Pak Ar dan Kelakarnya
Kelakar ala Pak AR kadang hanya mengundang senyum yang tertahan, tapi tidak jarang membikin ketawa banyak orang. Bahkan, di antara cerita anekdotis Pak AR ada juga yang sampai membuat orang lain tertawa terpingkal-pingkal. Seperti biasa, dikisahkan oleh Syukriyanto AR dalam buku Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR (2005), kali ini kejadian setelah Rapat Pleno Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Menteng Raya.
Syukriyanto AR mengisahkan bahwa dulu, Kantor PP Muhammadiyah di Menteng Raya masih bangunan kuno dan tampak jelek sekali. Fasilitas kantor pun masih serba terbatas, khususnya fasilitas kamar mandi dan toilet. Masih menurut Syukriyanto AR, dulu kehidupan para pengurus PP Muhammadiyah sangat santai, terutama setelah rapat-rapat resmi berakhir dilanjutkan dengan senda gurau. Banyak guyon segar muncul spontan dari para tokoh Muhammadiyah.
Singkat cerita, Pak Daris Tamim mengeluh. Badan terasa tidak nyaman karena ia sulit buang air besar. Ditambah lagi WC memang sudah penuh. Nah, ketika mobil penyedot tinja sudah datang, tiba-tiba Pak Djindar Tamimy, adik Pak Daris Tamim, berseloroh: “Ris, katanya tadi susah buang air besar! Gimana, mau disedotkan sekalian apa? Mumpung itu ada kendaraan sedot tinja!”
Mendengar candaan dua tokoh kakak beradik itu, Pak AR tidak mau ketinggalan. Beliau pun turut menimpali, “Karena hanya sedikit, nanti ongkosnya kita tambah seratus perak…”
Kontan saja Pak Daris Tamim sungut-sungut, sementara seluruh peserta rapat Pleno PP Muhammadiyah langsung gergeran…