IBTimes.ID, Yogyakarta | Keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk mencapai kesuksesannya. Setiap orang berhak bermimpi dan mengusahakan mimpinya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penyandang disabilitas yang sukses mengelola bisnis miliknya. Alih-alih merasa terpuruk karena tidak bisa bekerja di perusahaan besar, para penyandang disabilitas justru bersemangat membangun usahanya.
“Semua orang pada dasarnya bisa membangun bisnis mereka sendiri, begitupun dengan kita (para kaum difabel), selama kita memiliki tekad yang kuat, Yang dibutuhkan hanyalah memperkuat personal branding pada bisnis kita dan juga diri sendiri.” Jelas Aziz Abdullah Basajud, A.Md selaku owner Hay Optik dan Bj Homade.
Penjelasannya ini disampaikan dalam Seminar Bisnis DIFABISA yang digelar atas kerjasama Startup & Business Incubator Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (SEBI LPKA UMY) dengan Astra Startup Community pada Rabu (12/10) bertempat di gedung AR. Fakhruddin B UMY lantai 5. Kegiatan seminar yang mengusung tema “Semangat Menembus Batas” ini dihadiri sebanyak 56 penyandang disabilitas dari berbagai wilayah yang ada di Yogyakarta.
Senada dengan yang dituturkan Aziz, Triyono selaku CEO sekaligus Founder Difabike yang juga merupakan salah satu narasumber pada seminar DIFABISA menyampaikan bahwa para penyandang disabilitas bisa membangun bisnisnya sendiri asal dapat menjaga ketahanan usahanya. Memang itu bukan merupakan sesuatu yang mudah, namun menurut Triyono itu justru menjadi tantangan tersendiri mencari strategi supaya bisnis bisa terus bertahan. Personal branding menjadi salah satunya.
***
Diharapkan dari adanya seminar ini dapat membuka cakrawala kaum disabilitas bahwa mereka bisa berpartisipasi dalam memajukan perekonomian Indonesia dengan membangun bisnis milik mereka sendiri.
“Tujuan diadakannya Seminar DIFABISA untuk membantu kaum difabel agar berdaya sehingga suatu saat bisa mengeluarkan kreativitas berupa ide-ide brilian untuk membangun kerajaan bisnis mereka sendiri. Sekaligus sebagai bentuk pendampingan atas bisnis yang sedang dirintis.” Ujar Wakil Ketua II Astra Startup Community.
Semantara itu Oki Wijaya, S.P., M.P. selaku Kepala Lembaga Pemnegambangan Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LPKA) menuturkan bahwa isu disabilitas ini sesuai dengan misi UMY kedepan. UMY sebagai kampus swasta yang peduli terhadap penyandang disabilitas selalu mengusahakan fasilitas yang nyaman sekaligus pengembangan pengetahuan untuk seluruh kaum difabel.
“Isu mengenai difabel yang diusung dalam Seminar DIFABISA ini merupakan salah satu hal yang diusahakan untuk ditingkatkan setiap tahunnya. UMY terus memperbaiki infrastruktur agar lebih ramah pada kaum difabel. Juga memberikan akses seluas-luasnya untuk mahasiswa maupun pegawai yang memiliki keterbatasan fisik. Tak hanya itu, UMY juga berusaha mendampingi para penyandang disabilitas di luar civitas akademik dengan memberikannya bekal pengetahuan.” Tuturnya.
Reporter: Clean Qurrota