Extraordinary You – Tatkala kita berbicara perihal takdir, nampak takdir seperti lautan kajian berisi beragam estimasi. Kita tahu, jauh sebelum agama Islam tersebar, takdir telah aktif dikaji oleh banyak agamawan dan filosof terdahulu.
Kalau dalam dunia Islam di masa lalu, perdebatan mengenai takdir mewujudkan perspektif dan aliran yang kita kenal sebagai Jabariyyah, Qadariyyah, Mu’tazilah ataupun Asy’ariyyah.
Namun sebenarnya, tulisan ini tidak akan mengangkat soal debat kusir para mutakallimin perihal takdir. Kita akan sedikit melenceng dengan pembicaraan takdir lewat gambaran serial drama yang baru saya saksikan.
Saya menonton sebuah seri televisi Korea Selatan tahun 2019 dengan alur cerita yang mendatangkan sebuah pertanyaan mengenai bagaimana sebenarnya takdir itu berjalan.
Melihat Takdir dalam Dimensi Serial Drama Extraordinary You
Seri televisi Korea berjudul Extraordinary You menceritakan seorang siswi akademisi bergengsi Korea Selatan barnama Eun Dan-oh. Alkisah, cinta Eun Dan-oh bertepuk sebelah tangan terhadap Baek Kyung sang tunangan. Sang tunangan memilih bersikap arogan dan apatis dengan alasan pertunangan yang ia jalani sebatas utilitas bisnis sang ayah.
Serial ini menjadi atraktif tatkala, Eun Dan-oh sadar bahwa kehidupan yang ia jalani di luar intensinya. Baik Eun Dan-oh, Baek Kyung dan orang-orang sekelilingnya ternyata hanya karakter dari sebuah komik yang sedang ditulis oleh seorang penulis.
Eun Dan-oh bahkan mendapati dirinya hanya karakter extra (figuran) di mana perkatan, perbuatan, dan peristiwa yang ia alami bukan atas kehendaknya, melainkan sebuah setting takdir sang penulis.
Buruknya, Eun Dan-oh sadar penulis akan mengapus sebagian karakter komik termasuk dirinya. Dalam komik, Eun Dan-oh akan meninggal dunia akibat penyakit yang ia derita.
Sadar akan setiap fakta tersebut, Eun Dan-oh lantas tidak puas dengan setting sang penulis, lalu memutuskan menginterupsi alur cerita dan membuat takdir sendiri.
Bisakah Kita Mengubah Takdir Seperti Eun Dan-oh?
Sebelum menginterupsi takdir, sedikit kita luruskan paradigma takdir terlebih dahulu. Dalam Islam, takdir tidak lepas dari terminologi qadha (sunnatullah) dan qadar (qudratullah). Keduanya merupakan harmonisasi ketetapan Tuhan terhadap esensi manusia sebagai mukhayyar atau mahluk yang bisa memilih.
Qadha sebagai ketetapan Tuhan sejak zaman azali, dapatdiinterupsi manusia dengan mempedomani sunnatullah tersebut melalui ikhtiar dan bersabar.
Sebaliknya, qadar yang merupakan ketetapan yang sepenuhnya prerogatif Tuhan, menginginkan manusia agar tetap tawakkal dan berdoa.
Apabila dikaitkan kembali ke dalam serial tersebut, Eun Dan-oh sedang berusaha menginterupsi takdir dalam wilayah qadha (sunnatullah). Substansi qadha yang memang terkait dengan kausalitas, berwujud keberhasilan Eun Dan-oh merubah setting cerita komik tersebut. Dengan kata lain, semua berjalan sesuai dengan keinginan Eun Dan-oh.
Akhir Drama Dan Hak Prerogatif Tuhan
Sama halnya dengan qadar, didalam komik sang penulis memiliki hak prerogatif atas komik tersebut. Eun Dan-oh terkadang bebas terkadang juga tidak bebas.
Meski alur cerita didalam komik menjadi berubah, dengan Eun Dan-oh berhasil sembuh dan bahkan menemukan Ha-ru sang karakter cinta sejati. Sang penulis tentu tetap bisa melakukan intervensi kapanpun atas komik yang ia ciptakan.
Demikian dalam realitas takdir manusia, adanya qadha dan qadar merupakan simetri hidup manusia untuk tidak menjadi pesimis sekaligus tidak terlalu optimis. Meski Tuhan menetapkan setiap hal dalam dimensi qadha, lantas tidak menjadikan manusia untuk tidak memiliki kehendak bebas.
Bahkan, dimensi qadar semakin menguntungkan manusia atas peluang mendapat pertolongan lewat intervensi Tuhan dalam kehidupan.
Editor: Yahya FR