Tafsir

Hikmah Pembagian Surat Makkiyah dan Madaniyah

2 Mins read

Hikmah pembagian surat-surat Makkiyah dan Madaniyah adalah untuk dijadikan sebagai sarana pembantu dalam menafsirkan Al-Qur’an. Berdasarkan kajian Makkiyah dan Madaniyah, seorang mufasir di antaranya mampu membedakan antara yang nasikh dan mansukh, supaya gaya bahasa Al-Qur’an dapat direnungkan dan dimanfaatkan dalam rangka berdakwah dijalan Allah.

Hal ini karena setiap kondisi dan situasi tertentu memiliki gaya bahasa sendiri pula untuk mengetahui gaya hidup nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an. Sebab, turunnya wahyu sejalan dengan sejarah dakwah dan peristiwa yang menyertainya.

Alasan Perlunya Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

An-Naisaburi dalam kitabnya, “At-Tanbih ‘Ala Fadhl ‘Ulum Al-Qur’an”, memandang subjek Makkiyah dan Madaniyah sebagai ilmu Al-Qur’an yang paling utama. Sementara itu, Manna’ Al-Qaththan mencoba lebih jauh lagi dalam mendeskripsikan urgensi mengetahui Makkiyah dan Madaniyah sebagai berikut:

Pertama, membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an. Pengetahuan tentang para mufasir dalam peristiwa di seputar turunnya Al-Qur’an tentu sangat membantu memahami dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.

Kendati pun, ada teori yang mengatakan bahwa keumuman redaksi ayat yang harus menjadi patokan dan bukan kekhususan sebab. Dengan mengetahui kronologis Al-Qur’an pula, seorang mufasir dapat memecahkan konsep nasikh-mansukh yang hanya dapat diketahui melalui kronologi Al-Qur’an (Al-Khattan, Manna’ Khalil, (Mabahis fi Ulumil Qur’an), hlm. 81).

Kedua, pedoman bagi langkah-langkah dakwah. Setiap kondisi tentu saja memerlukan ungkapan yang relevan. Ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat Makkiyah dan ayat-ayat Madaniyah memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan orang yang diserunya.

Karena itu, dakwah Islam berhasil mengetuk hati dan menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang yang diserunya. Di samping itu, setiap langkah dakwah memiliki objek kajian dan metode tertentu, seiring dengan perbedaan kondisi sosio-kultural manusia. Periodisasi Makkiyah dan Madaniyyah telah memberikan contoh untuk itu.

Baca Juga  Manusia dalam Alquran: Al-Insan, Al-Basyar dan An-Nas, Apa Bedanya?

Ketiga, memberi informasi tentang sirah kenabian. Penahapan turunnya wahyu adalah seiring dengan perjalanan dakwah nabi, baik di Mekkah atau di Madinah, mulai diturunkannya wahyu pertama sampai diturunkannya wahyu terakhir. Al-Qur’an adalah rujukan otentik bagi perjalanan dakwah Nabi itu. Informasinya sudah tidak dapat diragukan lagi.

Manfaat Mengetahui Surat Makkiyah dan Madaniyah

Selain itu, mengetahui surat Makkiyyah dan Madaniyah merupakan salah satu bidang ilmu Al-Qur’an yang penting. Karena di dalamnya terdapat beberapa manfaat:

Pertama, bukti ketinggian bahasa yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an, Allah mengajak bicara setiap kaum sesuai keadaan mereka, baik dengan penyampaian yang keras maupun lembut.

Kedua, tampaknya hikmah pembuatan syari’at ini. Hal tersebut sangat nyata di mana Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dan bertahap sesuai keadaan umat pada masa itu, dan kesiapan mereka di dalam menerima dan melaksanakan syari’at yang diturunkan.

Ketiga, pendidikan terhadap para da’i di jalan Allah dan pengarahan bagi mereka agar mengikuti metode Al-Qur’an dalam tata cara penyampaian dan pemilihan tema, yakni memulai dari perkara yang paling penting serta menggunakan kekerasan dan kelembutan sesuai tempatnya.

Keempat, pembeda antara nasikh dengan mansukh. Seandainya terdapat dua ayat, yaitu Madaniyah dan Makkiyah yang keduanya memenuhi syarat-syarat nasikh (penghapusan), maka ayat Madaniyah tersebut menjadi nasikh bagi ayat Makkiyah, karena ayat Madaniyah yang datangnya belakangan setelah ayat Makkiyah.

Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa kajian Makkiyyah dan Madaniyah sangatlah erat kaitannya dengan tafsir Al-Qur’an. Dengan melihat kronologi turunnya berdasarkan tempat, waktu, khitab, dan kriterianya, akan diketahui hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya.

Cara Membedakan Surat Makkiyah dan Madaniyah

Bagi para pencinta ilmu Al-Qur’an, kalian  harus mengetahui cara membedakan antara surat-surat Makkiyah dan Madaniyyah. 

Baca Juga  Bukan Healing ke Bali, Inilah Tiga Tips Al-Qur'an untuk Jaga Kesehatan Mental!

Di sini saya akan memberikan informasi yang berharga dan sangat mudah untuk mengetahui jumlah surat Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Qur’an:

Kita semua tahu kalau jumlah seluruh ayat surat al-Baqarah adalah 286 ayat.

Bilangan ini terdiri dari tiga angka, yaitu: 2 8 6.

Kalau kita hilangkan angka dua menjadi “86”, itulah jumlah surat-surat Makkiyah.

Kalau dihilangkan angka 6 menjadi 28”, itulah jumlah surat-surat Madaniyah.

Kalau dijumlahkan 86 + 28 = 114, itulah jumlah seluruh surat di dalam Al-Qur’an.

Semoga bermanfaat.

Editor: Zahra


Eriek Maulana
1 posts

About author
Mahasiswa Institut Ilmu Qur’an An-Nur Yogyakarta Fakultas Ushuluddin Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT).
Articles
Related posts
Tafsir

Tafsir at-Tanwir: Relasi Antar Umat Beragama

4 Mins read
Relasi antar umat beragama merupakan diskursus yang selalu menarik untuk dikaji. Khususnya di negara kita, hubungan antar umat beragama mengalami pasang surut….
Tafsir

Puasa itu Alamiah bagi Manusia: Menilik Kembali Kata Kutiba pada Surah Al-Baqarah 183

3 Mins read
Salah satu ayat yang amat ikonik tatkala Ramadhan tiba adalah Surah Al-Baqarah ayat 183. Kendati pernyataan itu terbilang asumtif, sebab saya pribadi…
Tafsir

Surah Al-Alaq Ayat 1-5: Perintah Tuhan untuk Membaca

2 Mins read
Dewasa ini, masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, tampaknya memiliki minat baca yang sangat rendah. Tidak mengherankan jika banyak orang terpengaruh oleh banyak…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *