Perspektif

Kegagalan Anak Muda dalam Pandemi Corona

3 Mins read

Akhir-akhir ini dunia dibuat terombang ambing seperti kapal yang diterpa badai dan gelombang. Hal ini disebabkan hanya karena satu virus, yaitu virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Apa itu Covid-19 atau virus corona? Menurut WHO virus corona atau Coronavirus merupakan suatu kelompok virus yang ditemukan pada hewan dan manusia. Beberapa tipe coronavirus menginfeksi manusia dan diketahui menyebabkan penyakit mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius. Seperti sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Pernapasan akut berat (SARS).

Dampak Corona

Dalam hal ini, dampak dari corona virus yang sedang terjadi kini sudah membuat keresahan dalam kehidupan masyarakat dan negara, terutama pada jumlah korban terdampak corona ini. Berdasarkan data real time Worldometers, jumlah kasus terinfeksi virus corona di dunia pada 26 Maret 2020 mencapai lebih dari 480.000 kasus.

Jumlah itu yang meliputi negara-negara besar yang dengan jumlah kasus terbesar yaitu China, Iran, Italia, Korea Selatan dan Spanyol serta beberapa negara lainnya. Virus ini sangat cepat penularannya. Bisa melalui interaksi antar manusia, interaksi manusia terhadap hewan dan bisa melalui benda-benda yang di sentuh oleh manusia itu sendiri. Maka dari itu sangat dibutuhkan kewaspadaan yang intens untuk individu dalam mengurangi aktivitas di luar tempat tinggalnya.

Physical distancing dan kerja dari rumah merupakan salah tindakan preventif yang dinilai dapat meminalisir penularan virus corona. Himbauan tetap berada dalam rumah untuk mengurangi proses penularan dari setiap interaksi yang kadang kita sendiri tidak menyadari itu. Maka, hal yang harus di lakukan adalah harus menyadari bahwa virus ini sangat berbahaya dan dapat mematikan. Akan sulit dibasmi jika tidak mengikuti himbauan yang ada.

Baca Juga  Da'i Rasa Provokator

Kegagalan Anak Muda

Kenapa saya mengatakan kegagalan anak muda?

Jumlah suspect virus Corona (COVID-19) terus bertambah. Saya khawatirkan adalah anak muda yang terkena dampak dari virus ini karena kesalahan ia sendiri dalam menghadapi virus ini.

Sebagian anak muda beranggapan bahwa imunitas tubuh atau kekebalan tubuh mereka lebih kuat daripada para orang yang berumur yang relatif tua. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan anak muda pun mengidap Covid-19 karena pola pergaulan, pola konsumsi makanan, dan lain sebagainya.

Himbauan physical distancing seharusnya membuat anak muda mengindahkan penularan agar tidak terjadi hal yang tidak inginkan dalam situasi dan kondisi saat ini. Maka dari itu physical distancing dimulai dari diri sendiri.

Anak muda perlu memilki kesadaran diri yang tinggi dalam setiap himbauan seperti physical distancing. Mengurangi aktivitas yang tidak penting seperti ngopi di tempat umum dengan teman-teman, nongki-nongki atau kegiatan sehari-hari harus dikurangi untuk menjaga penularan.

Sebab, tidak kita ketahui apakah teman di samping kita memiliki gejala yang tidak mungkin ia ceritakan. Mungkin juga tempat yang dijadikan tongkrongan itu belum disterilisasi karena sebelumnya adanya individu atau kelompok lain pernah tidak sengaja meninggalkan bekas virus di tempat tersebut.

Peran Anak Muda

Hal-hal yang diimbau sekarang memang sangat penting bagi kondisi dan keselamatan banyak orang. Tetapi yang sering kita lihat akhir-akhir ini, dengan jumlah semakin bertambah jumlahnya dalam setiap hari. Pun masih saja kita temui banyak orang yang berkeliaran di jalanan, berkumpul dan beraktivitas seolah itu adalah hal lumrah atau biasa bagi mereka.

Sangat miris, karena penularan virus ini sangat cepat. Kekebalan tubuh mungkin sebagai obat untuk melawan virus tersebut, tapi tidak menutup kemungkinan tertular dan mendapatkan gejala yang merugikan diri sendiri.

Baca Juga  Kalung Anti Virus: Indonesia Anti Kepakaran?

Kita pun harus berpikir, bahwa dengan gegabahnya anak muda dengan kondisi imunitas mereka membuka peluang menjadi penyebar virus dalam keluarga sendiri. Inilah yang harus kita lawan bersama.

Apa yang dianjurkan pemerintah dan Instansi setempat agar kita dapat mengetahui kondisi. Mempertimbangkan mana yang harus kita lakukan dan mana yang harus ditunda. Penularan yang ada salah satunya karena tidak mengikuti apa yang diperintahkan oleh pihak-pihak dan otoritas yang bersangkutan.

Anak muda pun perlu memberikan edukasi yang cukup kepada yang masyarakat yang tidak memiliki akses informasi. Juga memberikan pemahaman tentang hal yang terjadi hari ini dan dampak untuk masa depan kita semua.

Langkah yang Perlu Diambil

Dengan jumlah kasus maupun korban jiwa terus meningkat, hal ini semestinya menyadarkan kita. Kita pun diminta untuk jangan berfokus dengan dalih bisa sembuh dari virus ini, tapi harus lebih kepada pencegahan agar tidak tertular.

Disisi lain, pola hidup sehat dan pola pergaulan yang teratur serta terjaga dapat menjadi untuk tetap dalam kondisi yang mana bisa memicu penularan pun berkurang.

Dalam kondisi seperti ini, diharapkan anak muda turut andil untuk menjaga dan mentralisir kepanikan di tubuh masyarakat, seperti memberikan informasi yang aktual tentang perkembangan penanganan Covid-19 ini oleh tim medis. Jangan sampai anak muda malah mengambil kesempatan untuk memproduksi informasi yang membuat gaduh.

Inilah yang harus kita hindari bersama demi cepat dan tanggap dalam penanganan serta informasi aktual lainnya. Sehingga apa yang kita inginkan dalam kondisi seperti ini terfasilitasi dengan baik oleh dan dari diri kita sendiri.

Jangan sampai anak muda kini dicap maupun dilabeli sebagai generasi gagal dalam kondisi negara seperti saat ini. Jangan pula mengambil langkah buruk untuk memperkeruh keadaan yang ada saat ini. Itu harapan saya kepada teman-teman, anak muda sekalian.

Baca Juga  Gerakan Karantina Mandiri, Mungkinkah Jadi Solusi?

Kita sama-sama menginginkan kasus Covid-19 ini cepat selesai dan teratasi dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti apa yang dianjurkan. Indonesia sehat kalau pemudanya sehat.

Editor: Nabhan

Avatar
4 posts

About author
Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM Karawaci & Wakil Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Manajemen ITB Ahmad Dahlan
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds