “Beribadahlah kepada Allah dan jangan berbuat syirik kepada-Nya, dirikan shalat, bayarkan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadhan,” ia berkata, “Aku tidak akan menambah amalan selain di atas”, tatkala orang tersebut beranjak keluar, Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang ingin melihat seorang lelaki dari penghuni surga maka lihatlah orang ini”. (HR Muttafaq ’alaih.)

Dari hadis di atas, syarat masuk surga adalah: 1) Beribadah kepada Allah, 2) Tidak berbuat syirik atau menyekutukan Allah, 3) Mendirikan atau menegakkan shalat, 4) Membayar zakat wajib, 5) Berpuasa di bulan Ramadhan

Masuklah ke Surga Berbondong-bondong

dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya elah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal
di dalamnya”.
(Qs.Az-Zumar: 73)

Baca Juga  Memahami Genealogi Studi Tafsir Al-Qur'an di Indonesia

Dalam Tafsir Ibnu Katsier disampaikan bahwa “Ini menceritakan, keadaan orang-orang yang bahagia, yaitu orang-orang mukmin, pada saat mereka digiring dengan berkendaraan sebagai perutusan yang terhormat untuk dimasukkan ke dalam surga secara berombong-rombongan, yakni gelombang demi gelombang. Golongan yang pertama masuk adalah kaum Muqarribin, lalu kaum Abrar, kemudian orang-orang sesudah mereka, lalu menyusul golongan sesudah mereka lagi.

Masing-masing rombongan digabungkan bersama orang-orang yang setara kedudukannya, yaitu para nabi dengan para nabi, kaum siddiqin bersama orang-orang yang setara dengan mereka, para syuhada bersama orang yang sejenis dengan mereka, dan para ulama bersama teman-temannya; setiap golongan bersama golongan yang setingkat satu sama lainnya.

Hamka dalam Tafsir Al Azhar-nya menuliskan, ”Didapati kata (وَسِيقَ ), yang kita artikan diiringkan. Boleh juga diartikan dihantarkan Boleh juga diartikan diarak. Ketiga arti ini terpakai dalam bahasa Indonesia. Sama saja terpakai untuk orang jahat yang diiringkan ke neraka dengan untuk orang bertakwa yang diiringkan ke surga. Perubahannya ialah pada
cara mengiringkan dan siapa yang mengiringkan.

Adapun kepada rombongan-rombongan yang ditentukan ke dalam surga, baru saja sampai ke pekarangan surga itu, langsunglah pintu dibukakan oleh malaikat penjaga dan kepada mereka diucapkan salam selamat datang, selamat berbahagia, dan dipersilahkan masuk untuk menikmati anugerah dan balasan jasa langsung dari Ilahi, yang kekal untuk selamanya. Dan mereka pun dengan bersyukur menerima nikmat itu.”

Di Surga Serba Menyenangkan

55. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (Qs.Yassin: 55)

Suasana hidup di surga adalah serba hidup menyenangkan, santai, ceria, dan penuh dengan kenikmatan, serta kemakmuran. Mereka hdiup serba gembira, dan ceria, serta hidup dalam alam lingkungan indah dan tertata, yang teduh dikelilingi tanaman dan pohon yang rindang, irigasi yang baik. Berumah mewah, aneka makanan yang segar, bercitarasa, bergizi, dan memanjakan lidah.

Baca Juga  Tafsir Tematik: Manusia adalah Makhluk yang Begitu Lemah

Perabotnya pun serba ada, dan mewah dengan pelayan serba prima bagai di sebuah restoran, atau pun hotel. Anak dan istri sholeh shalihah selalu berbakti. Dan yang paling utama mereka hidup dalam ridllo Allah. Tingkat kemewahan yang mereka miliki sesuai dengan kualitas amalan mereka yang makbul di sisi Allah.

(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhannya, (Qs. Muhammad: 15).

Ayat ini menggambarkan suasana surga yang banyak sungai di dalamnya. Airnya tidak berubah rasa dan warnanya (selalu jernih tidak terkena polusi) Ada (وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ ) yang seperti susu yang lezat, ada (وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْر ) sungai rasa khamr (arak), ada (وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ ) sungai rasa madu. Dalam surga juga terdapat buah-buahan (tentu saja termasuk pohonnya). Penghuni di dalamnya bisa hidup kekal/tidak akan mengalami kematian, Semua kesalahan yang terjadi di sana sudah diampuni/ tidak ada dosa lagi.

Demikianlah cara dan syarat masuk surga menurut Islam.

Editor: Nabhan

Avatar
77 posts

About author
Majelis Pustaka PCM Semin
Articles
Related posts
Tafsir

Kontroversi Tafsir Ayat Pernikahan Anak dalam Qur’an

4 Mins read
Pernikahan, yang seharusnya menjadi lambang cinta dan komitmen, kerap kali terjebak dalam kontroversi. Salah satu kasus terbaru yang menarik perhatian publik adalah…
Tafsir

Sepintas Sejarah Gagasan Tafsir Modern di Indonesia

4 Mins read
Pada subbab yang ditulis oleh Abdullah Saeed berjudul “The Qur’an, Interpretation, and the Indonesian Context” merupakan bagian dari bukunya Saeed sendiri, yaitu…
Tafsir

Dekonstruksi Tafsir Jihad

3 Mins read
Hampir sebagian besar kesarjanaan modern menyoroti makna jihad sebatas pada dimensi legal-formal dari konsep ini dan karenanya menekankan pengertian militernya. Uraiannya mayoritas…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds