Di balik kisah Pak AR yang penuh hikmah kesederhanaan, rendah hati, dan jujur, toh beliau manusia sebagaimana umumnya. Ketika beraktivitas rutin, Pak AR pun pernah terburu-buru yang berakibat fatal: kecelakaan. Pak AR yang mengendarai sepeda motor pernah nyerempet tukang becak sehingga berakibat luka-luka. Sebagaimana biasa, kisah ini dituturkan oleh Syukriyanto AR dalam buku Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR (2005). Berikut ini kisahnya.
Kecelakaan dengan Becak
Pada suatu hari, Pak AR akan pergi ke sidang DPR di Kepatihan, Yogyakarta. Konon karena terburu-buru, Pak AR mengendarai sepeda motor sambil ngebut. Hampir sampai Kepatihan, tepatnya di Jalan Malioboro, Pak AR menabrak becak.
Akibatnya, becak yang tertabrak Pak AR terjatuh. Tukang becaknya mengalami luka kaki di bagian tumit. Setelah polisi datang, tercapailah kata sepakat antara Pak AR dengan tukang becak yang luka-luka. Hasil kesepakatan damai, Pak AR menanggung biaya pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit Mangkubumen (menurut keterangan Syukriyanto AR, rumah sakit ini sekarang sudah tidak ada, dan menjadi cikal bakal RS DR. Sardjito).
Terdorong oleh rasa tanggung jawab yang besar, Pak AR hampir tiap hari menengok tukang becak itu di rumah sakit. Beliau selalu ingin tahu perkembangannya. Dan setiap kali Pak AR menjenguk ke rumah sakit konon selalu membawa oleh-oleh.
Setelah dirawat selama beberapa hari di rumah sakit, tukang becak itu kemudian diperbolehkan pulang. Tapi ada yang unik dari Pak AR setelah itu. Meskipun tukang becak sudah keluar dari rumah sakit, ternyata Pak AR masih sering berkunjung ke rumahnya. Tidak lupa pula sambil membawa oleh-oleh sekadarnya.
Nah, setelah tukang becak itu sembuh total, giliran Pak AR yang selalu dikunjungi tukang becak itu. Tidak kalah juga tukang becak itu selalu membawa oleh-oleh ketika berkunjung ke rumah Pak AR. Kadang tukang becak itu bawa oleh-oleh seperti pisang, ubi kayu, dan lain-lain.
“Ini hasil kebun sendiri kok Pak AR,” kata tukang becak.
Awalnya karena Pak AR terburu-buru, lalu terjadilah kecelakaan. Tanggung jawab Pak AR betul-betul dirasakan oleh tukang becak yang jadi korban kecelakaan itu. Tali silaturrahim senantiasa dijaga, bahkan setelah tukang becak itu sembuh total.
Jadilah kecelakaan itu pangkal persahabatan.
Editor: Nabhan