Perspektif

Hikmah dari Gerhana Bulan

2 Mins read

Gerhana Merupakan Fenomena Alam

Gerhana merupakan sebuah fenomena astronomis yang terjadi sejak zaman dulu. Gerhana terdapat dua macam, yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan. Salah satunya adalah terjadinya gerhana bulan, yang mana ini merupakan tanda kekuasaan Allah Swt.

Adanya pengaruh gerak benda langit yakni lebih tepatnya matahari dan bulan, membawa dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan di muka bumi salah satunya yaitu sangat berpengaruh pada penentuan praktik-praktik ibadah umat Islam. Baik dalam hal penentuan awal bulan, arah kiblat, waktu sholat, bahkan sampai pada penentuan akan terjadinya fenomena gerhana bulan.

Gerhana bulan merupakan bagian daripada fenomena alam, yang mana dapat dipandang sebagai penuntun kesadaran manusia dalam mengenal alam. Fenomena ini sangat menarik bagi kehidupan.

Karena, dapat mengurai kembali budaya dan peradaban manusia dalam menyikapi serta merespon terjadinya gerhana bulan dari satu periode ke periode berikutnya.

Sebagian masyarakat menilai fenomena gerhana bulan secara berbeda seperti halnya zaman dulu gerhana dipandang sebagai kejadian alam yang sangat ditakuti dan dikaitkan dengan musibah atau bencana yang akan terjadi.

Hanya Dianggap Sebagai Tontonan

Sejalan dengan hal itu, bahwa peristiwa gerhana bulan merupakan peristiwa alam yang natural yang memperlihatkan kebesaran Allah dan tidak ada hubungannya dengan hidup dan matinya seseorang.

Fenomena gerhana bulan maupun matahari menjadi sesuatu yang biasa dialami oleh umat manusia sejak zaman dahulu, bahkan sampai sekarang. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, respon terhadap terjadinya fenomena ini sangat beragam.

Pada zaman dahulu, orang selalu memandang setiap gejala alam selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan ghaib atau supranatural, bahkan sampai pada mitos-mitos keagamaan.

Gerhana bulan, dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Khusuf, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan moon eclipse. Al-Qur’an sebagaimana dalam Surat Yunus ayat 5 menjelaskan bahwa Allah lah yang membuat matahari bersinar dan bulan bercahaya dengan ditetapkannya manzilah sebagai tempat untuk peredarannya.

Baca Juga  Shalat itu Tiang Agama, Hukuman Berat Bagi yang Meninggalkannya

Terjemahan: Dialah yang menjadikan matahari bersinar  dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Abu Musa Al-Asya’ari, pernah mengatakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda bila Allah memberikan rasa takut kepada hambanya dengan melalui tanda-tanda berupa gerhana. Maka ketika kita melihatnya, segeralah berdzikir, berdoa, bermunajat, dan meminta ampun, serta meningat-ingat kebesaran-Nya.

Peristiwa gerhana bulan bukan menjadi sebuah tanda kelahiran atau kematian seseorang, tapi gerhana merupakan waktu yang tepat untuk merenung kembali akan tanda Kemahabesaran Allah.

Untuk itu, umat islam memberi arti akan hadirnya gerhana bulan melalui ibadah berupa sholat gerhana yang dilakukan baik secara sendirian (munfarid) maupun berjamaah di masjid atau musholla, serta memperbanyak dzikir mengingat Allah.

Hikmah di Balik Fenomena Gerhana Bulan

Dibalik kejadian itu, tentu mengandung hikmah tersendiri.

Pertama, mengingatkan akan kebesaran Allah. Ini ditunjukkan dengan adanya sholat khusuf, dzikir, dan berdoa.

Dengan melalui ketiga unsur ini selama berlangsungnya gerhana, maka akan mengingatkan tanda-tanda kebesaran Tuhan yang ditampakkan dijagat ini.

Kedua, takjub dengan pesona ciptaan Allah. Selain memperbanyak istighfar, umat islam juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca kalimat takbir, sebagai bentuk rasa kagum dengan kuasa Allah.

Ketiga, sebagai momen untuk mengingat-ingat dosa. Maksudnya, dengan munculnya fenomena ini juga menjadi pertanda alam bahwa akan terjadi bencana serta marabahanya. Untuk itu, orang muslim dianjurkan untuk selalu beristighfar atau memohon ampun kepada Allah.

Selanjutnya mengenai pelajaran lain yang dapat diambil dari kejadian tersebut, antara lain: Matahari dan bulan bisa selalu berdampingan dan beriringan yang mana keduanya menunjukkan keharmonisan tersendiri.

Baca Juga  Prof Baroroh Baried (3): Fungsi Wanita sebagai Pembina Umat

Hal ini memberi pelajaran kepada kita semua untuk bisa saling berjalan rukun berdampingan serta beriringan dengan sesama manusia. Selain itu, terjadinya gerhana juga bisa dimanfaatkan untuk pendidikan anak-anak, yaitu diantaranya mempelajari ilmu sains tentang fenomena gerhana.

Fenomena gerhana bulan yang telah dijelaskan di atas, bukanlah sebuah peristiwa alam yang biasa. Terlebih kehadiran gerhana, baik matahari dan bulan mengandung makna, arti dan hikmah serta pesan-pesan tersendiri. Adapun mengenai keilmuan yang mempelajari tentang gerhana, hanya dijadikan sebagai wasilah (perantara) untuk memahami peristiwa tersebut. Lebih dari itu, bisa semakin meningkatkan kualitas iman seseorang.

Editor: Yahya FR

Danu Wibowo
1 posts

About author
Mahasiswa Pasca UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Perspektif

Tidak Bermadzhab itu Bid’ah, Masa?

3 Mins read
Beberapa waktu lalu, ada seorang ustadz berceramah tentang urgensi bermadzhab. Namun ceramahnya menuai banyak komentar dari berbagai kalangan. Ia mengatakan bahwa kelompok…
Perspektif

Psikologi Sosial dalam Buku "Muslim Tanpa Masjid"

3 Mins read
Dalam buku Muslim Tanpa Masjid, Kuntowijoyo meramalkan pergeseran signifikan dalam cara pandang umat Islam terhadap agama dan keilmuan. Sekarang, ramalan tersebut semakin…
Perspektif

Paradoks Budaya Korupsi Masyarakat Religius

2 Mins read
Korupsi yang tumbuh di masyarakat yang dikenal religius memang menjadi paradoks. Di masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai agama, mestinya kejujuran, integritas, dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds