Oleh: Finka Setiana Adiwisastra
Dinamika internasional menganggap konsep power dianggap begitu penting. Keberadaan suatu negara ditentukan oleh bargaining position sebagai penentu nasib negara dalam mendapatkan sesuatu yang ingin diraih melalui kapasitasnya. Power merupakan mesin canggih yang dapat memberikan berbagai kemudahan dalam menjalankan roda politik. Dalam hal ini, Indonesia perlu smart power.
Dengan memiliki power seorang aktor akan leluasa untuk melakukan segala hal. Tanpa keberadaan power aktor tidak mampu berbuat banyak sesuai dengan kehendaknya. Tanpa power, aktor bagaikan mobil yang tak bermesin, tak bisa bergerak.
Indonesia Perlu Smart Power
Seiring bergantinya zaman yang semakin maju, Josep S Nye memunculkan konsep power versi mutakhir dengan sebutan smart power. Dalam hal ini aktor mampu mengkombinasikan kedua power menjadi satu, yakni hard power dan soft power. Merujuk pada penggunaan strategi terintegrasi.
Sebagai penggagas konsep smart power, Josep S Nye memaparkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam smart power. Termasuk menekankan pentingnya militer, ekonomi, kebudayaan, isu internasional, dan diplomasi.
Ketika membahas antara smart power dengan Indonesia memang rasanya sudah tepat diterapkan dalam kebijakan negara, khususnya faktor kondisi negara terkini. Letak Indonesia yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara besar, seperti Australia dan India, serta Laut Cina Selatan membuat keamanan teritori Indonesia terancam. Untuk menghadapi ancaman tersebut, Indonesia perlu menggunakan smart power.
Saat Indonesia dihadapkan dengan situasi di mana kapal laut asing berupaya masuk ke teritori negara secara illegal, maka Indonesia dapat memainkan hard power dengan cara menangkapnya. Sementara itu, dalam kepentingan untuk mempererat hubungan kerja sama dengan negara lain, Indonesia dapat memakai soft power. Keberadaan smart power dapat menjadi tumpuan untuk membentuk kebijakan negara yang tentu saja berguna bagi Indonesia.
Dalam rangka menerapkan prinsip smart power, sekiranya Indonesia perlu memahami berbagai ancaman yang akan menyerangnya di masa depan. Tujuannya agar Indonesia siap bertarung menghadapi segala ancaman dengan percaya diri yang kokoh. Hal ini begitu penting mengingat tantangan yang terletak di sistem internasional semakin kompleks.
Transnational Organised Crime (TOC) menginformasikan bahwa ada banyak ancaman yang serius bagi keamanan internasional, terutama ancaman yang datang dari non-militer. Hal ini membuat setiap negara termasuk Indonesia tengah sibuk menangani ancaman non-militer. Seperti peredaran narkoba, perdagangan senjata, dan penangkapan ikan yang illegal.
Tantangan Negara Ekuator
Pada 2043 diprediksikan penduduk bumi akan mencapai jumlah 13 miliar. Hanya 9,8 miliar penduduk yang bermukin di kawasan non-ekuator, sisanya bermukim di negara yang terletak di kawasan ekuator (khatulistiwa). Penduduk bumi dari negara non-ekuator akan berlomba-lomba mendapatkan sumber daya alam yang melimpah ruah di negara ekuator.
Hal yang demikian itu membuat Indonesia sebagai negara bertempat di garis ekuator mesti mengambil sikap untuk senantiasa waspada. Sebab kondisi geografis nusantara akan menjadi daya tarik tersendiri bagi negara lain yang berkeinginan untuk mengeksploitasi kekayaan alam.
Untuk menjaga keutuhannya, Indonesia mesti mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai ancaman yang datang. Juga mengokohkan diri dalam melawan segala ancaman yang mampu memupuskan jati diri bangsa. Dengan demikian Indonesia perlu melakukan beberapa hal.
Pertama, dalam melindungi kondisi geografis negara dari tangan-tangan yang berupaya untuk menguasai. Maka semestinya Indonesia memperhatikan kapasitasnya dalam hal geografis dan demografis. Pada sektor geografis, Indonesia dapat memperkuat potensi agraria dengan tujuan mewujudkan swasembada pangan.
Sumberdaya alam pun mendukung daya guna dari kapasitas industri. Sehingga dari aspek geografis, sumber daya alam dan kapasitas industri akan melahirkan kekuatan militer tangguh yang dapat mencapai poros maritim dunia. Untuk dapat menjadikan milter negara yang tangguh, diperlukan upaya negara untuk senantiasa mengokohkan diri pada sisi militernya, terutama untuk alat utama sistem pertahanan negara. Di dalam sektor demografis, Indonesia memiliki kearifan lokal yang potensial dan kekokohan dasar negara di dalam tubuh pancasila.
Memperkuat Kerja Sama Antar Negara
Selanjutnya, salah satu cara yang strategis untuk menangani penurunan kerjasama internasional dalam menghadapi tantangan global ialah memperkuat hubungan kerja sama antar negara. Karena itu pelbagai negara perlu menyingkirkan egonya dalam meraih kepentingan nasionalnya sendiri yang cenderung menjadi titik masalah dari menurunnya intensitas kerja sama di dalam sistem internasional.
Ketiga, untuk melakukan evaluasi terhadap peran Indonesia dalam ekonomi global, hendaknya dikaitkan dengan kemajuan negara-negara lain agar Indonesia mampu memetik pelajaran penting bagi kemajuan ekonomi bumi pertiwi. Hal ini akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia untuk dapat melesat dengan cepat menjadi yang terdepan.
*) Mahasiswa Hubungan Internasional UNILA