Perspektif

Mengenal Yahudi, Bani Israil, Israel, dan Palestina

3 Mins read

Israel dan Palestina adalah dua negara yang tidak pernah damai. Mereka sibuk perang dan kita sibuk membantu dan mendamaikan. Ada apa sih di antara mereka?

Yahudi, Bani Israil, dan Israel

Yahudi adalah nama agamanya, dan Bani Israil adalah nama kaumnya. Yahudi adalah nama sekolompok bagi pengikut ekstrem Nabi Musa, yang diutus oleh Allah SWT kepada kaum Bani Israil untuk menyelamatkan mereka dari kekejaman Firaun Mesir, serta mengajak mereka untuk bertauhid kepada Allah.

Yahudi adalah kaum tertindas di Mesir ketika itu. Dalam perjalanannya, Bangsa Yahudi menjalani eksodus atau perpindahan besar-besaran. Penyebabnya, mereka diusir dari sejumlah tempat yang mereka diami lantaran perangainya yang buruk.

Yahudi adalah keturunan Yahudza, salah satu anak nabi Ya’kub. Namun, ada pula yang mengaitkannya dengan kata Al-Haud (Arab) atau Hada (dalam bahasa Ibrani, yang berarti tobat atau kembali, sebagaimana ucapan Nabi Musa AS kepada Tuhannya, Inna hudnaa ilaika, (Sesungguhnya kami kembali [tertobat] kepada-Mu). (QS Al-A’raf : 156).

Dalam Tafsir Al-Fatihah ayat 7, disebutkan bangsa Yahudi adalah bangsa yang sesat. Qs. Al-Jumah ayat 6-7 Allah memerintahkan agar umat Islam bermubahalah terhadap orang Yahudi. Tetapi Allah memastikan bahwa mereka pasti akan menolak karena dosa-dosa mereka. Demikian pula Qs.Albaqarah 94-96.

Israil adalah kalimat yang terdiri dari dua kata, Isra yang artinya hamba atau teman dekat, dan el artinya Tuhan. Dengan demikian Israel artinya hamba Tuhan atau teman dekat Tuhan. Israil adalah julukan yang diberikan kepada Nabi Ya’kub.

Dalam kitab Tasir ibnu Katsier disebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud At-Tayalisi:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنِ بَهْرَامٍ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوشب، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ قَالَ: حَضَرَتْ عِصَابَةٌ مِنَ الْيَهُودِ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ: “هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ إِسْرَائِيلَ يَعْقُوبُ؟ “. قَالُوا: اللَّهُمَّ نَعَمْ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “اللَّهُمَّ اشْهَدْ “

Baca Juga  Inti Konflik Palestina Israel adalah Penjajahan

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid ibnu Bahram, dari Syahr ibnu Hausyab yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadanya Abdullah ibnu Abbas yang menceritakan hadis berikut: Segolongan orang-orang Yahudi datang menghadap kepada Nabi Saw., lalu Nabi Saw. berkata kepada mereka, “Tahukah kalian bahwa Israil adalah Ya’qub?” Mereka menjawab, “Ya Allah, memang benar.” Nabi Saw. berkata, “Ya Allah, saksikanlah.”

Bani Israil adalah keturunan nabi Ya’kub. Nabi Ya’kub disebut demikian karena Nabi Ya’kub sering kali melakukan perjalanan di malam hari.

Nabi Ya’kub As memiliki dua belas anak yang Allah sebut mereka dengan sebutan asbat (keturunan Ya’qub) dalam Alquran. Kedua belas anak itu masing-masing  bernama Yahudza bin Ya’kub, Ruben, Simeon, Lewi Yehuda, Isakhar, Zebulon, Yusuf AS, Benyamin, Dan, Naftali, Gad, dan Asyer. Meraka semua itu sampai anak turunnya disebut Bani Israil. Dinamakan Bani Israil karena mereka merupakan keturunan dari nenek moyang mereka yang bernama Israil (Ya’kub AS).

Negara Palestina

Kata “Palestina” berasal dari bahasa Yunani “Philistia”. Nama ini diberikan oleh penulis Yunani untuk menyebut tanah Orang Filistin. Pada abad ke-12 SM, mereka tinggal di sebagian kecil tanah di pantai selatan antara Tel Aviv-Yafo dan Gaza modern. Nama itu kemudian dipakai kembali oleh orang Romawi pada abad ke-2 SM dengan sebutan “Syria Palaestina”, untuk menunjukkan bagian selatan dari provinsi Syria.

Liga Bangsa-Bangsa lantas mengeluarkan mandat kepada Inggris untuk mengontrol secara administratif di kawasan Palestina, termasuk ketentuan mendirikan tanah air nasional Yahudi di Palestina dan mulai berlaku pada 1923.

Sejak Kekaisaran Ottoman runtuh dalam Perang Dunia I sampai tahun 1948, kata “Palestina” dipakai untuk mengacu pada wilayah geografis di antara Laut Mediterania dan Sungai Jordan. Sementara orang Arab telah menyebut wilayah ini dengan Palestina sejak awal abad ke-20, demikian tulis laman History.com.

Baca Juga  Wen Hui Bao dan Pilihan Politik Institusi Media Massa

Pemerintahan Inggris di Palestina, tepatnya di tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengusulkan rencana untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua bagian, yakni sebagai negara Yahudi merdeka dan sebagai negara Arab merdeka. Sementara Kota Yerusalem, yang sama-sama diklaim oleh orang Yahudi dan Arab Palestina, akan dijadikan wilayah internasional dengan status khusus.

Kejadian itu menyebabkan Perang Arab-Israel pada tahun 1948. Ketika perang berakhir, Israel sudah menguasai sebagian besar wilayah bekas kekuasaan Inggris, termasuk menguasai sebagian besar wilayah Yerusalem. Sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Gaza.

Pada 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk dengan tujuan untuk mendirikan negara Arab Palestina di atas tanah yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris,dan untuk membubarkan negara Israel. Namun, PLO mengubah arah perjuanganya. PLO menerima hak Israel untuk berdiri sebagai negara di tanah sengketa tersebut, dengan imbalan pengakuan formal oleh Israel untuk Palestina sebagai negara berdaulat.

Pada tahun 1967 terjadi peperangan antara Israil dan Suriah. Rusia memberi informasi intelejen yang bersifat hoaks. Informasi ini menggerakkan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser untuk mengirim pasukan ke Semenanjung Sinai. Perang itu berakhir pada 10 Juni, yang dikenal sebagai Perang Enam Hari. Kemenangan berada di pihak Israel. Hasil dari Perang Arab-Israel 1967 menyebabkan ketegangan dan konflik bersenjata yang berkelanjutan antara Israel dan tetangganya sampai sekarang.

Israel, Negara Tanpa Wilayah

Sekarang, kata Israel adalah nama negara bangsa Yahudi di Timur Tengah. Israel sendiri adalah negara yang mengklaim tanah Palestina sebagai wilayahnya. Di negara ini, penduduk beragama Yahudi mendominasi populasi.

Pada tanggal 15 Mei 1947, PBB membentuk Komite Khusus untuk Palestina (UNSCOP). Komite tersebut terdiri dari 11 negara. Mereka melakukan sidang dan kunjungan ke Palestina untuk melakukan investigasi. Dari hasil investigasi itu, UNSCOP merekomendasikan kepada Sidang Umum PBB tentang skema pembagian wilayah Palestina dalam masa transisi. Palestina terbagi menjadi dua yaitu: negara Arab merdeka (11.000 km persegi) dan negara Arab Yahudi (15.000 km persegi).

Baca Juga  Menata Ulang Program Studi Keagamaan, Mulai dari Mana?

Setahun kemudian, Israel berdiri pada 14 Mei 1948.  David Ben-Gurion (Komunitas Yahudi di Palestina), mendeklarasikan berdirinya negara Israel. Ben-Gurion mendeklarasikannya di hadapan 250 orang undangan di Museum Tel Aviv. Ben-Gurion juga tidak menyebutkan batas-batas negara Israel.  Disebutkan, pendiri Israel tidak menyebut batas negara itu karena negara-negara Arab di sekitarnya tidak akan menyetujuinya.

Israel adalah sebuah negara di Timur Tengah yang dipaksakan keberadaannya oleh Inggris dan Amerika untuk memberi wilayah kepada bangsa Yahudi. Yahudi sendiri sejak dahulu adalah bangsa yang dikucilkan bangsa karena suka usil dan onar. Mereka mengakui sebagai bangsa pilihan Tuhan, berpikiran cerdas, tetapi kikir dan licik.

Editor: Nabhan

Avatar
77 posts

About author
Majelis Pustaka PCM Semin
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds