Berikut ini adalah contoh naskah khutbah Jumat singkat yang cukup ringkas dan dapat dipakai untuk memberikan khutbah Jumat di masjid-masjid manapun secara umum. Tema yang dimuat dalam teks khutbah Jumat terbaru ini adalah tentang refleksi nilai-nilai sosial ibadah haji. Naskah khutbah Jumat singkat ini terbagi menjadi dua bagian untuk khutbah pertama dan khutbah kedua.
Naskah Khutbah Jumat Singkat
Refleksi Nilai-nilai Sosial Ibadah Haji
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
Tidak ada kata yan paling indah selain puja dan puji syukur kepada Allah Swt, tuhan yang mengasuh semua alam. Karena atas karunianyalah kita dapat melangkahka kaki dengan mudah ke masjid yang penuh barakah ini untuk melaksanakan salat Jumat secara berjamaah. Sholawat beriringkan salam tak lupa kita haturkan kepada suri tauladan umat, pemutus mata rantai kebodohan, yakni nabi Muhamad Saw.
Naskah Khutbah Jumat Singkat Bagian Pertama
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,
Ibadah haji menjadi rukun islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa. Ibadah ini diwajibkan sekali seumr hidup bagi setiap umat muslim yang mampu dan kuasa melaksanakanya. Tentunya hal ini menjadi impian semua orang untuk merasakan nikmatnya beribadah di tanah suci.
Impian itu tidak lepas dari rasa cinta hambah kepada sang pencipta dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, serta menjauhi larangan-Nya. Di dalam Al-Qur’an Allah Swt. berfirman;
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبارَكاً وَهُدىً لِلْعالَمِينَ (96) فِيهِ آياتٌ بَيِّناتٌ مَقامُ إِبْراهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كانَ آمِناً وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعالَمِينَ (97)
Artinya : Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.( Ali Imran : 96)
Dalam ayat tersebut Allah Swt. memberitahukan bahwa rumah yang mula-mula didirikan itu adalah untuk beribadah, rumah itu sring disebut baitulah yang ada di Mekkah.
لَلَّذِي بِبَكَّةَ
ialah Baitullah yang di Bakkah. (Ali Imran: 96)
Ibadah haji juga bisa dikatakan ibadah terberat karena harus berkorban fisik dan psikis. Untuk melaksanakan ibadah haji, kita perlu persiapan yang matang, baik itu fisik, materi, maupun mental. Sebab yang melaksanakan ibadah haji bukan hanya lingkup satu negara, melainkan seluruh dunia berbondong-bondong untuk melaksanakan ibadah ini melihat keutamaanya yang begitu besar. Sehingga dari ibadah inilah kita banyak belajat mengenai nilai-nilai sosial yang kemudian kita terapkan ketika pulang dari tanah suci.
Jika kita menganggap ibadah haji ini hanya sebatas ritual saja, itu adalah hal yang keliru sebab semua ibadah yang Allah sebutkan di dalam rukun islam selain ibadah ritual, itu juga punya nilai-nilai sosial yang harus kita amalkan.
Jama’ah jum’at yang berbahagia
Ada tiga fase dalam ibadah Haji yaitu;
Qobla al-Hajj (sebelum Haji)
Fase ini adalah fase persiapan dan kesiapan ketika hendak berangkat haji. Setiap calon jema’ah haji pasti mengharapkn gelar haji yang mabrur. dengan demikian, bagi yang mengharapkan haji nya mabrur maka harus mempehatikan fase pertama ini. dalam fase ini juga bukan hanya urusan pribadi yang kita selesaikan, melainkan urusan kita terhadap orang lain, seperti tetangga dan orang-orang sekitarnya. Banyak yang harus kita selesaikan, meminta maaf kepada tetangga misalnya dan meminta ridho, doa dan keikhlasan hati hingga tidak ada dendam yang kita bawa ketika hendak melaksanakan ibadah haji.
‘inda al-Hajj (saat haji)
Saat pelaksanaan ibadah haji pastikan semua rukun haji harus kita laksanakan semuanya dan tidak melakukan hal-hal yang Allah larang dalam melaksanakan ibadah haji. Allah Swt. befirman;
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ (197)
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafas, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kalian kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.
Dalam hal ini yang pertama kita lakukan adalah meluruskan niat untuk beribadah kepada Allah Swt. sebab segala sesuatu yang kita lakukan semua tergantung dari niat. Nabi Saw bersabda;
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung dari niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari Muslim)
Selain itu, ibadah haji kembali pada kesiapan fisik karena ada rukun haji yang bisa ditinggalkan ataupun digantikan, yaitu wukuf di padang arafah. Banyak diantara jema’ah haji yang harus ditanduh bahkan menemui ajalnya di tanah suci, semoga Allah memberikan balsan yang setimpal, Aamiin.
Ba’da haji (Setelah haji)
Pada fase inilah semua jama’ah dituntut untuk mengimplentasikan nilai-nilai yang ia dapatkan pada saat menunaikan ibadah haji, baik nilai spritual (Habluminallah) ataupun nilai sosial (Habluminannas). Ibadah Haji secara Normatif merupakan kewajiban seseorang sebagai umat islam untuk mendapatkan pahala serta menjalankan perintah agama.
Akan tetapi, jika dipandang dari segi sosial, makna haji tidak mengedeopankan normativitas. Ada beberapa makna haji sebagai sebagai nilai-nilai sosial yang menghubungkan manusia yang satu dengan manusia yang lainya yaitu;
Penyadaran akan adanya pluralitas umat Islam.
Dalam pelaksanaanya, ummat islam semua terkumpul dari belahan dunia. Meskipun dari berbagai belahan dunia, tidak ada permusuhan antara satu dengan yang lainya. Jika kita kaitakan dengan situasi Islam akhir-akhir ini yang dengan begitu mudahnya saling menyalahkan, bahkan mengkafirkan bisa dikatakan mengambil hak Tuhan.
Perlu kita pertanyakan diri kita apakah kita sudah menerapkan nilai-nilai haji? Jika belum, marilah kita sama-sama membenahi diri agar agama ini tetap utuh.
“Pada dasarnya, makna haji bukan terletak pada huruf H atau Hj di depan nama seseorang, tapi pada aktualisasi nilai-nilai simbolik ibadah haji berupa kesalehan individu dan sosial dalam kehidupan sehari-hari” (H.A. Bajuri, S.pd.I., M.Si.)
Mungkin itu saja khutbah singkat yang dapat saya sampaikan, kiranya bisa bermanfaat bagi kita semua terkhusus untuk saya pribadi. Dalam hal ini khatib juga meminta maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat banyak kekeliruan dalam khutbah ini.
Barakallahulii walakum fil qur’anil kariim. Wa nafa’ani wa iyyakum bima fihi minal ayati wa dzikril hakim.
Aquulu qowli haadzaa. Fastaghfiruhu innahu huwal ghofururrohim.
Naskah Khutbah Jumat Singkat Bagian Kedua
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ شَرَعَ لِعِبَادِهِ الجُمَعَ وَالجَمَاَعَاتِ لِيُطَهِّرَهُمْ بِهَا مِنَ السَّيِّئَاتِ وَيَرْفَعُ بِهَا الدَّرَجَاتِ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِيْ رُبُوْبِيَّتِهِ وَأُلُوْهِيَّتِهِ وَالأَسْمَاءِ والصِّفَاتِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً ا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَنْزَلَ عَلَيْهِ ا يْآلَاتِ البَيِّنَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Ibadah haji adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan manakala kita sudah bercukupan untuk melaksanakannya. Ibadah ini juga tidak hanya sekedar ritual ataupun hanya sekedar menjalankan perintah dari Allah swt. akan tetapi bagaimana kita bisa mengaktualisasikan nilai-nilai yang terdaoat dalam pelaksanaan ibadah ini hingga esensi dari haji itu nampak, bukan hanya sekedar eksistensi semata.
Untuk itu pada khutbah kedua ini marilah sama-sama kita memanjatkan doa kepada Allah swt. agar impian kita untuk melaksanakan ibadah haji segera terkabul dan kita semua mendapatkan ampunan beserta rahmat dari Allah Swt.
أعوذ بالله من الشيطان الجيم
ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله حقّ تقاته و لا تموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون
إنّ الله وملائكته يصلون على النبي, ياأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما, اللهم صلى على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم, وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد.
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات, والمؤمنين والمؤمنات, الاحياء منهم الاموات, إنك سميع قريب مجيب الدعوات
ربنا اغفرلنا ولأخوان الذين سبقوا بالايمان ولاتجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك راؤوف الرحيم
ربنا هبلنا من أزوانا وذريتنا قرة أعيون وجعلنا للمتكين إماما
ربنا واعادتنا ما وعدتنا على رسولك يوم القيامة إنك لاتخلف الميعاد
ربنا آتنا في النيا حسنة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار
سبحانك ربي رب عزة عما يصفون وسلام على مرسلين والحمد لله رب العالمين
اقم الصلاة
***
Demikian naskah khutbah Jumat singkat dari IBTimes.ID. Semoga bermanfaat.
Editor: Nabhan