IBTimes.ID – Sebagaimana Muhammadiyah, Jam’iyyah Nahdlatul Ulama juga melahirkan para pejuang yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Meski para pahlawan dari NU dan pesantren terbilang banyak, tapi hanya beberapa nama yang kemudian mendapat gelar Pahlawan Nasional.
Para pahlawan nasional dari NU ini, dilansir dari NU Online, menunjukkan bahwa NU bukan pemain figuran dalam pembentukan negara ini, melainkan pemeran utama. Berikut ini nama tokoh bergelar pahlawan nasional yang pernah aktif di NU di berbagai tingkatan yang disusun berdasarkan tahun penetapan gelar.
- Hadratussyekh KH Hasyim Asyari
- Penggagas Resolusi Jihad fi Sabilillah yang direkomendasikan untuk pemerintah RI yang baru berdiri dan Jihad fi Sabilillah untuk umat Islam dengan fatwa, setiap orang dewaasa yang berada dalam radius 90 km dari medan pertempuran melawan penjajah wajib berperang.
- Pendiri Nahdatul Ulama pada 31 Januari 1926. Ia merupakan satu-satunya penyandang gelar Rais Akbar NU hingga akhir hayatnya dan tak pernah ada lagi hingga sekarang.
- Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 17 November 1964 berkat jasanya yang berperan besar dalam pendidikan melalui NU dan melawan penjajah.
- KH Abdul Wahid Hasyim
- Putra Hadratussyekh KH Hasyim As’yari dan ayah dari presiden keempat RI KH Abdurrahmann Wahid.
- Anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
- Mempelopori masuknya ilmu pengetahuan umum ke dunia pesantren dengan mendirikan Madrasah Nidzmiyah dengan ilmu umum 70 persen, ilmu agama 30 persen.
- Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1960.
- KH Zainul Arifin
- Tokoh NU asal Barus, Sumatera Utara. Keturunan raja-raja Barus.
- Berjasa dalam pembentukan pasukan semi militer Hizbullah, kemudian menjadi panglima Hizbullah.
- Perdana menteri Indonesia dan Ketua DPR-GR.
- Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 4 maret 1963.
- KH Zainal Musthaf
- Tokoh NU dari Tasikmalaya, pernah menjadi salah seorang Wakil Rais Syuriyah. Kiai yang secara terang-terangan melawan para penjajah Belanda.
- Bersama para santrinya mengadakan perang melawam Jepang.
- Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 1972.
- KH Idham Chalid
- Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR.
- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984. Hingga saat ini ia merupakan Ketua Umum NU paling lama.
- Ditetapkan sebagai pahlawan pada 8 November 2011. Kemudian pada 19 Desember 2016, pemerintah mengabadikannya di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp 5 ribu.
- KH Abdul Wahab Chasbullah
- Salah seorang pendiri NU dan pernah menjadi Rais ‘Aam PBNU. Sebelumnya, ia pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran), pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri), dan pendiri Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang).
- Salah seorang penggagas MIAI.
- Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 8 November 2014.
- KH As’ad Syamsul Arifin
- Memimpin para pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso, Jawa Timur. Di masa revolusi fisik, Kiai As’ad menjadi motor yang menggerakkan massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945.
- Selepas kemerdekaan Kiai As’ad adalah penggerak ekonomi-sosial masyarakat. Ia menyerap aspirasi dari warga kemudian mendorong pemerintah daerah, menteri, maupun presiden guna mewujudkan pembangunan yang merata.
- Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 9 November 2016.
- KH Syam’un
- Pengurus NU di Serang, banten.
- Menguasai tiga bahasa asing dan pernah mengajar di Arab Saudi pada masa mudanya.
- Ketika kembali ke tanah air, ia bergabung dengan laskar melawan Belanda.
- Perwira tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Menjadi Komandan Batalyon berpangkat daidancho atau mayor tahun 1943. Tahun 1944 dilantik jadi Komandan Batalion PETA berpangkat mayor, memimpin 567-600 orang pasukan.
- Saat TKR dibentuk 5 Oktober 1945, pangkatnya naik jadi kolonel, Komandan Divisi l TKR dengan memimpin 10.000 orang pasukan. Tahun 1948, ia naik pangkat brigadir jenderal. Ia memimpin gerilya di wilayah Banten, sampai wafatnya tahun 1949.
- Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI pada 8 November 2018.
- KH Masykur
- Tokoh Nahdlatul Ulama yang pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
- Ikut terlibat merumuskan Pancasila sebagai dasar negara.
- Salah satu pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI di seluruh Jawa.
- Ketika pertempuran 10 November 1945, namanya muncul sebagai pemimpin Barisan Sabilillah.
- Menjadi Menteri Agama Indonesia pada 1947 hingga 1949 dan 1953 sampai 1955. Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI periode 1956 sampai 1971 dan anggota Dewan Pertimbangan Agung pada 1968. Selain itu, Kiai Masjkur ikut serta membangun moral anak bangsa dengan mendirikan Yayasan Sabililah, lembaga masyarakat yang bergelut di bidang pendidikan.
- Ditetapkan pemerintah sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah pada 8 November 2019.
Reporter: Yusuf