Tajdida

Muhammadiyah, Teladan Toleransi Otentik

2 Mins read

Muhammadiyah Teladan Toleransi – Indonesia kembali memasuki kondisi darurat Covid-19, di mana kasusnya menyentuh angka 20 ribu lebih kasus. Presiden Joko Widodo pun tetap memilih kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro, yang diberlakukan mulai 22 Juni 2021 kemarin.

Namun, di tengah meledaknya Covid-19 dengan di sertai berbagai varian yang telah ditemukan, kita kembali melihat keteladan diperlihatkan oleh Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai organisasi yang sangat konsisten terhadap pandemi Covid-19, bukan hanya memberikan bantuan semata, tetapi juga teladan yang nyata.

Hal itu sudah dilakukan semenjak awal pandemi hingga saat ini, tidak cuma 300 miliyar lebih yang diberikan, namun keteladanan yang diperlihatkan.

Toleransi Muhammadiyah Tanpa Basa-basi

Kita mungkin hampir tidak mendengar Muhammadiyah berteriak paling toleransi, paling NKRI. Tapi organisasi yang sudah berusia seabad lebih ini, memberikan contoh kepada kita semua, di mana toleransi amaliah dipraktikan oleh Muhammadiyah.

Sebagaimana yang kita tau, sekolah-sekolah Muhammadiyah tidak hanya diisi oleh siswa muslim saja, belum lagi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang lain.

Di antaranya tiga foto yang viral baru-baru ini, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kudus, Sragen, dan Jogja melakukan pemulasaran jenazah dengan protokol kesehatan.

Mungkin hal yang sebenarnya biasa mereka lakukan, namun jenazah yang merupakan saudara kita dari non-muslim. Salah satunya di MDMC Kudus, pada Senin (21/6) kemarin yang memakamkan jenazah dengan menerapkan protokol Covid-19 tanpa melihat siapa dan bagaimana latarbelakangnya.

Muhammadiyah hadir dan menjadi garda terdepan, tanpa teriakan namun nyata dalam tindakan.

Sehingga toleransi Muhammadiyah bukan sekadar basa-basi, bukan hanya teriakan paling NKRI. Tetapi ada fakta dan aksi nyata, tak peduli suku, ras, golongan, maupun agama. Muhammadiyah menunjukan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, menerangi, memberi kedamaian, ketenangan, dan ketentraman bagi siapapun.

Baca Juga  #BersamaTegakkanKhilafah Trending di Twitter, Dimana Posisi NU Muhammadiyah?

Muhammadiyah, Teladan Toleransi

Berbicara toleransi, rasa keakraban dalam bernegara, serta Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Muhammadiyah telah sejak lama memberikan contoh, yang di mana kesemuanya terangkum dalam Pancasila.

Meski tak pernah mengklaim paling Pancasilais, tak berteriak lantang NKRI harga mati! Namun, lewat aksi sosial dengan dasar Al-Qur’an dan sunah, yang sering disebut sebagai Teologi Al Ma’un. Persyarikatan yang lahir di Kauman, Yogyakarta ini telah banyak memberi bagi negeri.

Mendirikan sekolah diberbagai belahan Nusantara, memberi pertolongan tanpa memandang agama, serta konsisten dalam menghadapi pandemi dengan memberi teladan yang baik. Menjaga protokol kesehatan, hingga hajatan besar pun banyak yang beralih ke dalam jaringan (daring) bahkan sampai ditunda, salah satunya Muktamar ke-48.

Sebagaimana pesan Prof. Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah, pada Januari 2021 lalu. “Warga Muhammadiyah jadilah uswah hasanah agar menjadi khaira ummah, uswah hasanah yang istiqamah terutama di masa wabah ini telah ditunjukan oleh Muhammadiyah.”

Dari semuanya itu, Muhammadiyah telah menunjukan toleransi amaliah secara nyata, tanpa memandang latar belakang seseorang. Muhammadiyah hadir bukan saat perayaan, tapi saat tiada yang berani bahkan menjauhi seperti disaat pandemi sekarang. Muhammadiyah bersama MCCC dan MDMC-nya hadir, relawan Muhammadiyah bertaruh nyawa untuk membantu mereka meski berbeda agama. Bukankah itu suatu teladan dari toleransi yang otentik?

Apa yang dilakukan Muhammadiyah sudahlah tepat, karena sesungguhnya Allah memerintahkan kita berbuat bagi kepada siapapun, termasuk kepada mereka yang berbeda agama. Sebagaimana firmanNya,

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Qs. Al Mumtahanah: 8)

Baca Juga  Amar Adli Nahi Dzulmi: Jargon Baru Muhammadiyah

***

Maka, ditengah wabah pandemi yang kembali merebak ini, butuh keteladanan yang nyata, baik dari warga masyarakat, apalagi dari para pemimpin. Kondisi rumah sakit yang semakin penuh dengan pasien, belum lagi persediaan alat-alat kesehatan yang makin menipis, serta tenaga kesehatan yang lelah karena kewalahan menangani pasien.

Apa harus menunggu kita atau keluarga kita yang menjadi korban baru kita sadar? Oleh karena itu, selain meningkatkan imunitas (herd immunity), kita juga harus meningkatkan kesadaran dan literasi agar tidak terpapar herd stupidity.

Semoga para pejuang kemanusiaan mampu bertahan dan menyelamatkan saudara kita yang sedang di uji dengan virus Covid-19, terutama para relawan Muhammadiyah. Karena merekalah pahlawan sesungguhnya, berjuang tanpa mengharapkan jabatan, serta mampu menunjukan keakraban warga negara dengan rasa toleran yang nyata, bukan sekedar kata.

Editor: Rozy

Hendra Hari Wahyudi
97 posts

About author
Anggota Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027
Articles
Related posts
Tajdida

Islam Berkemajuan: Agar Umat Bangkit dari Kemunduran

7 Mins read
Islam Indonesia: Berkemajuan tapi Pinggiran Pada 2015 terjadi dua Muktamar mahapenting: (1) Muktamar Islam Nusantara milik Nahdlatul Ulama, (2) Muktamar Islam Berkemajuan…
Tajdida

Ketika Muhammadiyah Berbicara Ekologi

4 Mins read
Apabila dicermati secara mendalam, telah terjadi degradasi nilai-nilai manusia, nampakyna fungsi utama manusia sebagai khalifah fil ardh penjaga bumi ini tidak nampak…
Tajdida

Siapa Generasi Z Muhammadiyah Itu?

3 Mins read
Dari semua rangkaian kajian dan dialog mengenai Muhammadiyah di masa depan, agaknya masih minim yang membahas mengenai masa depan generasi Z Muhammadiyah….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds