Tafsir

Ketaatan Iblis yang Bernalar

2 Mins read

Allah SWT dengan segala kemahakuasaan-Nya telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan sebaik-baik penciptaan. Seluruh makhluk berada dalam genggaman-Nya. Dia-lah yang menciptakan makhluk yang kasat mata seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Allah juga menciptakan makhluk tak kasat mata seperti malaikat, jin, iblis, setan dan makhluk ghaib lainnya. Baik itu jin maupun manusia, semuanya diciptakan untuk beribadah hanya kepada Allah.

Sebagaimana manusia, golongan jin ada yang bersifat baik adapula yang tidak baik. Ada yang patuh dan beriman kepada Allah, adapula yang kafir lagi membangkang. Golongan jin yang kafir inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Iblis.

Apa itu Iblis?

Iblis ialah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari bara api yang sangat panas. Karena ia diciptakan dari api, maka ia merasa derajatnya lebih tinggi dan lebih baik daripada manusia yang diciptakan oleh Allah dari tanah, dan akibat dari kesombongannya itulah, akhirnya ia dilaknat oleh Allah dan diusir dari surga. Iblis ini memiliki perangai yang sangat buruk dan selalu berusaha menghasut anak cucu Adam untuk tidak patuh terhadap perintah Allah hingga hari kiamat kelak.

Allah Berfirman dalam QS. Al-Hijr : 26-38

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٢٦) وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ (٢٧) وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٢٨) فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (٢٩)فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (٣٠)إِلا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (٣١)قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (٣٢) قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٣٣) قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (٣٤) وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ     (٣٥) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (٣٦) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (٣٧) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (٣٨)

Baca Juga  Bagaimana Cara Kembali ke al-Qur'an dan al-Sunnah?
***

 Artinya : [26] Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. [27] Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. [28] Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. [29] Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. [30] Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, [31] Kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (para malaikat) yang sujud itu. [32] Dia (Allah) berfirman, “Wahai iblis! Apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka?” [33] Ia (Iblis) berkata, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” [34] Dia (Allah) berfirman, “(Kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, [35] Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari pembalasan.” [36] Ia (Iblis) berkata, “Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka berilah penangguhan kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan.” [37] Allah berfirman,“(Baiklah) maka sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, [38] sampai hari yang telah ditentukan (kiamat).”

Iblis Makhluk yang Taat

Pada mulanya, Iblis merupakan golongan jin yang taat kepada Allah. Ketaatan Iblis dibuktikan bahwa dia tidak mau bersujud kepada selain Allah. Dia dan para jin lainnya, beserta para mailaikat hidup bersama dalam ketaatan kepada Allah. Hingga tibalah pada suatu masa, ketika Allah menciptakan manusia pertama, Adam as, maka Allah berkehendak supaya seluruh makhluknya untuk bersujud kepada Adam as, sebagai bentuk penghormatan kepada Adam as.

Baca Juga  Mengenal Konsep Makkiyah dan Madaniyah

Bersujudlah seluruh makhluk Allah, kecuali Iblis. Ketika Allah bertanya kepada Iblis, mengapa ia enggan untuk bersujud kepada Adam, maka Iblis dengan kesombongannya menjawab, bahwa ia tidak mau bersujud karena dia merasa bahwa derajatnya lebih tinggi daripada Adam. 

Percakapan antara Allah SWT dengan Iblis laknatullah  tertulis dalam firman Allah Q.S. Al-A’raf : 12

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَۖ قَالَ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ

Artinya : Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah” (Q.S. Al-Araf : 12)

Hubungan Ketaatan dan Nalar Iblis

Jika dianalisis dari ayat yang menerangkan bahwa Iblis diciptakan dari api dan manusia diciptakan dari tanah, maka dapat dipahami bahwa Iblis tidak mau bersujud kepada selain Allah, terlebih lagi kepada  makhluk yang dianggapnya lebih rendah derajatnya daripada dirinya, yaitu manusia.

Itu adalah logika ketaatan menurut penalaran Iblis. Itulah mengapa ia hanya bersedia untuk taat dan bersujud kepada Allah semata. Namun dia terlupa bahwa hakikat dari suatu ketaatan bukanlah mengikuti penalaran semata. Melainkan tunduk dan patuh atas segala kehendak Allah sebagaimana ketaatannya para malaikat, yang tidak melibatkan nafsu dalam ketaatan mereka.

Adapun ketaatan Iblis melibatkan nafsu dalam bentuk penalaran, sehingga tanpa sadar justru ia mengedepankan nalar dan nafsu atas ketaatannya terhadap perintah Allah. Maka wajar saja apabila akhirnya dia diusir dari surga.  Wallahu a’lam.

Editor: RF Wuland
Avatar
2 posts

About author
Alumni Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta-Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Articles
Related posts
Tafsir

Kontroversi Tafsir Ayat Pernikahan Anak dalam Qur’an

4 Mins read
Pernikahan, yang seharusnya menjadi lambang cinta dan komitmen, kerap kali terjebak dalam kontroversi. Salah satu kasus terbaru yang menarik perhatian publik adalah…
Tafsir

Sepintas Sejarah Gagasan Tafsir Modern di Indonesia

4 Mins read
Pada subbab yang ditulis oleh Abdullah Saeed berjudul “The Qur’an, Interpretation, and the Indonesian Context” merupakan bagian dari bukunya Saeed sendiri, yaitu…
Tafsir

Dekonstruksi Tafsir Jihad

3 Mins read
Hampir sebagian besar kesarjanaan modern menyoroti makna jihad sebatas pada dimensi legal-formal dari konsep ini dan karenanya menekankan pengertian militernya. Uraiannya mayoritas…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds