Inspiring

Pak Habibie, Ilmuwan Mulia di antara Politik dan Sains

3 Mins read

Oleh: Fauzan A. Sandiah

Pak BJ Habibie baru saja wafat, pada Rabu tanggal 11 September 2019. Pria kelahiran Parepare, 25 Juni 1936 ini adalah ilmuwan, politisi, dan tokoh muslim yang berpengaruh. Pak Habibie dikenal sebagai orang yang mempopulerkan jargon keimanan dan ketaqwaan (imtaq) dan ilmu pengetahuan teknologi (Iptek).

Hingga hari ini, Pak Habibie adalah satu-satunya Presiden yang berasal dari luar Jawa. Ia beretnis Gorontalo, salah satu Provinsi yang berasal dari pemekaran Provinsi Sulawesi Utara. Ia punya peran penting membawa Indonesia melewati masa-masa krisis politik dan ekonomi. Pada tahun 1998 saat Presiden Soeharto melepas jabatan, Pak Habibie selaku Wakil Presiden, menggantikannya.

Peran Pak Habibie pada masa-masa ini begitu penting. Ia turut membidani lahirnya UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Ini adalah kebijakan penting yang menjadi harapan demokrasi Indonesia. Begitu pula dengan peninjauan UU Subversif yang selama ini menjadi instrumen politik sentralistik. Ia membebaskan tahanan politik Orde baru, mendorong referendum kemerdekaan Timor Timur, dan merevitalisasi APBN dan dunia perbankan. Ini juga yang menjadi alasan hubungannya dengan Soeharto menjadi renggang. Soeharto tidak meyangka bahwa Pak Habibie akan setuju melepas Timor Timur merdeka, dan melalui Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Ia wafat pada usia 83 tahun, dan akan dikenal sebagai ilmuwan yang mulia.

Masa-Masa Transisi Demokrasi

Pak Habibie adalah Presiden pada masa-masa yang krusial. Ia adalah figur yang turut memastikan transisi demokrasi dan gelombang tuntutan masyarakat sipil dapat dilakukan. Kita dapat melihat bagaimana beratnya menjadi pemimpin negara pada masa krisis politik dan ekonomi. Ia bukan hanya memperoleh tuntutan dari militer Orbais yang hingga hari ini masih mempengaruhi kehidupan politik Indonesia, tapi juga memberi napas bagi masyarakat sipil.

Baca Juga  Tan Malaka dan Luka Republik yang Terlupakan

Berkaitan dengan kebijakan keamanaan, Pak Habibie berkontribusi dalam memisahkan Polisi dan ABRI, menempatkan keduanya di bawah koordinasi Kementrian Dalam Negeri. Keputusannya memberikan kesempatan pada kelompok sipil menjabat sebagai Menkamham adalah tindakan yang beresiko. Kendati belum berhasil, karena pengaruh Soeharto dan barisan militer Orbais masih begitu kuat dalam penyusunan kabinet baru, Wiranto tetap menjabat sebagai Menkamham.

Berkaitan dengan perubahan situasi ekonomi dan politik, Pak Habibie memperbarui orientasi pembangunanisme. Ia mengkritik Soeharto yang lemah dalam penegakan ekonomi kerakyatan. Ia berkata bahwa “ekonomi Pancasila sebagai praktik early primitive capitalistic dirtyitu sangat merugikan rakyat” (Habibie, 2006). Ia berupaya keras memperbarui cara kerja birokrasi yang lambat, memperbaiki iklim perekonomian, dan menuntaskan kasus-kasus korupsi. Sementara Ia bekerja keras memastikan susunan kabinet mampu diterima oleh publik, Ia harus berhadapan dengan sisa-sisa kekuatan Orbais yang terus menerus memberikan tekanan.

Ilmuwan Mulia

Pak Habibie bukan sekedar Presiden ke-3 RI, tapi juga seorang ilmuwan yang telah menginspirasi banyak orang. Kisah hidupnya telah menjadi oase bagi kehidupan dan harapan kemajuan sains. Sejak menjabat sebagai Menristek RI pada tahun 1973, Pak Habibie telah memperoleh pengakuan luas dari publik. Terutama karena Ia dianggap sebagai figur ilmuwan yang telah mengharumkan nama Indonesia dalam industri teknologi internasional. Ia menjadi simbol teknologi, kemajuan, dan penguasaan iptek Indonesia. Pak Habibie punya mimpi membawa negara agraris ini punya keberanian bersaing dalam pengembangan teknologi.

“Habibie adalah satu-satunya Menristek terbaik yang pernah kita miliki” kata Profesor Sangkot Marzuki dalam artikel obituari Former president B.J. Habibie was the best research and technology minister Indonesia ever had. Direktur Lembaga Eijkman sejak 1992 hingga 2014 ini adalah saksi bagaimana Pak Habibie memimpin perkembangan teknologi. Pada tahun 1990, Pak Habibie mengumpulkan sejumlah ilmuwan di bidang bioteknologi. Prof. Marzuki adalah salah satu di antara pakar biognesis yang diundang oleh Pak Habibie untuk meneliti diversifikasi genom dan penyakit menular di Indonesia.

Baca Juga  Muhammadiyah Kehilangan Maestro Dakwah, Drs. KH. Muchtar Adam

Berbeda dengan Soeharto, bagi Pak Habibie pengembangan sains ia tujukan untuk membangun kekuatan bangsa. Ia tidak suka dengan model birokratis yang cenderung memperlambat kerja riset. Bahkan justru menghambat penemuan-penemuan penting. Bioteknologi bagi Pak Habibie akan berperan penting dalam revolusi industri di Indonesia ketimbang sekedar menyediakan iklim investasi. Tampaknya inilah yang membuat Pak Habibie berada di jalur yang relevan dengan perkembangan dunia.

Ketika ia membuka lagi lembaga Eijkman banyak orang yang mengkritik persoalan nama yang digunakan. Prof. Marzuki yang pada waktu itu ditunjuk menjadi direktur, mengatakan bahwa penggunaan lagi nama itu bagi Pak Habibie justru supaya Indonesia memberi sinyal pada dunia, bahwa negara agraris ini akan menjadi pewaris riset-riset bioteknologi ilmuwan peraih nobel, Christiaan Eijkman. Banyak orang mempertanyakan penggunaan lagi nama ilmuwan Belanda penemu konsep vitamin itu.

Lembaga ini sebetulnya adalah penamaan baru dari Geneeskundig Laboratorium yang berdiri sejak tahun 1888, kemudian pada tahun 1938 diubah menjadi Lembaga Eijkman sebagai penghargaan terhadap Christiaan Eijkman. Pada tahun 1960an, lembaga ini terpaksa ditutup. Pak Habibie punya andil besar membuka lagi Lembaga Eijkman ketika ia menjabat sebagai Menristek. Ini adalah tugas sejarah dan sains.

Pak Habibie adalah ilmuwan terbaik yang pernah kita miliki.

50 posts

About author
Penggiat Rumah Baca Komunitas (RBK), Yogyakarta. Mahasiswa Program Doktor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Articles
Related posts
Inspiring

Imam Al-Laits bin Saad, Ulama Besar Mesir Pencetus Mazhab Laitsy

3 Mins read
Di zaman sekarang, umat Islam Sunni mengenal bahwa ada 4 mazhab besar fiqh, yang dinisbahkan kepada 4 imam besar. Tetapi dalam sejarahnya,…
Inspiring

Ibnu Tumart, Sang Pendiri Al-Muwahhidun

4 Mins read
Wilayah Maghreb merupakan salah satu bagian Dar al-Islam (Dunia Islam) sejak era Kekhalifahan Umayyah. Kebanyakan orang mengenal nama-nama seperti Ibnu Rusyd, Ibnu…
Inspiring

Kenal Dekat dengan Abdul Mu'ti: Begawan Pendidikan Indonesia yang Jadi Menteri Dikdasmen Prabowo

3 Mins read
Abdul Mu’ti merupakan tokoh penting dalam dunia pendidikan dan organisasi Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds