Perspektif

Palestina vs Israel: Perang Kota Suci

1 Mins read

Palestina Israel – Perdana Menteri Benjamin Netayanhu, menyerukan perang dengan mengerahkan kekuatan militer Israil untuk menaklukan Palestina bahkan terus membobardir Al Quds. Di mana, Yerusalem sebagai tempat di mana Masjid Aqsa berada terus digempur.

Perang Peradaban Israel vs Palestina

Peperangan yang terus terjadi antara Israil vs Palestina dapat dikatakan sebagai perang peradaban yang sesungguhnya.

Agak berbeda dengan yang dikemukakan Samuel Huntington tentang The Clash of Civilization tahun 1992 yang menyebut terjadi perang antara Kristen vs Islam dan Konfucianisme vs Kristen. Hal ini karena yang maksudkan Huntington adalah Islam dan Konfusianusme tidak memiliki tradisi demokrasi dan kemajuan. Tetapi kenyataan yang terjadi tidak demikian.

Sementara itu, perang Israel vs Palestina saat ini adalah sebuah keangkuhan, kesombongan, dan kerakusan yang menjadi motivasi melakukan penaklukan atas umat manusia yang memiliki tradisi, kultur bahan keagamaan yang kuat.

Sungguh keangkuhan Netayanhu bersama Israel merupakan kebiadaban melawan peradaban yang luhur dari tradisi agama agama Ibrahim: Yahudi, Kristen, dan Islam.

Kebiadaban yang memeperlihatkan tidak pantas untuk dihormati sebagai tokoh perdamaian dunia. Sekalipun Benyamin Netanyahu, telah dinobatkan sebagai peraih nobel perdamaian beberapa tahun lalu.

Tentunya, tidak layak penghargaan yang prestisius tersebut diberikan kepada predator bangsa lain. Kecuali penghargaan tersebut hanya diperuntukan kepada mereka yang memiliki lobi politik internasional.

Kejahatan Kemanusiaan

Selain sebagai kebiadaban peradaban, apa yang ditunjukan oleh Netanyahu sekaligus pula sebagai kejahatan kemanusiaan. Yang mana, tidak layak dilakukan oleh seorang kepala negara bersama pasukan militernya untuk membunuh warga negara yang telah ratusan tahun menempati wilayah yang terus dipersengketakan.

Israil dengan kekuatan militer dan persenjataan bahkan dukungan para sekutunya senantiasa membuat aksi teror terhadap warga Palestina yang tidak mengerti persoalan.

Baca Juga  Air, Mahal dan Berharganya dalam Kehidupan Manusia

Korban sepanjang konflik telah bergelimpangan ratusan ribu jumlahnya. Baik tentara, masyarakat sipil, wanita, anak-anak, maupun aktivis jurnalis. Sungguh, sebuah kejahatan kemanusiaan yang tidak dapat ditolerir oleh siapapun yang punya hati nurani.

Inilah saatnya Republik Indonesia sebagai negara yang dihuni seperempat jumlah penduduk muslim dunia, serta dihuni puluhan ribu umat Kristiani, dan ribuan umat Yahudi, pemerintah benar benar harus bersikap tegas terhadap Netanyahu.

Kita sulit berharap pada negara negara Timur Tengah untuk membantu warga Palestina untuk mendapat kan hak kemerdekaan dan pelindungan sebab di Timur Tengah sendiri saban hari konflik di antara mereka.

Kita tunjukan sebagai bangsa yang merdeka dari dominasi Amerika bersama sekutunya untuk membantu Palestina yang sedang kemelut dengan berbagai diplomasi politik dan kekuatan militer. Semoga berhasil memberikan yang terbaik.

Editor: Yahya FR

Zuly Qodir
2 posts

About author
Dosen JK School of Government Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds