IBTimes.ID – Malam itu, suasana Jakarta Selatan dipenuhi nada dan empati. Di tengah panggung konser amal bertajuk 100 Musisi Heal Sumatera Charity Concert, musik menjelma menjadi jembatan kepedulian bagi warga yang terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Gagasan yang diinisiasi oleh Kadri Mohamad, Irma Hutabarat, dan Tompi itu berbuah nyata. Hingga penutupan konser pada Selasa malam, dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp17,1 miliar. Angka tersebut menjadi simbol kuatnya solidaritas publik ketika seni dan kemanusiaan berjalan beriringan.
Kadri Mohamad menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para musisi yang terlibat, para donatur, serta penonton yang hadir dan mendukung jalannya konser.
Menurutnya, keberhasilan acara ini tidak lepas dari kekuatan kolektif seluruh pihak yang terlibat.
“Terima kasih untuk penonton dan band-band yang tampil. Konser ini tidak mungkin terlaksana tanpa kekuatan, keteguhan, dan kehebatan mereka,” ujar Kadri dikutip dari Antara pada Kamis (18/12).
Ia juga mengapresiasi pihak-pihak yang menyediakan modal awal sehingga konser amal tersebut dapat terselenggara dengan baik.
Sementara itu, Irma Hutabarat menilai kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama suksesnya penggalangan dana. Musisi, masyarakat, dan pemerintah, kata dia, bergerak bersama dalam satu tujuan kemanusiaan.
Konser yang digelar di kawasan Bintaro dan Kemang itu pun menjadi ruang pertemuan antara kepedulian publik dan dukungan negara.
Ia secara khusus menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Ekonomi Kreatif dan Kementerian Kebudayaan yang sejak awal memberikan dukungan penuh terhadap gerakan ini.
“Ini contoh kerja sama yang baik antara musisi dan pemerintah. Dukungan sejak awal sangat berarti bagi keberlangsungan konser amal ini,” tutur Irma.
100 Musisi Heal Sumatera Charity Concert memang dirancang sebagai upaya kolektif untuk meringankan beban warga yang terdampak bencana alam di sejumlah wilayah Sumatera pada akhir November 2025.
Selain para musisi, gerakan ini melibatkan berbagai komunitas dan institusi yang turut menyatukan energi dan sumber daya.
Deretan pihak yang berpartisipasi antara lain Ikatan Alumni Universitas Indonesia, BP BUMN, Kementerian Ekonomi Kreatif, Kementerian Kebudayaan, Miyara Sumatera, Swara, VISI, DSS Music, British School Jakarta, Yayasan Matauli, Palang Merah Indonesia (PMI), serta para relawan dari berbagai daerah.
Lewat konser ini, musik tidak hanya hadir sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bahasa empati. Menguatkan mereka yang terdampak, sekaligus mengingatkan bahwa di tengah bencana, harapan dapat tumbuh dari kepedulian bersama.
(MS)

