Zalim adalah bentuk prilaku buruk, bisa terhadap Allah Swt, diri sendiri, orang lain bahkan kepada alam semesta. Contoh: kita berbuat zalim dengan cara memfitnah, menganiaya, bahkan membunuh orang lain.
Adapun ketika orang berbuat zalim kepada kita, tentu tidak serta merta kita merta berbalas dendam kepada mereka. Melainkan, kejahatan juga bisa dibalas dengan kebaikan. Salah satu bentuk balasan kebaikan, kita bisa mendoakam mereka kepada Allah Swt.
Doa Untuk Orang yang Berbuat Zalim
Doa yang bisa kita amalkan ketika orang lain berbuat zalim kepada kita, berikut bunyi doanya:
اَللَّهُمَّ اعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَنِيْ اَللَّهُمَّ اعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَنِيْ اَللَّهُمَّ اعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَنِيْ
Artinya: “Ya Allah, ampunilah orang yang telah berbuat zalim padaku. Ya Allah, ampunilah orang yang telah berbuat zalim padaku. Ya Allah, ampunilah orang yang telah berbuat zalim padaku.”
Doa di atas dilafadzkan oleh Imam Hasan Al-Bashri, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Baththal dalam kitab Syarh Shahih Al-Bukhari. Sebagaimana dalam hadits di bawah ini:
Artinya: “Di suatu malam, Imam Al-Hasan Al-Bashri banyak membaca doa; Allohumma’fu ‘amman dzolamanii. Lalu ada seseorang yang bertanya kepada beliau; Wahai Abu Sa’id, malam ini aku mendengar kamu banyak berdoa ampunan untuk orang yang telah menzalimimu hingga aku berharap akulah yang berbuat zalim pada mu itu.
Apa yang telah mendorongmu melakukan hal itu? Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata; Yaitu firman Allah; Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.”
Hal ini sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Syura’ ayat 40:
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.”
Penutup Doa
Selain daripada mendoakan mereka yang telah berbuat zalim kepada kita, tentu masih ada usaha dan ikhtiar yang bisa kita lakukan. Seperti memberikan nasihat, misalnya. Sehingga ia paham dan tau bahwa yang ia lakukan itu salah dan berdampak buruk bagi orang lain.
Perhatikan firman Allah di bawah ini:
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-Rad: 11)
Doa lain yang bisa diakses di rubrik doa pada website IBTimes.ID, semoga bermanfaat.
Editor: Soleh