Feature

Jariah

1 Mins read

Oleh: M Husnaini

Jariah adalah istilah untuk suatu perbuatan yang ganjarannya terus mengalir ke kita, sekalipun kita sudah tiada. Jariah berlaku untuk perbuatan yang baik maupun yang buruk. Maksudnya, jika kita melakukan suatu perbuatan yang diikuti oleh banyak orang, balasannya akan mengalir ke kita.

Jika memelopori perbuatan mulia, kita akan terus dialiri pahala. Sebaliknya, jika yang kita tanam adalah tindakan tercela, dosalah yang akan kita tuai kendati sudah berkalang tanah. Dengan demikian, ada istilah jariah dosa, sebagaimana juga kita mengenal jariah pahala. Keduanya ada landasan dalilnya.

Jariah tidak ditentukan jenis dan bentuk perbuatannya. Bukan berarti kalau membangun masjid itu jariah sementara membangun sekolah bukan jariah. Bukan begitu cara berpikirnya. Bahkan, membangun rumah sakit juga bernilai jariah. Yang penting adalah untuk kemaslahatan umat dan dilakukan secara ikhlas.

Demikian pula jika yang kita bangun adalah fasilitas maksiat, misalnya. Sepanjang tempat tersebut masih difungsikan, kita akan terus mendapat kiriman dosa karena kita pelopornya. Benar bahwa kita tidak turut melakukan kemaksiatan itu, namun keberadaannya disebabkan oleh usaha kita.

Baca Juga  IBTimes Membuat Tulisan Saya Dibaca Ribuan Kali
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Feature

Rakernas dan Dinamika Dunia Wakaf

4 Mins read
Jogja, Jumat 1 November 2024. Pukul 05.30 pagi dengan sebuah mobil dari Ringrud Selatan Jogja kami menuju Kartasura. Di perjalanan ikut bergabung…
Feature

Perkuat Toleransi Sejak Dini: Cerita Pesantren Muhammadiyah Terima Kunjungan SMA Kristen

2 Mins read
Kunjungan studi yang dilakukan oleh para siswa Sekolah Kanisius Jakarta ke pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, sejak Rabu, 30/10/2024 sampai Jum’at, 1/11/2024 merupakan sebuah…
Feature

Tasawuf di Muhammadiyah (1): Lahirnya Neo-Sufisme

4 Mins read
Ketika mendiskusikan tasawuf di Muhammadiyah, maka yang dibicarakan adalah tasawuf bentuk baru atau Neo-Sufisme. Muhammadiyah sendiri—dalam hal ini tokoh-tokohnya—tidak menolak sepenuhnya tentang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds