Tafsir

Gerhana Matahari Menurut Sains dan Al-Qur’an

2 Mins read

Matahari adalah salah satu bintang di pusat tata surya. Disebut sebagai bintang karena matahari bisa memancarkan cahayanya sendiri. Bentuk matahari nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet.

Matahari memiliki ukuran diameter sekitar 1.392.684 km dan massa sekitar 2 x 1030  kg. Matahari merupakan benda langit terbesar di galaksi Bima Sakti. Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu wilayah di dalam sebuah awan molekul besar.

Pada awalnya, matahari dianggap sebagai bintang kecil dan tidak penting oleh para astronom. Tetapi, sekarang matahari dianggap lebih terang daripada sekitar 85% bintang di galaksi Bima Sakti.

Jarak rata-rata matahari dari bumi sekitar 149,6 juta km, meski jaraknya bervariasi seiring pergerakan bumi menjauhi perihelion pada bulan Januari hingga aphelion pada bulan Juli.

Pada jarak rata-rata ini, cahaya bergerak dari matahari ke bumi selama 8 menit 19 detik, sehingga penampakan matahari dari bumi sekarang adalah penampakan aslinya 8 menit 19 detik yang lalu.

Bulan Memantulkan Cahaya dari Matahari

Matahari menjadi sumber energi terbesar bagi bumi. Selain itu, cahaya atau panas matahari juga diserap oleh bulan, sehingga bulan terlihat bersinar. Hal ini sebagaimana tercantum dalam surah al-Furqan ayat 61

تَبٰرَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِى السَّمَاۤءِ بُرُوْجًا وَّجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَّقَمَرًا مُّنِيْرًا

Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar (QS. Al-Furqan: 61).

Ayat tersebut memberikan gambaran bahwa bulan tidak memancarkan cahaya sendiri, melainkan memantulkan sinar dari matahari. Bulan merupakan satu-satunya satelit yang dimilki bumi.

Sebagai satelit bumi, bulan melakukan orbit mengelilingi bumi. Dalam waktu yang bersamaan, bumi juga melakukan orbitnya mengelilingi matahari.

Baca Juga  Tata Cara Shalat Gerhana Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah

Sehingga pada waktu tertentu akan terjadi pertemuan pada satu garis lurus antara bulan, bumi, dan matahari yang dikenal dengan peristiwa gerhana matahari.

Gerhana Matahari

Gerhana matahari adalah gerhana yang terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari. Sehingga, terlihat menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit bumi.

Karena bidang orbit bulan terhadap ekliptika berbeda dengan matahari, sehingga tidak setiap bulan terjadi gerhana matahari. Karena gaya gravitasi bulan menahan rotasi bumi untuk beberapa saat, sehingga orbit bulan mengalami kemiringan 5o terhadap bidang ekliptika (bidang orbit bumi mengelilingi matahari) ini mengakibatkan posisi bulan sering kali tidak satu bidang dengan bumi dan matahari.

Hal ini tercantum dalam surah Yasin ayat 40

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (QS. Yasin: 40).

Ayat tersebut dengan jelas menggambarkan bahwa matahari dan bulan tidak mungkin bersatu dalam garis edar karena matahari dan bulan beredar pada garis edarnya masing-masing.

Matahari tidak mungkin masuk ke dalam garis edar bulan. Demikian juga, bulan tidak dapat masuk ke dalam garis edar matahari. Garis edar bulan mengelilingi berbentuk elips, sehingga garis edar bulan mengelilingi bumi tidaklah sejajar dengan garis edar bumi mengelilingi matahari.

Gerhana matahari terjadi hanya ketika bulan berada cukup dekat dengan ekliptika yang pada saat bersamaan dengan bulan baru. Bulan baru terjadi setiap 29,53 hari dan bulan melintasi ekliptika dua kali setiap 27,21 hari.

***

Pada saat ini, posisi bulan berada di antara bumi dan matahari. Sehingga, cahaya matahari ke bumi tertutup oleh bulan. Daerah yang tertutupi cahaya matahari oleh bulan disebut umbra.

Baca Juga  Gerhana Bulan 5 Juli 2020, Perlukah Shalat Gerhana?

Sedangkan daerah yang tidak sepenuhnya mengalami gerhana karena diameter bulan tidak menutupi diamater matahari secara total disebut penumbra. Ketika bulan berada pada titik terdekatnya dengan bumi, maka kemungkinan akan terjadi gerhana matahari total karena ukuran bulan dari bumi cukup untuk menutupi matahari.

Sedangkan ketika bulan berada pada titik terjauh dari bumi, maka akan terjadi gerhana matahari cincin. Hal ini dikarenakan bulan terlihat lebih kecil dan diameternya tidak menutup sempurna matahari, sehingga bayangan yang dihasilkan dari bumi menyerupai cincin.

Gerhana bukanlah sebuah fenomena yang diciptakan Allah untuk memberikan tanda mengenai kematian seseorang, akan tetapi merupakan sebuah pertanda bahwa hanya Allah-lah yang patut untuk disembah. Gerhana yang terjadi selama beberapa detik atau menit juga merupakan tanda kelemahan yang ada pada matahari dan bulan sebagai ciptaan Allah.

Editor: Yahya FR

Sindi Wulan Aprilia
27 posts

About author
Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya Peminat Kajian Tarikh
Articles
Related posts
Tafsir

Apakah Allah Bisa Tertawa?

4 Mins read
Sebagaimana menangis, tawa juga merupakan fitrah bagi manusia. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Najm [53]: 43 mengenai kehendak-Nya menjadikan…
Tafsir

Kontroversi Tafsir Ayat Pernikahan Anak dalam Qur’an

4 Mins read
Pernikahan, yang seharusnya menjadi lambang cinta dan komitmen, kerap kali terjebak dalam kontroversi. Salah satu kasus terbaru yang menarik perhatian publik adalah…
Tafsir

Sepintas Sejarah Gagasan Tafsir Modern di Indonesia

4 Mins read
Pada subbab yang ditulis oleh Abdullah Saeed berjudul “The Qur’an, Interpretation, and the Indonesian Context” merupakan bagian dari bukunya Saeed sendiri, yaitu…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds