Tasawuf

Imam Al-Ghazali: Metode Memperoleh Ilmu Laduni

2 Mins read

Ilmu Laduni adalah ilmu yang datang dari Allah secara langsung kelubuk hati manusia tanpa sebab dan tanpa belajar. Ilmu laduni ini merupakan ilmu yang datang dengan jalan kasyf dan ilham. Maksudnya, ilmu yang berbeda dari ilmu pada umumnya yang dapat dipelajari lalu dikuasai.

Ilmu ini meliputi keilmuan jasmani dan rohani bahkan dapat menembus pengetahuan ghaib dalam batas tertentu. Ilmu ini memiliki dua cara sebagaimana ia jatuh dalam diri manusia. Pertama, ia merupakan ilmu yang tidak diketahui oleh seorang hamba bagaimana dan dari mana ia memperolehnya. Ini yang dinamakan ilham yang diberikan kepada para wali Allah.

Kedua, ia merupakan ilmu yang diketahui oleh seorang hamba melalui sebab. Misalnya menyaksikan malaikat yang menyusupkan ilmu dan hembusan ilmu yang khusus kepada manusia pilihan, yakni Nabi dan Rasul. Ini yang dinamakan wahyu.

Ilmu Laduni diibaratkan sebuah cahaya yang dapat menembus kaca bersih, dan kacanya itu adalah jiwa manusia yang suci. Ilmu laduni akan masuk ke tempat dimana ia diperintahkan oleh Allah Swt. Sebab hanya Allah yang tau tentang kesucian hati dan jiwa manusia, bahkan pada umumnya manusia sendiri juga tidak tau tentang dirinya sendiri.

Metode Memperoleh Ilmu Laduni

Adapun untuk lebih merincinya, Imam Ghazali memberikan beberapa metode dalam memperoleh ilmu laduni dan agar terpilih sebagai orang yang bersih. Dalam menerima cahaya laduni yang dikonsepkan dalam lima metode sebagai berikut :

Melalui pencarian seluruh ilmu dan pengambilan bagian yang paling sempurna dari sejumlah besar yang ada. Maksudnya adalah ilmu yang diperoleh manusia berupa ilmu hakikat. Sehingga dapat untuk menemukan jalan ilmu  melalui ilmu. Dengan mengetahui hakikat segala sesuatu, manusia akan menemukan titik dimana ia bisa mengenal dirinya dan Tuhannya.

Baca Juga  Benarkah al-Ghazali dan al-Asy'ari Sumber Kemunduran Dunia Islam? (Bag 1)

Pertama, Metode Riyadhah dan Muraqabah

Yakni metode yang berbentuk latihan kejiwaan (riyadhah) dan upaya manusia mendekatkan diri kepada Tuhan (muraqabah). Bisa dengan memperbanyak zikir dan amalan sunnah. Latihan ini harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan dengan jalan yang tidak menyimpang menyalahi syariat.

Kedua, Metode Tafakur

Tafakur merupakan metode yang berfikir tentang realitas alam, baik tampak dalam diri manusia, hewan, tumbuhan, alam dan segala makhluk ciptaan-Nya. Metode ini penting karena jiwa dilatih untuk mengolah, memikir, dan menganalisa data keilmuan terhadap suatu masalah yang tampak secara jasmani.

Ketiga, Metode Pengilhaman

Metode yang menggambarkan proses pemberian ilmu dari Tuhan kepada manusia. Maksudnya, bahwa manusia dapat memperoleh ilmu laduni apabila telah dekat jiwanya dengan Tuhan. Ketika kedekatan itu tiba,  maka cahaya Ilham pun masuk dalam jiwa manusia yang suci. Metode ini sudah masuk kearah jiwa rohani bukan lagi jasmani.

Keempat, Metode Tazkiyat an-Nafs

Metode yang berproses pada penyucian jiwa manusia melalui tahapan takhalli dan tahalli. Takhalli adalah pengosongan atau pembersihan jiwa manusia dari akhlak atau perilaku tercela. Tahalli merupakan pengisian jiwa dengan akhlak terpuji. Selain itu, Metode ini merupakan metode kunci dari keempat metode sebelumnya.

Metode tahalli menjadi penyempurnaan dari empat metode sebelumnya dengan mengisi jiwa rohani manusia dan menjaganya. Tahalli dapat ditempuh melalui beberapa maqam seperti, maqam tobat, sabar, syukur, harap dan takut, zuhud, fakir, ikhlas, waspada, mawas diri, tawakal, cinta, rindu dan ridha, dan lainnya.

Dalam Ihya’ Ulumuddin, Al Ghazali menjelaskan bahwa ada lima hal yang menjadi penghalang jiwa menangkap hakikat, yakni: Belum sempurnanya jiwa, maksiat, menurutkan keinginan badan, ada penutup menghalangi hakikat masuk ke jiwa (taqlid) dan tidak dapat berpikir logis.

Baca Juga  Tasawuf di Muhammadiyah (3): Praktik Tasawuf dalam Muhammadiyah

Perlunya membuka tabir hijab (kasyf) antara diri manusia dan Tuhan, maka diperlukan jalan khusus untuk ditempuh agar ia menjadi manusia yang mencintai Allah dan dicintai oleh Allah dengan maqam ma’rifat. Maka ketika seorang manusia telah sampai pada cintanya sang Maha Cinta, maka ia akan merasakan lezatnya ilmu laduni.

Penutup

Demikianlah metode yang dapat meraih ilmu laduni menurut Imam Al Ghazali. Pada akhirnya, ini hanya bicara tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah sehingga ia menjadi hamba yang dicintai-Nya. Namun ketika Allah belum mencintainya, maka ilmu laduni belum teranugrahkan pada dirinya dan demikianlah metode ini berfungsi untuk pembacanya.

Sumber:

Buku Filsafat Ilmu karya Iu Rusliana, S.Fil.I., M.Si.

Editor: Z Azhar

Muthawally al Zaiban
3 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Tasawuf

Tasawuf di Muhammadiyah (3): Praktik Tasawuf dalam Muhammadiyah

4 Mins read
Muhammadiyah tidak menjadikan tasawuf sebagai landasan organisasi, berbeda dengan organisasi lainnya seperti Nahdlatul Ulama. Akan tetapi, beberapa praktik yang bernafaskan tentang tasawuf…
Tasawuf

Tasawuf di Muhammadiyah (2): Diskursus Tasawuf dalam Muhammadiyah

4 Mins read
Muhammadiyah pada awal mula berdirinya berasal dari kelompok mengaji yang dibentuk oleh KH. Ahmad Dahlan dan berubah menjadi sebuah organisasi kemasrayarakatan. Adapun…
Tasawuf

Urban Sufisme dan Conventional Sufisme: Tasawuf Masa Kini

3 Mins read
Agama menjadi bagian urgen dalam sistem kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, pasti memiliki titik jenuh, titik bosan, titik lemah dalam…

1 Comment

  • Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds