Perspektif

Lazismu dan FKUI Berantas Scabies di Pondok Pesantren

2 Mins read

IBTimes.id — Pola hidup sehat di pondok pesantren (ponpes) dianggap masih belum memerhatikan lingkungan yang sehat dan bersih. Anggapan ini benar adanya, saat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Lazismu melakukan pengobatan scabies kepada para santri pondok pesantren di Jakarta pertengahan Juni tahun 2019 silam.

Temuan tersebut menjadi tindak lanjut kolaborasi Lazismu dan FKUI dalam program kesehatan bertajuk “Pesantren Bebas Skabies”. Ikhtiar berkelanjutan program kesehatan ini diwujudkan dalam Pelatihan dan Penyuluhan tentang Pelatihan Calon Kader Kulit Sehat dan Ujicoba Aplikasi Deskab, yang berlangsung di Gedung Pusat Pengembangan Islam Bogor (PPIB), Bogor, Jawa Barat (18/2/2020).

Pelatihan dan penyuluhan pesantren bebas scabies diiukuti oleh 14 pesantren dan panti asuhan di Jabodetabek plus Cianjur yang terdiri dari pesantren Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan Persatuan Islam (Persis). Pengenalan penyakit scabies kepada santri dan pengasuh ponpes adalah nilai tambah kegiatan ini tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Acara yang dipandu dokter Ajeng tersebut dihadiri oleh pembicara dari FKUI yaitu Dr. dr. Sandra Widaty, SpKK(K) Prof. dr. Kusmarinah Baramono, SpKK (K), PhD, dr. Dewi Feriska, MKK, dan Dr. dr. Aria Kekalih, MTI. Hadir dalam acara itu Dr. H. Maskuri, M.Ed dari Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah (LP3M), Barry Aditya selaku Badan Pengurus Lazismu dan  dr. Fitri dari Puskesmas Kedung Badak Bogor.

Sandra Widaty, mengatakan, gejala scabies bisa ditemukan pada santri ponpes. Karena penyakit kulit maka dia harus dikenali oleh para santri dan pengasuh ponpes. “Dengan mendeteksi di sekitar kulit, penyakit scabies perlu penanganan yang intensif,” katanya.

Sandra melanjutkan, pengasuh ponpes dan para santri ini juga dikenalkan dengan materi tentang pengenalan scabies dan cara pencegahannya. Menurutnya, sebelum acara pelatihan dan penyuluhan berlangsung para peserta diharapkan dapat mengisi lembar pretest dan postest untuk mengukur sejauh mana para peserta mengetahui penyakit skabies ini.    

Baca Juga  Mereka Tetaplah Guru, Bukan Penjahat Kriminal

Sementara itu, Maskuri mengatakan, acara dan program ini layak diapresiasi. Kegiatan ini bagian dari upaya pengembangan pesantren karena di Muhammadiyah sendiri ada sekitar empat ratusan pesantren. “Persoalan kesehatan memang menjadi perhatian serius, dan LP3M juga bekerjasama dengan MPKU PP Muhammadiyah untuk masalah ini,” tegas Maskuri seraya menekankan pentingnya keberlanjutan program ini.

Dalam kesempatan itu, Badan Pengurus Lazismu, Barry Aditya, mengatakan, ini adalah program berkelanjutan antara FKUI dan Lazismu. Lazismu berharap ponpes mendapat informasi yang benar tentang penyakit scabies ini. Tidak hanya dari Muhammadiyah, kawan-kawan dari ponpes lain seperti NU dan Persis diundang agar ponpes menjadi bagian upaya mengembangkan pesantren dari pola hidup sehat dan bersih.

Lazismu berharap program kesehatan ini akan dapat dilaksanakan di daerah yang lain setelah pelatihan dan penyuluhan yang digelar hari ini. “Jadi perlu ada keberlanjutannya yang dapat drasakan manfaatnya oleh ponpes yang lain,” jelasnya.

Salah seorang santriwati dari ponpes Nurul Iman, Bogor, Ratih Wahayu Ningrum, mengaku sangat senang mengikuti acara ini. Selama ini Ratih belum mengalami gejala scabies seperti yang diterangkan oleh pembicara. “Ini pengalaman menarik yang nanti bisa diinformasikan ke teman-temannya,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Noval Arvan Nur Sidik dari Ponpes Persis 112 Bogor. Acaranya seru banget. Sangat bermanfaat buat saya dan kawan-kawan. “Mendengar penjelasan dari para dokter ternyata gejala scabies bisa dideteksi sejak dini,” terangnya.

Apalagi dengan perkembangan teknologi, scabies bisa dideteksi melalui aplikasi Deskab yang memberikan banyak informasi berharga. Noval berkeinginan setelah mengikuti acara ini, pengetahuan yang diperolehnya bisa disampaikan ke kawan-kawan yang ada di ponpes tempat ia menuntut ilmu.

Reporter: Author
Editor: Nabhan

Baca Juga  Palestina vs Israel: Perang Kota Suci
Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Perspektif

Murabahah dalam Tinjauan Fikih Klasik dan Kontemporer

3 Mins read
Jual beli merupakan suatu perjanjian atau akad transaksi yang biasa dilakukan sehari-hari. Masyarakat tidak pernah lepas dari yang namanya menjual barang dan…
Perspektif

Sama-sama Memakai Rukyat, Mengapa Awal Syawal 1445 H di Belahan Dunia Berbeda?

4 Mins read
Penentuan awal Syawal 1445 H di belahan dunia menjadi diskusi menarik di berbagai media. Di Indonesia, berkembang beragam metode untuk mengawali dan…
Perspektif

Cara Menahan Marah dalam Islam

8 Mins read
Marah dalam Al-Qur’an Marah dalam Al-Qur’an disebutkan dalam beberapa ayat, di antaranya adalah QS. Al-Imran ayat 134: ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *