Setiap pilihan memiliki investasi, konsekuensi, dan risiko tertentu. Tidak ada satupun pilihan yang tidak memiliki investasi, risiko, dan konsekuensi. Ketika kita memilih untuk menuju ke surga, pasti kita akan berusaha sekuat tenaga menuju surga tersebut. Menginvestasikan apapun yang kita punya di dunia untuk merengkuh surga yang kita idamkan.
Surga: Investasi, Konsekuensi, dan Risiko
Investasi adalah sesuatu yang harus kita keluarkan dan lakukan untuk memulai suatu pilihan. Adapun konsekuensi yang dimaksud disini adalah sesuatu yang akan datang kepada kita saat memutuskan suatu pilihan. Sedangkan risiko adalah sesuatu yang akan datang setelah kita menentukan sebuah pilihan atau saat kita melakukan sebuah pilihan.
Ketika kita memilih untuk menuju ke surganya Allah, maka kita harus taat kepadanya dan risikonya kita akan mendapatkan surganya. Namun, bila kita tidak menaatinya maka risikonya adalah neraka yang telah menanti. Sama halnya tatkala seseorang ingin mendapatkan juara satu di kelas, belajar adalah investasinya dan juara satu adalah resikonya. Sebaliknya, jika ia tak belajar maka risikonya adalah ia tak akan mendapatkan apapun,
Investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu material-investment dan spiritual-investment. Hal ini dapat dilihat jelas dalam firman-Nya berikut:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. at-Taubah: 111).
Dalam surat Shaff juga disebutkan:
تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. ash-Shaff: 10-11).
Investasi Material dan Spiritual
Allah memfirmankan bahwa untuk merengkuh surga-Nya, terdapat risiko dan konsekuensi. Salah satunya adalah berjihad di jalan-Nya. Adapun investasi yang dibutuhkan, terdiri dari dua hal, yaitu: material-investment (Al-Amwaal) atau harta benda dan spiritual-investment (Al-Anfus) atau jiwa raga.
Material-investment adalah segala sesuatu yang kita keluarkan dan tidak terkait dengan jiwa raga, misalnya uang, kendaraan, barang kesukaan, tempat tinggal, dan yang lainnya. Sedangkan spiritual-investment adalah sesuatu yang berkaitan dengan jiwa raga kita seperti waktu, tenaga, keahlian, pemikiran, nyawa, dan sebagainya.
Ketika kita menentukkan pilihan untuk merengkuh surga Allah, maka sudah semestinya kita berusaha untuk menginvestasikan setiap waktu, tenaga, harta, diri, keluarga, bahkan nyawa di jalan Allah. Di samping itu kita mesti menjalani segala konsekuensinya dengan penuh kesadaran, ketaatan, dan keikhlasan.
Selain itu, kita juga harus selalu menghormati kedua orang tua kita, menyayangi anak-anak kita, istri kita, suami kita sebagaimana kita sangat memedulikan sesama. Kita juga dituntut untuk tidak bosan menolak segala bentuk kemaksiatan serta menajuhi seluruh larangan-Nya.
Kuat terhadap Beragam Cobaan
Kita juga harus mengetahui segala risiko yang akan kita terima tatkala menempatkan diri di jalan Allah. Bahwa malapetaka, kengerian, dan goncangan-goncangan akan selalu menyertai kita. Orang-orang yang sinis akan selalu mengolok-olok kita, bahkan kematian ataupun penyiksaan akan ditemui dalam perjuangan di jalan kebenaran ini, sebagaimana firman Allah Swt. berikut:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. al-Baqarah [2]: 214).
Ketika kita enggan mengeluarkan investasi untuk hal yang kita pilih, tidak mau menanggung konsekuensi, dan menerima risikonya, maka tanyakanlah pada diri sendiri apakah kita layak menuju surganya? Memilih surganya tanpa mengeluarkan investasi sedikitpun? Apabila demikian, kelayakan diri kitapun dipertanyakan.
Dengan demikian dapat kita ketahu bahwa semakin banyak pilihan hidup yang kita ambil maka akan semakin banyak investasi yang harus kita keluarkan. Begitupun dengan konsekuensinya yang banyak mesti kita tanggung dan risiko yang kelak menannti. Karena, sebuah pilihan tak cukup perkataan saja, namun juga membutuhkan investasi, konsekuensi, dan risiko.
Editor: Nirwansyah