IBTimes.ID – Dewasa ini, dunia internasional masih dilanda berbagai krisis global seperti peperangan dan penjajahan, kerusakan ekologi, eksploitasi alam, perubahan iklim, krisis air, dehumanisasi, korupsi, dan penegakan hukum, penyalahgunaan kekuasaan, kemiskinan, oligarki, tindak ekstremisme kekerasan atas nama negara, agama, etnis, bahkan kekerasan dalam keluarga dan bullying dalam pendidikan.
Para sarjana dan pakar studi Islam perlu merespons aneka permasalahan global tersebut dengan pendekatan yang multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin keilmuan agar berkontribusi pada pada krisis global. Dalam konteks tersebut, Islam in World Perspectives Symposium (IWOS), yang diselenggarakan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan, dapat menjadi wadah pertemuan pemikiran para peneliti, dan sarjana studi Islam untuk menuangkan gagasannya.
Untuk itu, IWOS 2023 mengangkat tema “Humanitarian Islam”, sebuah konsep yang lahir dari tradisi khas Islam, yaitu Islam Rahmatan lil ‘Alamin. Islam yang mengajarkan cinta dan kasih sayang universal. Sehingga memberi kebaikan nyata (solutif) bagi kebahagiaan, kesejahteraan, dan perdamaian umat manusia di muka bumi.
Kegiatan tersebut digelar di Yogyakarta, Kamis (14/12/2023) dengan mendatangkan beberapa narasumber utama seperti Prof. Michael S. Northcott, B.A., M.A., Ph.D (Dosen Indonesian Consortium of Religious Study, Universitas Gadjah Mada, Indonesia), Prof. Dr. Siswanto Masruri, M.A. (Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia), dan Dr. Yoyo, M.A. (Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia).
Kegiatan tahunan ini diawali dengan call for paper dengan tema “Humanitarian Islam: Contribution of Islamic Studies in the Global Crisis”. Ada 40 artikel terpilih yang ditulis oleh mahasiswa dan dosen. Artikel tersebut akan diterbitkan di IWOS International Journal & International Journal of Islamic Studies and Humanities.
Wakil Rektor UAD, Rusydi Umar, Ph.D. yang sekaligus membuka kegiatan tersebut menyebut bahwa simposium digelar karena dunia tengah menyaksikan begitu banyak masalah global yang sudah sampai di tahap yang kritis. Mulai dari perang, eksploitasi dan kerusakan alam, perubahan iklim, krisis air bersih, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kemiskinan, oligarki, kejahatan negara, dan lain-lain.
“Kemanusiaan adalah salah satu prinsip paling penting dalam agama Islam. Dalam Alquran, menegakkan kemanusiaan adalah hal yang penting. Islam adalah rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.
Di sisi lain, imbuhnya, Muhammadiyah telah meluncurkan Muhammadiyah Climate Center (MCC) yang berperan dalam mengkoordinasikan berbagai aksi melawan krisis iklim, menguatkan gerakan, menyediakan riset-riset yang berguna, dan mengadvokasi kebijakan publik supaya lebih ramah lingkungan.
Acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi oleh tiga keynote speaker yang hadir. Prof. Michael menyampaikan tentang relasi agama dan krisis kemanusiaan. Prof. Siswanto menyampaikan tentang isu kemanusiaan Islam di Indonesia. Presentasinya berjudul Islamic Humanitarianism in Indonesia: Equalizing Vision and Optimalizing Potentials & Fund. Sementara speaker terakhir, Dr. Yoyo, menyampaikan tentang krisis kemanusiaan di Timur Tengah, berjudul Humanitarian Issues in the Arab World: Arab World Crisis through Intellectual Perspective.
Reporter: Yusuf