Perspektif

Islam Ramah dan Islam Marah di Indonesia

3 Mins read

Orang Indonesia memang paling kreatif membuat istilah istilah keagamaan. Teringat di tahun 90-an, ada beberapa cendekiawan muslim yang melabeli bukunya dengan nama-nama tertentu (di luar istilah Islam ramah dan Islam marah), seperti Islam alternatif, Islam aktual, Islam aplikatif, Islam inklusif, Islam kosmopolit, pribumisasi Islam, tauhid sosial, Islam ritual, Islam sosial, Islam ditinjau dalam berbagai aspeknya. Semuanya itu untuk memudahkan pembahasan terhadap tema yang ada dalam buku itu.

Sebenarnya Islam itu cuma satu. Tapi untuk memfokuskan satu pembahasan dalam berbagai tema dalam keislaman sehingga dipersempitlah satu pokok bahasan supaya lebih runtut pembahasannya.

Islam Ramah dan Islam Marah

Namun ada juga yang membuat istilah keislaman yang bernada negatif, seperti Islam fundamentalis, Islam garis keras, Islam hitam putih, Islam sumbu pendek, Islam marah. Peristilahan peristihan seperti itu muncul karena sesuai dengan pemikiran yang mewakilihnya.

Polarisasi pemikiran seperti ini, itu akibat berbagai penafsiran yang ditimbulkan terhadap teks teks keagamaan. Di satu sisi muncul penafsiran tekstual terhadap teks keagamaan disisi yang lain ada penafsiran yang sifatnya kontekstual.

Penafsiran tekstual akan melahirkan pemahaman yang kaku terhadap islam, dan penafsiran yang kontekstual akan melahirkan islam yang dinamis, islam yang fleksibel. Dalam sejarahnya ada aliran yang sangat tekstualis, betul-betul tidak keluar dari lafadz Quran, misal khawarij.

Aliran ini sangat kaku dalam memahami Islam dan cepat memberikan label kafir terhadap aliran yang tidak sefaham dengan fahamnya. Aliran ini dalam perkembangan sejarah tetap eksis walaupun memakai baju yang lain. Tapi misinya tetap sama sebagai aliran yang mengedapankan tekstualitas dalam memahami teks-teks keagamaan.

Dalam perkembangan kekinian para pakar di bidang keagamaan mencoba memberikan penamaan baru terhadap khawarij dengan nama baru, yakni neo-khawarij. Aliran ini sebagai kelanjutan dari faham-faham khawarij pada masa lampau,

Baca Juga  Ironi Pembangunan Mushola Baru di Kampung

Neoikhawarij ini sudah melebarkan sayapnya di berbagai negara. Indonesia pasca reformasi, sudah banyak dimasuki varian varian aliran keagamaan. Mereka bebas mengembangkan dirinya, hampir semua daerah di Indonesia menjadi lahan yang subur untuk pengembangan aliran aliran. Baik yang model anak kandung dari khawarij maupun aliran-aliran yang sudah sangat mapan sebelumnya, yakni ahlussunnah waljamaah.

Muhammadiyah dan NU adalah contohnya. Dua organisasi terbesar di Indonesia yang beraliran sunni tapi ada perbedaan perbedaan kecil diantara kedua organisasi ini dalam meramu keislaman yang disampaikan kepada jamaahnya. Meskipun tetap menjunjung Islam ramah.

Muhammadiyah lebih diidentikkan sebagai penganut Islam modernis. Sedangkan NU dilabelkan sebagai organisasi islam tradisional, mungkin karena banyak mempertahankan tradisi-tradisi yang ada di indonesia. Sedangkan Muhammadiyah lebih banyak membid’ahkan, sebagai ciri dari organisasi puritanisme.

Titik Temu Muhammadiyah dan NU

Tapi dalam perkembangannya kedua organisasi ini lebih banyak menemukan titik temu, keduanya mengembangkan orientasi dakwah kultural. Muhammadiyah sudah mulai terbuka dan mengakomodasi budaya-budaya yang ada di indonesia. Sebaliknya NU sudah banyak kadernya yang punya pemikiran yang sangat modern. Bahkan disinyalir sebagai punya generasi yang agak liberal dalam memahami Islam. 

Kedua organisasi ini disimbolkan sebagai organisasi yang moderat, yang toleran, yang tasamuh, dan masuk dalam kategori sebagai islam yang ramah. Itu karena elit elit kedua organisasi sangat dikenal punya wawasan keagamaan yang moderat dan punya pemahaman nilai nilai keindonesiaan yang mendalam.

Secara personal indonesia sangat beruntung karena masih banyak memiliki tokoh-tokoh yang dianggap punya pemikiran yang moderat dan wawasan keislaman yang sangat luas, inilah yang menjadi penyanggah eksistensi islam yang ramah di indonesia, Islam yang mengedepankan kedamaian, persatuan, tidak fanatik buta, dan sangat toleran, menghagai pluralisme.

Baca Juga  The Invisible Hand di Era Pandemi COVID-19

Kita sangat menghargai keberadaan kedua organisasi Islam ini maupun pemikir pemikir yang secara personal punya kans yang besar dalam mempertahankan Islam yang ramah.

***

Kedua model pemahaman keislaman ini, yakni Islam marah dan Islam ramah keduanya menyampaikan dakwah islam dalam versi pemahaman yang berbeda. Dan masing masing punya lahan dakwah.

Disatu sisi Islam model pertama mencoba menerjemahkan islam secara kaku dan kurang menghargai budaya budaya lokal atau lokal wisdom yang sudah mengakar sejak lama. Pemahaman islam yang coba dikembangkan tidak memperhatikan islam sebagai paham yang universal yang butuh pemahaman yang dinamis dari zaman ke zaman.

Di sisi yang lain model yang kedua adalah Islam ramah. Inilah model keislaman yang mengedepankan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Lebih mengedepankan akhlak dalam menjalankan misi dakwah, sangat toleran dengan penganut agama agama yang lain. Tidak mudah menyalahkan atau mengkafirkan kepada aliran yang tidak sepaham, sangat menghargai pluralitas dan multikulturalisme.

Editor: Nabhan

Avatar
41 posts

About author
Kepala Madrasah Aliyah Nuhiyah Pambusuang, Sulawesi Barat.
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds