Perspektif

Gerakan Semesta Menghadang Covid-19

2 Mins read

Korban pertama dari peperangan menghadapi SARS-CoV-2 / Covid-19 ini adalah kepemimpinan, demikian By Matthew Karnitschnig mengawal penulisan artikelnya The Incompetence Pandemik. Pada awal-awal gejala virus merambak ke beberapa negara, para pemimpin membangun dengan narasi meremehkan kemungkinan virus corona ini akan tiba di Indonesia, dan akhirnya yang memberi candaan sial kebal terhadap virus corona karena makan nasi kucing.

Di kala pemerintah mulai kewalahan narasinya mulai dirubah dan membangun dengan: gotong-royong dan perang semesta.

Kata perang semesta awalnya muncul kembali pada bulan November tahun lalu (2019), Kementerian Pertahanan mengangkat suatu pembicaraan yang lama tidak terdengar lagi: Perang Semesta, atau Pertahanan Rakyat Semesta. Konsep ini serdehana tuntutannya, yaitu semua lapisan masyarakat turut andil dalam peperangan melawan yang dapat meruntuhan sendi pertahanan bangsa dan tatanan negara. Kata semesta, memiliki arti: seluruh; segenap; semuanya: semua yang ada di alam — ini tidak dapat lepas dari takdirnya masing-masing; selain itu juga memiliki arti (berlaku untuk) seluruh dunia; universal.

Pada saat awal munculnya virus SARS-CoV-2 / Covid-19, beberapa ahli kesehatan masyarakat dari alumnus pengurusan tinggi Muhammadiyah sudah menyampaikan kewaspadaan terhadap isu ini. Bahkan beberapa membuka dokumen lama yang pernah Muhammadiyah terlibat dalam penangan virus seperti: avian influenza (flu burung) / H5N1.

***

Penulis sendiri pernah terlibat dalam pembicaraan rencana kontijensi pandemic influence di tahun 2017, di beberapa skenarionya. Yang sebenarnya, kunci dari penanggulangan virus adalah perilaku hidup di masyarakat. Mereka lah garis terdepan dalam penanggulangan beraneka macam virus yang bermunculan, sedang saudara-saudara kita di Rumah Sakit adalah banteng terakhir, pilihan ketika tidak lagi mampu menjalani perlawanan pada virus ini secara mandiri dan dukung warga lingkungan secara psikologis dan logistik.

Baca Juga  3 Kesalahan Bukber Ramadhan yang Sering Dilakukan

Oleh karena itu, Muhammadiyah memilih memperkuat di arena tingkatan RT, RW Lurah – Desa, beriringan dengan pelayanan yang optimal oleh Amal Usaha Kesehatannya yang tadinya 15 RS Muhammadiyah-Aisyiyah, kini menjadi 71 termasuk klinik Aisyiyah di Pematang Siantar Sumatera Utara.

Muhammadiyah Pidie Jaya Aceh, Sorong Papua, Maluku, dan Sikka NTT semua all out. Ikatan Pelajar Muhammadiyah saat ketua umum mengumandangkan Muhammadiyah untuk aktivasikan gerakannya, maka tujuh juta pelajar andil dalam pencegahan terhadap Covid-19. Organisasi sayap perempuan Muhammadiyah yaitu Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyaah turut aktif, dari kader TB dan sampai pada Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aiyiyah (Pashmina). Ini lah fungsi gerakan (movement) oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang secara artificial dengan nurani kemanusiaan melakukan gerakan semestanya.

Musuh gerakan semesta ini adalah waktu, kesadaran naif (belum sampai true act of knowing), keengganan, & birokrasi yang jelimet.

Demikian akhirnya kalam dari penulisan dalam rangka mengingatkan kembali hari ini adalah Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April.

Editor: Yahya FR
Avatar
1 posts

About author
Pengurus MDMC & Divisi Advokasi - Kerjasama MCCC PP. Muhammadiyah. Dan Tim Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Articles
Related posts
Perspektif

Moderasi Hilirisasi Haji

3 Mins read
Dalam beberapa tahun terakhir, hilirisasi haji telah menjadi sorotan penting di Indonesia. Berangkat dari visi untuk memberikan pelayanan haji yang berkualitas dan…
Perspektif

AI dan Masa Depan Studi Astronomi Islam

4 Mins read
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan program komputer yang dirancang dan dihadirkan untuk dapat meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan,…
Perspektif

Pendidikan sebagai Dasar Pembentuk Nilai Hidup

3 Mins read
“Pendidikan (opvoeding) dan pengajaran (onderwijs) merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds