News

Lilies Setiartiti: Tidak Ada Kemerdekaan Tanpa Kemandirian

1 Mins read

IBTimes.id “Tidak ada kemerdekaan tanpa kemandirian,” tegas Lilies Setiartiti, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Seminar Nasional Pra-Muktamar 48 Muhammadiyah.

Paparan Lilies di atas dapat dikaitkan dengan konteks agama, dalam hal ini jamaah. Jamaah ini menjadi sebuah mutualism yang berusaha mencapai kesejahteraan. Bahkan, kesejahteraan bagi seluruh warga negara merupakan tujuan akhir dari kemerdekaan.

Namun, apa yang terjadi di Indonesia, ketimpangan masih terjadi. Ketimpangan ini diukur berdasarkan Human Development Index (Indeks Pembangunan manusia/IPM) dan Indeks Gini. Data ini diukur oleh lembaga-lembaga internasional. “Apa yang terjadi di Indonesia dicatat oleh UNDP dan lembaga-lembaga internasional lain,” kata Lilies.

Indonesia sendiri memiliki indeks gini dalam posisi moderat, berada di angka 0,38 (skala 0-100, makin mendekati 100 makin timpang). Hal ini memberikan gambaran bahwa kesenjangan di Indonesia masih cukup tinggi dan hanya menurun tipis dari tahun ke tahun. Terlebih lagi, sektor pertanian yang banyak diisi rakyat miskin di Indonesia bukan merupakan kontribusi terbesar dalam hal ekonomi makro.

Sementara itu, Indonesia juga berada di posisi moderat dalam hal indeks kebahagiaan. Biasanya, keadaan ekonomi mendukung kebahagiaan. Namun terjadi anomali di Jogja di mana kemiskinan tinggi namun kebahagiaan juga tinggi. Meskipun secara umum kebahagiaan Indonesia berada di level moderat, namun Indonesia berada di posisi terbawah dibanding negara-negara big five di Asean.

Lebih lanjut lagi, menurut Lilies persoalan stunting juga perlu diperhatikan dalam menuju Indonesia sejahtera. Diperkirakan stunting saat ini dialami oleh 37 persen anak di Indonesia. Sehingga, 15 tahun ke depan, milenial Indonesia diisi oleh anak-anak yang saat ini terkena stunting.

Keadaan stunting tidak hanya menunjukkan permasalahan kesehatan, namun juga menggambarkan tingginya ketimpangan sosial. Indonesia sendiri menjadi negara dengan ketimpangan sosial tertinggi keempat di dunia. Lebih spesifik lagi, umat Muslim di Indonesia yang menjadi korban dari ketimpangan karena secara umum belum sejahtera.

Baca Juga  IWOS, Simposium Internasional FAI UAD dalam Rangka Respon Krisis Global

Ironisnya, dari 10 orang terkaya di Indonesia, hanya 1 orang yang Muslim dan WNI. Padahal, Indonesia secara mayoritas diisi oleh penduduk beragama Islam. Tentunya kemandirian dan kesejahteraan umat Islam harus diperhatikan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dan cita-cita menjadi negara adidaya tahun 2045.

Reporter: Day
Editor: Nabhan


Iklan kemitraan Lazismu.org

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
News

Universitas PTIQ Jakarta Kirim 86 Mahasiswanya untuk Magang dan KKN Internasional di Semenanjung Malaysia

1 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta – Universitas PTIQ Jakarta mengutus 86 mahasiswa untuk melaksanakan program magang dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Semenanjung Malaysia. Kegiatan ini…
News

7 Poin Pernyataan Bersama MUI dan Ormas-Ormas Islam untuk Kemerdekaan Palestina

2 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (18/7/24) – Agresi dan penjajahan Zionis Israel atas Palestina yang telah berlangsung lebih dari 75 tahun belum bisa dihentikan oleh…
News

MUI, Pemerintah, dan Ormas Islam Gelar Dialog Perdamaian Palestina

3 Mins read
IBTimes.ID – Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLN-KI) menggelar dialog Palestina bertema “Kebijakan dan Peran Indonesia…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds