Report

Iuran Anggota, Upaya Mewujudkan Dana Abadi Muhammadiyah

3 Mins read

IBTimes.ID – Sebelum Muktamar ke-48, pada 17 November 2022, Majelis Ekonomi & Kewirausahaan PP Muhammadiyah menggelar Muhammadiyah Business and Invesment Forum di Solo. Forum tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, dan beberapa menteri seperti Muhadjir Effendy, Sandiaga Uno, Erick Thohir, dan Ketua Umum Kadin Arsyad Rasyid.

Forum tersebut menyoroti potensi iuran anggota Muhammadiyah yang sedemikian besar. Anwar Abbas, mengutip seorang peneliti dari Jerman, menyebut bahwa jumlah anggota Muhammadiyah ada 65 juta. Dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, setiap anggota Muhammadiyah wajib membayar iuran 10 ribu perbulan.

Jika yang membayar iuran hanya 10 juta saja, maka per tahun mereka membayar 120 ribu. Maka 10 juta anggota Muhammadiyah dalam satu tahun bisa menghasilkan 1,2 triliun rupiah. Potensi yang dihasilkan dalam jangka waktu 10 tahun mencapai lebih dari 12 triliun. Belum lagi jika ditambah dengan iuran sukarela.

Dalam peringatan Milad Muhammadiyah ke-103 tahun 2015, PP Muhammadiyah telah meluncurkan “Gerakan Iuran Anggota”. Gerakan tersebut dicanangkan untuk memperkuat kemandirian Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sebuah artikel di Suara Muhammadiyah menyebut bahwa pihaknya berharap iuran anggota yang diperintahkan oleh AD/ART benar-benar terlaksana secara meluas pada periode tersebut. Selain untuk memobilisasi potensi dana anggota, iuran anggota juga sekaligus membangun militansi dari seluruh anggota Muhammadiyah.

“Iuran anggota juga sangat penting. Iuran anggota tentu bukan sekadar unsur jumlah uang dan mobilisasi dana semata. Jika iuran angggota itu mampu digerakkan dan dikumpulkan maka jumlah nominal uang sangat luar biasa. Tetapi, tidak kalah pentingnya ialah nilai makna di balik iuran anggota itu. Dengan iuran anggota tumbuh rasa memiliki dari para anggota Muhammadiyah akan organisasi atau persyarikatannya. Rasa memiliki yang menyatu dalam rasa wajib untuk menghidupkan organisasi atau persyarikatan Muhammadiyah,” tulis Haedar.

Baca Juga  Muhammadiyah Selalu Independen di Tengah Polemik

Sementara itu, dalam pertemuan Muhammadiyah Business and Investment Forum tersebut, dibahas tentang upaya agar Muhammadiyah memiliki investasi yang menggurita di sektor produktif dan strategis. Investasi Muhammadiyah di berbagai sektor ini akan menghasilkan keuntungan yang besar.

Keuntungan yang didapatkan kemudian dapat digunakan untuk membiayai berbagai proyek strategis Muhammadiyah. 12 triliun dalam waktu 10 tahun tentu bukan angka yang kecil. Dana tersebut bisa dikembangkan untuk berbagai kebermanfaatan yang lebih luas, yang selama ini juga telah dipersembahkan Muhammadiyah kepada bangsa dan negara.

Dana abadi adalah dana yang diinvestasikan dalam sebuah usaha, sedangkan laba atas investasi tersebut dapat digunakan untuk keperluan dalam jangka waktu yang panjang.

Jika Muhammadiyah memiliki dana abadi, maka proyek-proyek strategis Muhammadiyah dapat dibiayai dari dana tersebut. Hal ini akan membuat Muhammadiyah semakin berdikari.

Sayangnya, sejauh ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah belum terlalu serius mengawal amanah AD ART untuk mengumpulkan iuran anggota dengan jumlah 10 ribu rupiah per bulan. Padahal, potensi dari iuran tersebut begitu besar, terutama jika digunakan untuk membangun dana abadi.

Untuk mengakselerasi hal tersebut, sebagaimana dibahas di Muhammadiyah Business and Invesment Forum, PP Muhammadiyah perlu membuat lembaga khusus yang menangani iuran anggota sekaligus mengalokasikan dana untuk investasi di sektor produktif dan strategis agar dapat menghasilkan dana abadi.

Dana iuran anggota akan tetap utuh sebagai dana pokok dalam bentuk investasi, tidak digunakan sebagai operasional atau kebutuhan lain. Sementara keuntungan dari investasi tersebut dimanfaatkan untuk mendukung dan membiayai program-program strategis Muhammadiyah, apapun bentuknya. Bisa untuk mendukung cabang ranting, penguatan gerakan internasionalisasi Muhammadiyah, membantu pengembangan sekolah, mendukung kesejahteraan guru, dan lain-lain.

Contoh investasi di sektor strategis dan produktif antara lain carbon trading, renewable energy (nickel and battery), electric vehicle, retail network, dan financial service. Dana iuran anggota tersebut bisa juga diinvestasikan ke dalam perusahaan yang dimiliki oleh beberapa PWM dalam beberapa bidang dan perusahaan-perusahaan yang sedang dan sudah go public. Ada banyak pilihan investasi yang tersedia.

Baca Juga  Buya Syafii, Wajah Islam Demokratis, Toleran, dan Emansipatif

Sebagai contoh, Pemerintah Indonesia membentuk Indonesian Investment Authority yang bertugas untuk mengelola dana abadi dari berabgai macam sumber, terutama keuntungan ekspor dan hasil privatisasi. Dana yang dihasilkan oleh badan tersebut kemudian diinvestasikan ke berbagai macam sektor strategis. Melihat contoh ini, Muhammadiyah sangat layak untuk memiliki dana abadi Muhammadiyah dengan sumber dana dari iuran anggota.

Lembaga di Muhammadiyah yang menangani persoalan tersebut harus menjadi lembaga yang profesional, di mana personalia di dalamnya bekerja secara penuh waktu dan bertanggungjawab dengan target-target yang telah ditentukan. Pengelolaan lembaga ekonomi seperti ini membutuhkan pendekatan yang sedikit berbeda dengan pengelolaan lembaga sosial di internal Muhammadiyah lainnya.

Lembaga baru tersebut akan menggarap dua pilar utama. Yaitu pilar untuk iuran anggota dan pilar untuk pengelolaan investasi. Pilar untuk penggalangan iuran anggota harus mampu menjangkau anggota Muhammadiyah hingga cabang ranting. Sementara pilar investasi cukup terpusat di PP Muhammadiyah dan fokus melakukan eksekusi investasi di sektor strategis.

Jadi, lembaga tersebut memiliki tiga tujuan. Pertama, mengumpulkan dan mengkonsolidasikan iuran anggota Muhammadiyah. Kedua, mengelola dana yang terhimpun sebagai dana abadi yang diinvestasikan ke berbagai sektor strategis dan produktif. Ketiga, menyalurkan hasil investasi untuk mendukung program-program prioritas Muhammadiyah.

Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu kesadaran dari Ketua 13 PP Muhammadiyah untuk mau membentuk lembaga khusus dan menunjuk orang-orang yang profesional dan memiliki komitmen kemuhammadiyahan yang kuat.

Reporter: Yusuf

Avatar
1446 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Anak Ideologis itu Amal Jariyah

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al Hadar menyebut anak ideologis lebih baik daripada anak biologis. Alasannya, karena perjuangan dengan…
Report

Alissa Wahid: Gus Dur Teladan Kesetaraan dan Keadilan

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid memberikan tausiyah pada peringatan Haul Gus Dur ke-15 yang bertempat di Laboratorium Agama UIN…
Report

Alissa Wahid: Empat Faktor Penyebab Meningkatnya Kasus Intoleransi di Indonesia

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid menyampaikan bahwa ada empat faktor utama yang menyebabkan tren peningkatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds