IBTimes.ID – Meski sudah 3 tahun gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah berlalu, namun Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) hingga kini masih melaksanakan program pendampingan bagi para korban gempa di Palu, Donggala, dan sekitarnya.
Micro Entrerprenuer Program (MEP) adalah salah satu program pasca bencana yang dijalankan sudah hampir 3 tahun oleh (MDMC) bersama Solidar Suisse, sebuah LSM asal Swiss. Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup para korban gempa bumi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah yang terjadi 2018 lalu.
Dilansir dari Muhammadiyah.or.id, Desa Meli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala menjadi salah satu sasaran program MEP. Komoditas utama masyarakat di desa tersebut adalah kopra.
Tofin, salah satu fasilitator masyarakat program MEP di Desa Meli mengungkapkan setelah melakukan assement, dia menemukan para petani kopra di desa itu belum dapat mengoptimalkan produksi. Tofin merasa kondisi ini menjadi tantangan baginya.
Pihaknya kemudian mempelajari dan menganalisa agar hasil produksi kopra petani di sana bisa memiliki nilai jual tinggi. Ia kemudian memilih kopra putih dan memproduksinya dengan sistem green house. Menurutnya, hal tersebut dapat menekan kemungkinan gagal produksi.
“Kami kemudian kumpulkan petani kopra di tempat tersebut dan mulai terbentuk pengurus lima orang. Kami bareng-bareng melakukan proses produksi menggunakan cara baru,” ujarnya.
Salah satu pengurus kelompok tersebut adalah Rosni. Rosni mengaku beruntung karena dapat menjadi bagian dari program pemberdayaan Muhammadiyah. Semenjak adanya pendampingan, produksinya semakin bagus dan harga jual semakin tinggi. Ia juga diajak belajar ke tempat lain agar kopra yang ia produksi bisa memasuki pasar ekspor.
“Saat ini kami mampu memproduksi 2 ton setiap bulan,” ujar Rosni sebagaimana dilansir dari laman resmi Muhammadiyah.
Sementara itu, Yockie Asmoro selaku National Program Coordinator MEP mengatakan program ini juga menyasar pada manajemen organisasi kelompok, manajemen keuangan, peningkatan produksi dan juga pemasaran. Ia berharap setelah program selesai, kelompok yang sudah dibentuk terus mandiri dan berkembang.
Program MEP, imbuhnya, sudah berjalan 2 tahap. Yaitu MEP 1 yang berlangsung dari 1 Juli 2019 hingga 30 September 2020 dan MEP 2 yang dimulai dari 1 Juli 2020 hingga sekarang.
Ada 13 desa dampingan di program MEP. Yaitu Oti, Alindau, Labean, Meli, Lombonga, Walandano, Palau, Pomolulu, Malei, Rano, Kamonji, Ketong dan Manimbaya di Kabupaten Donggala.
Reporter: Yusuf