Tajdida

Muhammadiyah Bermanhaj Salaf, Tapi Bukan Salafi!

2 Mins read

Oleh: Nurbani Yusuf

Muhammadiyah sudah pasti bermanhaj Salaf, tapi Salafi belum tentu Muhammadiyah.

Tahu-tahu masjidnya berpindah tangan, pengurusnya berubah haluan, dan para takmirnya migrasi menjadi Salafi. Mubaligh MUHAMMADIYAH tidak dijadwal. Hari rayanya menyelisihi maklumat PP Muhammadiyah dengan berbagai alasan. Selisih kecil pun meruak.

Apa itu Manhaj Salaf?

Ahlu Sunah, Syiah, Khawarij, Wahabi, Salafi adalah manhaj atau gerakan pemikiran bukan organisasi. Tapi orang-orangnya atau jamaahnya bisa membentuk organisasi sesuai alam pikiran yang dianuti.

Bermula dari manhaj atau gerakan pemikiran tentang ke-salaf-an yang berhujjah pada Al Quran surah at Taubah 100: ‘Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”

Kemudian hadits Nabi saw :
“Sebaik-baik zaman (umat) adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka.” (Shahih Al-Bukhari, no. 3650).

Masa salaf adalah masa ideal yang kemudian menjadi model Islam yang dituju. Masa Islam terbaik itu adalah masa Rasulullah saw. Generasi Para sahabat, para tabiin dan tabiin at tabiin. Disebut masa terbaik , karena dibawah bimbingan langsung Rasulullah saw. .. .. Selain itu bukan salaf. Lantas siapa berhak sebut kelompoknya paling salaf ?

Dari paradigma ke-Salaf-an itulah maka lahirlah Muhammadiyah, NU, Nahdhatul Wathan, Al-Washiliyah, Al Irsyad, Persis, LDII, Ahlu Bait Indonesia, TV Rodja, Radio Dakwah Islamiyah dan yayasan-yayasan lain mengelola sekolah, pesantren boarding school, dan klinik .. yang bersandar pada gerakan pemikiran ke-salaf-an dengan berbagai variannya.

Baca Juga  Beda itu Tak Masalah, Mari Rayakan Perbedaan Pendapat!

Apa bedanya dengan Salafi?

Pun dengan kelompok yang menyebut dirinya Salafi. Juga sama bermanhaj salaf sepeti lainnya. Awalnya Salafi hanyalah sebuah model pemikiran atau manhaj tapi kemudian lahir puluhan yayasan yang mengelola sekolah, pesantren, lembaga amal, televisi, radio dakwah, majalah dan puluhan yayasan lainnya yang tidak bisa disebut satu-satu, yang semuanya berbadan hukum sendiri–punya pengurus sendiri dan kantur sendiri.

Saat jamaah Salafi masih kecil mereka numpang-numpang shalat, numpang sekolah setelah mampu dan besar mereka buat rumah sendiri atau badan usaha sendiri yang semisal.

Salafi punya TV Rodja yang berbadan hukum sendiri, Muhammadiyah punya TvMu. Salafi punya majalah al-Umm dan Qiblati, Muhammadiyah punya Suara Muhammadiyah, Walidah, Matan, Suara Aisiyah dan lainnya. Salafi punya Lazis: Cahaya Islam, dan Cahaya Sunah, Muhammadiyah punya LAZISMU: Matahati. Salafi punya pesantren Minhajjul Sunah, Sabilunnajjah, Muhammadiyah punya Darul Aqam, Mu’alimin dan Mu’alimat. Salafi punya Universitas Ummul Qurro, Muhammadiyah punya Universitas Muhammadiyah.

Bahkan manhaj takfiri juga punya organisasi, dari manhaj ini mereka punya halaqah, perkumpulan atau badan hukum sendiri yang berbeda.

Tegasnya pernyataan bahwa salafi hanyalah sebuah manhaj tidak berbentuk organisasi adalah benar, tapi orang-orangnya bisa buat badan amal usaha sendiri yang serupa.

Kembali kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah

Tidak ada masalah dengan manhaj kembali kepada Al Quran dan as Sunah. Kami sepakat. Bukankah manhaj ini bisa dimiliki siapapun termasuk Muhammadiyah atau lainnya yang semisal. Sebagai buah pikiran, ia bergerak lincah dan bergerak kemanapun yang disuka, berbeda dengan organisasi di mana ada beban birokratis yang membuatnya sedikit melamban.

Mungkin jidat kita sama gosongnya. Celana kita sama cingkrangnya. Atau bahkan merk minyak wangi kita juga sama wanginya. Yang membedakan adalah: kita punya rumah yang berbeda, organisasi yang berbeda, badan hukum yang juga berbeda.

Baca Juga  Naskah Pidato Din Syamsuddin di Kongres Umat Islam Indonesia VII 2020

Manhaj kita boleh sama, tapi kita beda rumah, itu kata kuncinya. Setiap Muhammadiyah sudah pasti bermanhaj salaf yang dikodifikasi dalam Kitab Himpunan Putusan Tarjih, tapi tidak setiap Salafi adalah Muhammadiyah.

Kita pahamkan dulu garis demarkasi, defacto dan dejure-nya antara Salafi dan Muhammadiyah agar hilang rancu dan ikhtilaf ini sebelum nanti kita diskusi tentang manhaj salaf yang dianut Muhammadiyah dan manhaj Salafiyah atau salafisme.

*Komunitas Padhang Makhsyar

Related posts
Tajdida

Islam Berkemajuan: Agar Umat Bangkit dari Kemunduran

7 Mins read
Islam Indonesia: Berkemajuan tapi Pinggiran Pada 2015 terjadi dua Muktamar mahapenting: (1) Muktamar Islam Nusantara milik Nahdlatul Ulama, (2) Muktamar Islam Berkemajuan…
Tajdida

Ketika Muhammadiyah Berbicara Ekologi

4 Mins read
Apabila dicermati secara mendalam, telah terjadi degradasi nilai-nilai manusia, nampakyna fungsi utama manusia sebagai khalifah fil ardh penjaga bumi ini tidak nampak…
Tajdida

Siapa Generasi Z Muhammadiyah Itu?

3 Mins read
Dari semua rangkaian kajian dan dialog mengenai Muhammadiyah di masa depan, agaknya masih minim yang membahas mengenai masa depan generasi Z Muhammadiyah….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds