Ibadah Kurban dalam Islam
Dalam Islam, kurban adalah salah satu ibadah yang sangat mulia dan penuh keutamaan. Perintah berkurban terdapat dalam firman Allah yang artinya, “Maka dirikanlah salat dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar:2). Begitu juga dalam surat Al-Hajj ayat 34 dimana Allah berfirman, “ Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban)..”
Salah satu penegas bahwa kurban adalah ibadah yang penting dan penuh keutamaan adalah dimana Rasulullah bersabda,” Barangsiapa mempunyai keluasan rizki (mampu berkurban) tetapi ia tidak mau berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat kami bersembahyang.”(HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah) Dalam hadis tersebut menjadi bentuk dorongan terhadap setiap muslim yang memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah kurban karena hal tersebut menjadi salah satu ibadah yang utama.
Keutamaan ibadah kurban telah disampaikan oleh Rasulullah dalam sabdanya, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.”(HR. At-Tirmidzi)
Pelaksanaan ibadah kurban pastinya tidak lepas dari meneladani perilaku Nabi Ibrahim dalam menaati perintah sekaligus ujian yang diberikan Allah. Dimana Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putra terkasihnya yang kemudian atas kasih-Nya diganti dengan seekor domba. Kisah keteladanan tersebut tertuang dalam Al-Quran surat As-Saffat ayat 102.
Mengurangi Limbah Saat Iduladha
Iduladha adalah hari raya yang diberikan Allah bagi umat Islam diseluruh dunia. Pada hari raya tersebut seluruh umat Islam mengumandangkan takbir sebagai bentuk syukur dan pujian atas-Nya. Begitu juga berjuta orang berkumpul untuk melakukan rangkaian ibadah haji di tanah suci serta terselenggaranya ibadah kurban di seluruh penjuru dunia.
Selain sebagai bentuk ibadah ritual kepada Allah, ibadah kurban juga memiliki hikmah sebagai bentuk kebersamaan dan berbagi dalam menikmati rezeki yang telah Allah berikan. Ketika daging kurban dibagikan kepada seluruh masyarakat maka perlu suatu alat yang praktis bahkan murah agar daging dapat tersalurkan dengan baik. Salah satu alat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk saat pembagian daging kurban adalah plastik sekali pakai. Plastik menjadi pilihan utama karena mudah didapat, praktis, dan memiliki harga yang murah.
***
Namun kita tidak bisa menutup mata atas realitas saat ini dimana sampah menjadi persoalan global termasuk di Indonesia. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, total sampah nasional pada tahun 2021 mencapai 68,5 juta ton`yang 17% atau setara dengan 11,6 juta ton adalah sampah plastik. Dari total keseluruhan sampah plastik yang ada, sebesar 3,2 juta ton dibuang ke perairan termasuk ke laut. Ketika sampah plastik menggunung dan tidak dapat terurai sekaligus tidak terdapat proses daur ulang maka sebagian besar sampah plastik dibuang kelautan. Akibat hal tersebut banyak hewan laut termasuk ikan yang dikonsumsi manusia mengandung microplastic.
Pada tahun 2022 Kementerian Pertanian mengestimasi jumlah konsumsi hewan kurban terdiri atas kambing, sapi, domba dan kerbau yaitu 1.814.403 ekor. Mengacu data tersebut, berdasarkan perhitungan KLHK bila masih menggunakan kantong plastik sekali pakai maka potensi timbulan sampah sebesar 124.265.950 lembar.
Bisa dibayangkan dalam waktu kurang dari sepekan bahkan dengan empat hari dapat terjadi peningkatan limbah akibat penggunaan sampah plastik. Maka dari itu banyak himbauan untuk melakukan pembagian daging kurban yang ramah lingkungan semisal menggunakan daun pisang, daun jati, ataupun wadah yang terbuat dari anyaman bambu.
Bukan hanya persoalan limbah sampah termasuk sampah plastik yang sangat banyak, namun pencemaran lingkungan akibat pembersihan kotoran hewan kurban yang kurang tepat juga menjadi persoalan yang kadang juga terlupakan. Maka dari itu beberapa tokoh menyarankan agar masjid ataupun panitia kurban dapat menyediakan septic tank atau sejenis lubang untuk menimbun kotoran dari hewan kurban. Dengan melakukan hal tersebut akan turut mengurangi pencemaran lingkungan.
Ibadah dengan Menjaga Lingkungan
Selain menjadi hamba, manusia telah dijadikan oleh Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagaimana dalam firman Allah, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang (manusia) khalifah di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah:30) Dengan itu menjaga kelestarian alam adalah bentuk penghambaan sekaligus mengemban tanggung jawab yang telah Allah berikan kepada manusia.
Dalam firman lainnya Allah juga menyampaikan agar manusia menjaga bumi dan tidak melakukan kerusakan. Allah berfirman, ”Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya” (QS. Al-A’raf : 56)
Melalui momentum Iduladha kita dapat memulai melakukan perubahan dalam menghadirkan Islam rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan sehari-hari. Kegembiraan Iduladha bukan hanya terpancar kesalehan spiritual dalam ibadah ritual haji, salat id, dan kurban. Begitu juga Iduladha bukan hanya sebagai wujud kesalehan sosial dengan berbagi daging kurban kepada sesama.
Lebih luasnya, melalui momentum Iduladha kita dapat memulai untuk berperilaku saleh dalam menjaga lingkungan. Segala bentuk kesalehan sosial dan kesalehan terhadap alam adalah salah satu bagian dari bukti dari kesalehan spiritual yang ada dan akan menjadi kebaikan yang pastinya bernilai pahala dihadapan Allah. “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah (biji), niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah:7)
Editor: Soleh
