Dewasa ini banyak anak muda berlomba-lomba dalam menghafal Quran hingga menjadi hafizh Quran. Beberapa dari mereka ada yang memilih untuk mondok mulai dari tingkat SD, SMP, maupun SMA. Dan tidak jarang juga pada tingkatan perguruan tinggi. Para kalangan mahasiswa lebih memilih untuk kuliah dengan menetap di suatu pondok atau asrama guna menghafal Quran.
Artikel ini didasarkan pada motivasi diri bagi penulis untuk menghafal Quran dan semoga menjadi motivasi juga bagi pembaca sekalian. Karena menghafal Quran telah menjadi “brand” pada lembaga pendidikan, khususnya pesantren.
Keutamaan Quran
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِر
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17).
Berdasarkan firman Allah tersebut kita ketahui bahwa Allah menjadikan Quran sebuah kitab yang mudah untuk dipelajari dan dihafalkan. Kemudahan ini dapat kita lihat dari banyaknya hafizh Quran pada masa ini. Dan yang lebih mengherankan banyak dari mereka bukan berasal dari kalangan bangsa arab maupun muslim.
Serta Quran ialah satu-satunya kitab yang mampu untuk dihafal bagi semua kalangan manusia tanpa terlewatkan satu huruf pun. Inilah salah satu bukti istimewanya Quran. Dan Quran adalah satu-satunya kitab yang tetap terjaga kemurniannya. Karena langsung dijaga oleh Allah yang Maha Agung sebagaimana firman-Nya,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُون
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al-Hijr: 9)
Salah satu hadis marfu’ yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas R.A, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak ada sedikitpun dari Quran, maka ia seperti rumah yang roboh” (HR. Tirmidzi).
Penghormatan pada Penghafal Quran
Rasulullah sangat menghormati orang-orang yang menghafal Quran dan mengajarkannya. Rasulullah juga menempatkan mereka pada kedudukan tersendiri dan melebihkannya dari pada yang lain.
Dalam hadis riwayat dari Abu Buraidah R.A, Rasulullah bersabda, “Siapa yang menghafal Quran, mempelajarinya dan mengamalkan isinya, maka di hari kiamat ia diberi mahkota dari cahaya, yang sinarnya seperti sinar matahari. Dan kedua orang tuanya diberi dua lembar pakaian yang tidak mampu dikenakan di dunia, kedua orang tuanya bertanya, ‘Mengapa kami diberi pakaian ini?’ Ada yang menjawab, ‘Karena anakmu yang membaca Quran.” (HR. al-Hakim).
Dari dua riwayat di atas, sungguh mulianya mereka para penghafal Quran. Kemuliaan itu tidak hanya menyertainya, tapi juga menyertai orang-orang yang ada di sekitar mereka. Seorang anak yang menghafal Quran akan memberikan kemuliaan kepada orang tuanya, pasangannya, dan juga anak-anaknya.
Kemuliaan tidak hanya diberikan di dunia, tapi juga di akhirat. Di dunia dapat kita lihat dari perlakuan nabi dan para sahabat yang mendahulukan pengurusan jenazah para hafizh Quran dari pada yang lain. Kita bisa melihat dalam perlakuan Nabi terhadap para syuhada Perang Uhud.
Pada saat di akhirat ketika hendak masuk ke dalam surga, dikatakan dalam suatu riwayat bahwa hafizh Quran akan mampu masuk surga lewat pintu manapun dan ia merupakan golongan hamba yang saat dirindukan kedatangannya. Mereka akan masuk dan menempati derajat yang tinggi sesuai dengan banyaknya hafalan yang mereka miliki.
Siapa Sahabat Penghafal Quran?
Masya Allah, satu ungkapan yang sangat mengharukan apabila kita mengetahui dari keutamaan-keutamaan di atas. Lantas dari keterangan di atas muncul suatu pikiran, siapa saja dari golongan sahabat yang hafal Quran?
Salah satu dari nama-nama sahabat yang hafal Quran ialah Zaid bin Tsabit. Zaid merupakan salah satu sahabat sekaligus penulis wahyu dan surat-surat nabi. Hal tersebut dikarenakan Zaid memiliki kemampuan daya ingat yang tinggi.
Pada zaman khalifah Abu Bakar dan Umar, Zaid adalah salah seorang yang diamanahkan untuk mengumpulkan dan menuliskan Quran. Dan barulah pada masa Utsman, Quran berhasil dibukukan dalam satu mushaf yang diberi nama Mushaf Utsmani.
Manfaat Menghafal Quran
Dari keutamaan-keutamaan tersebut banyak sekali manfat-manfaat yang akan diperoleh bagi para penghafal Quran, baik manfaat tersebut akan mereka dapatkan di dunia maupun di akhirat kelak. Di antara manfaatnya ialah,
Kecerdasan dan Derajat yang Tinggi
Pertama, proses menghafal Quran akan meningkatkan kecerdasan, baik kecerdasan spiritual maupun intelektual. Melalui kecerdasan spiritual, anak akan sadar akan potensi-potensi yang dimilkinya dan berkeinginan untuk terus menggali dan mengembangkan potensi yang telah mereka miliki. Anak akan mampu untuk beradaptasi, mempunyai visi dan misi dalam hidup, enggan melakukan hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan kerugian baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Dalam segi kecerdasan intelektual, anak akan terlatih untuk mengingat tentang apa yang dibaca dan dihafal. Dengan proses menghafal yang dilakukan secara kontinyu, maka ia akan melatih anak untuk mengoptimalkan otak bagian kanannya. Dengan begitu apabila seorang anak dengan mudah mampu menghafal Quran, maka kemungkinan anak juga akan mudah untuk menghafalkan ilmu-ilmu yang lain.
Kedua, para hafizh Quran telah dijanjikan oleh Allah derajat yang tinggi di sisi-Nya dan fasilitas istimewa yakni, terkabulnya do’a dan segala keinginannya. Tidak perlu berpikir telalu jauh, kita dapat melihat fasilitas-fasilitas sederhana yang bisa didapatkan oleh para hafizh seperti, beasiswa kampus.
Di zaman sekarang ini, banyak kampus-kampus baik swasta maupun negeri memberikan beasiswa bagi para mahasiswanya yang mempunyai hafalan al-Qur’an. Dan kemudahan lainnya yang dapat kita lihat, kampus-kampus tersebut juga membuka seleksi bagi calon mahasiswanya melalui jalur hafalan.
Keberkahan dan Ketenangan
Ketiga, para hafizh Quran dijanjikan oleh Allah keberkahan dan kebaikan dalam kehidupannya baik dunia maupun akhirat. Sebagaimana hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang artinya, “Sebaik-baik diantara kalian adalah mereka yang mempelajari al-Qur’an dan mengamalkannya”.
Keempat, para hafizh Quran tidak pernah kering lisannya dan tidak pernah kosong pikirannya karena mereka senantiasa mengulang-ulang hafalan al-Qur’an. Sehingga hal tersebut akan berdampak pada ketenangan jiwa yang akan ia rasakan secara otomatis. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Isra’ ayat 82 yang artinya, “Dan kami turunkan dari al-Qur’an yang menjadi suatu penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan al-Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim melainkan kerugian”.
***
Sungguh setelah membaca tulisan ini, hendaknya menjadi motivasi yang luar biasa bagi kita untuk berjuang dalam menghafal Quran. Bukan menghafal Quran karena ingin mengikuti trend “hijrah” yang sedang berkembang saat ini. Namun, menghafal Quran karena ingin selalu dekat dengan Allah dan untuk meraih ridho-Nya.
Tentulah dalam proses menghafal Quran dibutuhkan usaha dan kesabaran yang luar bisa. Dengan kesabaran yang luar biasa, insya Allah akan Allah hadiahkan kepada kita kecerdasan dan kemudahan dalam menghafal. Selain itu, kita harus senantiasa istiqomah meluangkan waktu untuk belajar Quran. Hingga keistiqomahan kita menjadikan kita sebagai ahl al-Qur’an yang “everytime with al-Qur’an not anytime with al-Qur’an”.
Jadikan Quran sebagai salah satu jalan untuk mewujudkan impian kita. Wallahu a’lam bissawab.
Editor : Shidqi Mukhtasor