Tepat di tahun baru 1 Muharram 1443 Hijriah/ 10 Agustus 2021 Muhammadiyah memperoleh izin dari Pemerintah Malaysia melalui Jabatan Pendidikan Tinggi pada Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia, maka pendirian Universitas Muhammadiyah di Malaysia dengan nama Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) akhirnya resmi berdiri.
Sepertinya Muhammadiyah memang tidak pernah berhenti untuk terus memajukan negeri dan mencerahkan semesta dengan berbagai gerakannya.
Setelah tanpa letih terus melayani negeri dengan gerakan pendidikan serta berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, kali ini Muhammadiyah kembali mengepakkan sayap pencerahannya, yakni suksesnya merampungkan lagi tugas agungnya dengan berhasil mendirikan kampus Muhammadiyah di luar negeri tepatnya di negeri Jiran Malaysia.
Kemampuan mendirikan universitas Muhammadiyah di negeri Malaysia merupakan kepakan baru PTM di luar negeri sebagai perluasan gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan pendidikan tinggi di ranah global.
Muhammadiyah memulainya dari kawasan bangsa serumpun di regional ASEAN dalam rangka untuk mewujudkan kemajuan dan persatuan antarbangsa dengan maksud membangun peradaban bersama yang mencerahkan di bawah panji Islam yang berkemajuan.
Berdirinya UMAM
Universiti Muhammadiyah Malaysia yang disingkat UMAM, merupakan nama kampus milik Muhammadiyah yang pertama yang ada di luar negeri.
UMAM yang akan memiliki 15 program studi yang terdiri dari 5 program studi doktoral, 5 program studi master dan 5 program studi sarjana tentu akan menjadi rujukan baru bagi setiap anak negeri atau siapapun yang haus dengan ilmu dan peradaban dengan spirit Islam yang mencerahkan.
Kepakan Muhammadiyah di Bidang Pendidikan
Fakta sejarah membuktikan bahwa jauh sebelum negeri ini merdeka dan menjadi nama Indonesia, Muhammadiyah sudah lebih dulu lahir dan berkhidmat kepada negeri pertiwi.
Berbagai gerakan filantropi serta pendidikan telah dilakukan Muhammadiyah dengan kerja keras dan kerja ikhlas. Hasilnya berupa berdirinya ratusan lembaga sosial diberbagai pelosok negeri dari Sabang hingga Merauke. Pada bidang pendidikan Muhammadiyah telah mampu mendirikan ribuan lembaga pendidikan mulai tingkat pendidikan anak usia dini (Paud) hingga perguruan tinggi.
Hasil kerja dan kepakan luas Muhammadiyah ini tidak lepas dari spirit awal pendirian Muhammadiyah yang ter inspirasi dari surah Ali Imran ayat 104 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
Kemujumudan dan kebodohan merupakan sumber awal seseorang untuk dapat berbuat kerusakan dan kemungkaran.
KH Ahmad Dahlan memahami betul bahwa salah satu langkah cerdas untuk dapat mencegah seseorang untuk berbuat mungkar dan mengajak kepada yang ma’aruf adalah dengan melalui pengajaran pendidikan.
Demikian pula untuk menjadikan seorang manusia untuk maju dan meningkat derajatnya adalah melalui ilmu dan pendidikan. Sehingga tidak heran bila Muhammadiyah tetap konsisten menjadikan salahsatu medan perjuangannya adalah di ranah pendidikan.
Pendidikan yang tidak memisahkan antara nilai duniawi dan ukhrawi. Pendidikan yang dapat memajukan diri, mencerdaskan bangsa, serta mencerahkan peradaban.
Berdirinya Universitas Muhammadiyah di Malaysia merupakan salahsatu hasil kerja nyata Muhammadiyah yang ingin terus istiqomah sebagai gerakan pencerahan melalui lembaga pendidikan.
Menjaga spirit Perjuangan Muhammadiyah
Keberhasilan Muhammadiyah dalam mengepakkan sayap pencerahannya hingga keberbagai pelosok nusantara bahkan hingga sampai luar negeri tentu menjadi sebuah hal yang mengherankan bagi banyak kalangan.
Setelah secara totalitas membantu perjuangan bangsa Palestina sampai milyaran rupiah hingga sempat menjadi perbincangan hangat dan trending dimedia. Kemudian menjadi garda terdepan dalam penanganan covid-19 dengan menurukan segala daya dan kemampuan.
Tidak tanggung-tanggung Muhammadiyah sudah mengeluarkan biaya 1 trilyun lebih untuk penanganan badai virus corona yang hingga kini belum jelas kapan akan berakhir.
Sehingga muncul pertanyaan, ilmu apa gerangan yang dimiliki oleh warga Muhammadiyah sehingga mereka mampu membuat kerja-kerja yang luar biasa yang sulit untuk disaingi oleh lembaga lain bahkan oleh negara sekalipun.
Sejauh pengamatan penulis yang sudah lama menjadi warga Muhammadiyah, minimal ada 2 spirit dan ruh penggerak bagi para warga Muhammadiyah sehingga mereka mampu menghasilkan karya yang terus dapat dirasakan manfaatnya. Spirit dan ruh tersebut adalah.
Dua Spirit Penggerak
Pertama, Spirit ruh keikhlasan. Pimpinan dan warga Muhammadiyah ruh ikhlas merupakan power penggerak utama untuk mereka dalam setiap gerakan. Segala bentuk ikhtiar yang dilakukan hanya mengharap ridho dari Allah swt semata.
Kerja-kerja mereka senyap namun nyata serta tidak mengharap pujian maupun sanjungan. Meskipun tidak banyak diliput oleh media para relawan dan warga Muhammadiyah tidak pernah kendor untuk terus memberi dan berbagi kepada sesama.
Bagi warga persyarikatan Muhammadiyah, mereka memahami betul makna sebuah kerja dan pemberian yang tulus, makin banyak kebaikan yang disebarkan, maka makin banyak pula kebaikan yang akan kembali pada yang memberi kebaikan.
Sesuai pesan kandungan Al-Qur’an surah Al Isra ayat 7:“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,
Muhammadiyah sejak lahir tiada henti terus memberi, berkhidmat dan berkorban untuk negeri. Namun dibalik segala pengorbananan yang telah dilakukan, justru hingga kini Muhamadiyah malah makin besar dan makin maju.
Sekolahnya berdiri di mana mana, rumah sakitnya makin bertambah banyak, perguruan tingginya terus bermunculan, demikian pula dengan amal usaha lainnya. Masyarakat pun juga makin senang, simpati dan merasa butuh dengan keberadaan Muhammadiyah. Inilah salahsatu buah dari kerja keras yang didorong dari ruh keikhlasan dari para anggota Muhammadiyah.
Kedua, Spirit ruh Jihad. Pemaknaan jihad oleh para pimpinan dan warga Muhamadiyah dipahami dengan kerja secara totalitas tanpa pamrih. Setelah berbekal ruh ikhlas, maka akan terdorong untuk dapat bekerja sacara nyata dan profesional. Inilah ruh yang menjadikan Muhammadiyah terus dapat menghasilkan kerja-kerja cerdas yang mencerahkan.
Sehingga tidak heran segala niatan baik yang ingin dilakukan oleh Muhammadiyah hampir sebagian besar dapat terwujud. Sebuah daerah misalnya yang merencanakan berdirinya sebuah amal usaha berupa sekolah, maka hampir pasti dalam hitungan beberapa waktu keinginan tersebut dapat terwujud.
***
Demikian pula niatan Muhammadiyah untuk dapat mendirikan kampus di luar negeri, hanya membutuhkan waktu sekitar lima tahun, akhirnya mimpi tersebut dapat terwujud dengan berdirinya universiti Muhamamadiyah Malaysia (UMAM).
Hal ini membuktikan bahwa para warga Muhammadiyah begitu semangat dangan ruh jihad yang membara untuk selalu bekerja mewujudkan setiap amal kebaikan yang dapat memberi manfaat bagi segenap manusia.
Akhirnya dengan kepakan Muhammadiyah yang mampu mendirikan Universitas di Malaysia tentu akan menjadi pemicu untuk munculnya kepakan-kepakan lainnya yang tentu akan lebih luas.
Penulis yakin dengan dorongan spirit ruh keikhlasan dan ruh jihad, maka kedepan tidak menutup kemungkinan akan muncul lagi Universitas Muhammadiyah di dataran Afrika, Amerika, dan bahkan di Eropa. Semoga!
Editor: Yahya FR