Indonesia merupakan negara yang terdirikan dari beragam kepulauan, dari ujung timur pulau weh hingga ke ujung paling barat Indonesia yakni Pulau Rote. Beragam kekayaan Sumber Daya Alam yang terdapat di tanah subur Republik Indonesia, mulai dari melimpahnya Gas Bumi, Minyak Bumi, Batubara hingga rempah-rampah khas dari tanah Indonesia.
Inilah yang menyebabkan para negara penjajah terdahulu seperti negara Belanda dan Jepang datang ke tanah Nusantara Indonesia untuk merampasnya dari penduduk asli Indonesia.
Permasalahan mendasar bagi bangsa, menurut Muhammadiyah adalah masih merajalelanya buta aksara moral, moral litteracy masih melanda sebagian dari kehidupan bangsa Indonesia. Buta aksara moral lebih bahaya dari buta aksara, baik huruf Latin maupun Arab.
Karena buta aksara, moral tidak hanya melanda dari masyarakat bawah, yang mungkin tidak memiliki pendidikan tinggi. Tetapi buta aksara moral juga menghinggapi para elit dan mereka kaum terdidik.
Menampilkan gejala dan fakta makelar kasus, makelar peradilan, dan masih banyak persoalan-persoalan lain yang dihadapi oleh bangsa ini. Permasalahan mendasar bagi bangsa, menurut Muhammadiyah, adalah masih merajalelanya buta aksara moral, moral litteracy masih melanda sebagian dari kehidupan bangsa Indonesia.
Bukan hal yang mudah untuk memaksimalkan pendayagunaan Sumber Daya Alam yang melimpah di tanah yang subur seperti Indonesia ini, jika tidak dengan diseimbangi dengan Sumber Daya Manusia nya yang mumpuni untuk dapat mengolahnya dengan baik.
***
Hal ini dibutuhkannya manajerial yang efektif dan efisien untuk menjaga keberlangsungan Sumber Daya yang ada. Menuju usia yang ke-75 tahun kemerdekaan Indonesia di proklamirkan, namun jika kita telisik lebih kedalam lagi tentang makna substantif dari kemerdekaan itu sendiri bagi rakyat Indonesia.
Masih banyak rakyat Indonesia yang tidak merasakan dampak kemerdekaan itu sendiri. Dengan dibuktikannya masih banyak tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah di Indonesia dengan masih banyaknya angka kemiskinan hingga mecapai 25,13 juta jiwa (Data BPS 2019).
Menjadi sebuah ironi yang sangat memilukan bagi rakyat yang berada dilingkaran kemiskinan, di negara yang kaya akan potensi alam nya yang meilmpah ruah seperti di Indonesia saat sekarang ini.
Kelangkaan Sumber Daya yang sedang terjadi di Indonesia adalah merupakan bentuk nyata dari eksploitasi sumber daya yang dilakukan segelintir orang untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya.
Masyarakat harus segera sadar pentingnya kesadaran akan investasi sosial untuk kepentingan bangsa bersama. Hal ini disebabkan banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah :
Tingginya Angka Kebodohan di Indonesia
Masih banyak kurang sadarnya masyarakat Indonesia akan pentingnya sebuah pendidikan bagi masa depannya adalah pengaruh utamanya. Terlebih lagi aksesibiltas yang dikategorikan sangat rumit dan mahal adalah kendalanya utama untuk meraih bangku pendidikan formal.
Sehingga masyarakat kebanyakan di Indonesia masih menggangap bahwa pendidikan adalah bukan sesuatu hal yang teramat penting untuk dicapai. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah amanat daripada bangsa Indonesia sendiri, yang telah termaktub di UUD 1945 sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun masyarakat yang merupakan integrasi dari pemerintahan itu sendiri, jika masih kebanyakan masih memahami bahwa pendidikan bukan seuatu hal yang vital dalam kehidupan, akan menjadi permasalahan yang kontradiktif dengan kenyataan yang ada.
Oleh karenanya, perlunya kesadaran (realizing) oleh masyarakat dengan didukung oleh program pemerintah dengan melakukan beragam penyadaran pentingnya pendidikan untuk masyarakat menyeluruh tanpa batas.
Fungsionaris Agama Hanya Seremonial Belaka
Sebagai sebuah negara yang memiliki kesadaran akan ketuhanan yang sangat tinggi, Indonesia seharusnya tentu memiliki nilai-nilai historical dan peradaban sebagai modal dasar mewujudkan kesetaraan sosial yang baik.
Banyaknya praktik-praktik yang dilakukan oleh beberapa pihak di Indonesia saat sekarang ini, seperti halnya masih banyaknya pelaku Korupsi, Nepotisme hingga penipuan, tentu menciderai dari ajaran-ajaran agama manapun.
Peran fungsi yang fundamental dari agama seharusnya dapat mencerminkan serta menciptakan kondisi kedaan negara yang lebih baik, namun hal ini seolah bertolak belakang dengan kondisi Indonesia saat sekarang ini.
Agama sebagai subjek dan manusia sebagai objeknya harus memang saling terintegralisasi satu dengan yang lainya. Pentingnya pemahaman agama dengan baik di lingkungan masyarakat Indonesia, akan lebih mengimpilkasi tiap sendi-sendi masyarakat di kehidupan sosialnya.
Namun kenyataan yang banyak terjadi, agama di masyarakat hanya memiliki fungsi status seremonial tanpa pengkhidmatan yang murni dan pemahaman yang lebih subjektif.
Persediaan Stok Agen Pembaharuan
Gambaran keadaan Indonesia saat sekarang ini adalah cerminan bagaimana keadaan Negara Indonesia di masa yang akan mendatang. Semakin meningkatnya kemajuan zaman dan teknologi, menuntut persaingan global yang semakin ketat.
Walhasil, beragam cara akan dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Pemuda saat ini merupakan ujung tombak Indonesia di masa mendatang. Jika pemuda saat sekarang ini hanya bisa bertindak sebagai konsumen daripada kemajuan zaman, hal inilah yang akan membuat Indonesia tertinggal dari negara lain.
Pemuda sebagai agen pembaharuan, harus mampu melakukan tindakan yang dapat memberikan sedikitnya dampak kebaikan untuk sekitarnya, dan meningkatkan produktivitas kreatif sebagai daya jual.
Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah salah satu jalan alternatif yang mesti di tempuh pemuda Indonesia saat sekarang ini. Perlombaan zaman akan terus berjalan hingga beronde-ronde tanpa ada penghujung akhirnya.
Hingga siapa yang konsisten dan komitmen adalah pemenangnya. Oleh karena itu, tidaklah cukup jika pemuda hari ini hanya perduli dengan dirinya, tanpa melihat lingkungan sekitarnya untuk melakukan perbuatan dan perbaikan.
Memajukan Islam dengan Jalan Tempuh Islam Berkemajuan
Konsisten mencerdaskan kehidupan berbangsa dari tahun 1912 hingga saat sekarang ini mencapai usianya yang ke 107 tahun. Muhammadiyah merupakan salah satu Renewable Energy Of Indonesia.
Namun Muhammadiyah saat sekarang ini, tidaklah merasa cukup dan bisa berbesar hati. Sebab, fungsi dari Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam tidak akan pernah terwujud jika masyarakat kebanyakan tidak paham makna Islam itu sendiri.
Sebabnya, bahkan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang Muhammadiyah. Masyarakat masih memiliki anggapan bahwa Muhammadiyah adalah sebagai sebuah aliran.
Bahkan lebih parahanya, adapula yang menyebutkan Muhammadiyah adalah aliran sesat. Melalui pembangunan sekolah-sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan lainnya yang digagas oleh Muhammadiyah, adalah bukti nyata yang dilakukan Muhammadiyah untuk membangun dan mengubah polarisasi pemikiran masyarakat Indonesia yang saat sekarang ini masih keterbelakangan dibanding dengan negara lainnya.
Saat ini, kita harus meneguhkan kembali bahwa pendidikan Muhammadiyah adalah saran dakwah. Untuk itu, perlu adanya identifikasi peserta didik dan alumninya terhadap mentalitas dan karakternya, sebagaimna kentalnya nilai karakter yang tertanam pada benak alumni-alumni Muhammadiyah pada masa lalu.
Banyak tokoh-tokoh nasional yang bangga pernah merasakan dduduk di bangku sekolah Muhammadiyah. Mereka bangga dengan soal nilai kejujuran yang pernah diajarkan oleh sang guru.
Hal ini merupakan langkah awal dan menjadi pondasi awal pembentukan masyarakat bangsa yang baik lagi serta diberkahi oleh yang Maha Esa. Gerakan pendidikan Muhammadiyah sudah saatnya menjadi gerakan alternatif terhadap masalah bangsa pada saat ini.
Bahkan, gerakan pendidikan Muhammadiyah menjadi pionir gerakan pendidikan nasional dan internasional. Perlu kiranya untuk dipertegaskan kembali, gerakan pendidikan Muhammadiyah adalah pemasok kader bangsa dan kader Muhammadiyah yang akan memberikan warna terhadap kemajuan bangsa ini dengan nilai-nilai kejujuran dan ketulusan memperbaiki etos bangsa dengan etos Muhammadiyah yang tidak dikenal lelah dalam berjuang dan berkarya nyata.