Bicara tentang pendidikan dan juga pemberdayaan perempuan, MY Esti Wijayati atau sering disapa Mbak Esti, bukan orang baru dalam dua percakapan tersebut. Kiprahnya sebagai aktivis perempuan sekaligus pejuang pendidikan tak bisa dipandang sepele.
Sepanjang perjuangannya melalui anggota Legislatif dan juga sebagai politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mbak Esti senantiasa konsisten memperjuangan hak-hak pendidikan bagi anak-anak dari keluarga ekonomi menengah ke bawah sekaligus membela hak perempuan untuk mendapatkan keadilan sosial dari negara.
MY Esti Wijayati Pejuang Pendidikan dan Pemberdaya Perempuan
Aktivis yang getol menyuarakan keadilan gender ini mulai mengenyam pendidikan dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Purworejo (lulus tahun 1980). Lalu selepas sekolah dasar, ia melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama Negeri III IKIP (lulus tahun 1982), lalu selepas lulus dari jenjang pendidikan menengah, Mbak Esti melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) II IKIP Pakem (sekarang SMA Negeri 1 Pakem) (lulus tahun 1984). Selepas itu ia melanjutkan studi di PMIP, IKIP Sanata Dharma (lulus tahun 1990)
Ibu tiga anak ini mengawali karier politiknya sejak Pemilu 1999. Ia terpilih menjadi anggota parlemen di Pemilu pertama pasca Reformai dan duduk menjadi anggota DPRD Kabupaten Sleman. Tak tanggung-tanggung, ia juga terpilih sebagai Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sleman Periode 1999-2004 yang membidangi pekerjaann umum, pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup.
Mbak Esti melanjutkan perjuangan menjadi anggota Legislatif DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan juga terpilih menjadi Ketua Komisi D DPRD DIY periode 2004-2009. Ia pun menjadi anggota legislatif di DPRD DIY selama dua periode hingga periode 2009-2014.
Pengalamannya menjadi legislator selama lima belas tahun menghantarkan Mbak Esti melenggang ke Senayan sebagai anggota legislatif DPR RI Komisi X yang membidangi Pendidikan, Olahraga dan Sejarah pada periode 2019-2024. Tak tanggung-tanggung, ia menjadi peraih suara terbanyak se-DIY pada Pemilu 2019. Mbak Esti mendulang suara 176.306 suara dari delapan orang yang berhasil melenggang ke Senayan dari DIY.
Pejuang Pendidikan dan Pengawal UU TPKS
Selama menjadi anggota legislatif di Senayan yang membidangi Pendidikan, Mbak Esti getol mengawal isu pendidikan. Dari data yang terhimpun, selama ia menjadi anggota Komisi X DPR RI, Mbak Esti telah mendistribusikan lebih dari 1.300 Kartu Indonsia Pintar (KIPK) dan selama 10 tahun beliau menjabat sebagai legislator di Senayan, Mbak Esti telah membantu 300 ribu lebih siswa dan siswi kurang mampu di sekolah negeri maupun swasta melalui Program Indonesia Pintar (PIP). Jumlah tersebut terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Kiprah Mbak Esti dalam mengawal produk Undang-Undang di Senayan juga tidak kaleng-kaleng. Mbak Esti ini merupakan Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Mbak Esti Wijayati yang ikut mengawal Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) hingga disahkan menjadi Undang-Undang. Ia juga menjadi pengusul penambahan kata “pencegahan” sebelum kata tersebut dimasukkan dalam nomenklatur judul Undang-Undang. Dalam menyusun draft Undang-Undang TPKS, Mbak Esti menggandeng pula organisasi perempuan ‘Aisyiyah dalam menggarap draft UU agar tetap mengedepankan maslahat bagi masyarakat.
Hubungan Baik MY Esti Wijayati dan Islam
Meski diketahui merupakan penganut Katolik taat, politisi PDIP tersebut secara pribadi dikenal dekat kalangan Islam di DIY. Salah satunya yakni kedekatan Mbak Esti dengan Muhammadiyah. Beberapa kali Mbak Esti ‘sowan’ kepada tokoh Muhammadiyah, salah satunya Alm. Buya Syafii Maarif.
Bagi Mbak Esti, sosok Buya Syafi’i adalah guru bangsa yang bersahaja sekaligu juga berdiri di atas semua golongan serta senantiasa membela penindasan terhadap kaum minoritas. Dalam beberapa kesempatan, Mbak Esti diketahui berkunjung ke Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY.
Tercatat pada Mei 2020 Mbak Esti bersilaturahmi dengan PWM DIY sekaligus menyalurkan bantuan Covid-19 berupa satu ton beras. Selang sebulan kemudian, Mbak Esti kembali bertemu dengan pimpinan Majelis Pendidikan Dasar Menengah PWM DIY. Ia bertemu untuk membicarakan perihal Amal Usaha Muhammadiyah di bidang Pendidikan yang telah menjadi role model di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mbak Esti juga dikenal di lingkungan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama’ sebagai tokoh perempuan yang ikut andil dalam membantu menyalurkan beasiswa kepada siswa dan juga mahasiswa di lingkungan Muhammadiyah yang berada di lingkungan ekonomi kelas menengah ke bawah. Tokoh perempuan PDIP ini juga memberikan dukungan pada calon dari kalangan perempuan muda Muhammadiyah untuk menjadi Komisioner Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Selain itu Mbak Esti beberapa kali ‘sowan’ kepada Kiai Hasan selaku Pimpinan Ponpes Assalafiyah, Mlangi, Sleman serta beliau pernah melaksanakan kunjungan dengan para Kyai di Ponpes Wahid Hasyim, Sleman, Yogyakarta.
Bagi Mbak Esti, antara pendidikan dan perlindungan sekaligus pemberdayaan perempuan adalah tanggung jawab semua pihak. Tak terkecuali masyarakat itu sendiri. Bahwa hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak juga merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar yang harus dijalankan secara mengikat oleh negara. Negara harus hadir pula dalam proses pencerdasan bangsa, sekaligus juga mengangkat harkat martabat perempuan.
Penulis dan Editor Tulisan: Salim