IBTimes.ID – dr. Thafsin Alfarizi Kasie Daerah Kerja (Daker) Madinah mengatakan bahwa Kemenkes Arab Saudi klaster Madinah mengapresiasi atas pelayanan penyelenggaraan kesehatan haji Indonesia di Madinah tahun ini.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh dr. Thafsin Alfarizi di Madinah pada Rabu (5/7/23).
“Alhamdulillah, Indonesia termasuk negara yang diapresiasi oleh Kemenkes Arab Saudi karena sudah baik dalam penerapan penyelenggaraan kesehatan haji sesuai prosedur yang diminta,” ujar dr. Alfarizi.
Pasca pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), KKHI Madinah sebagai perwakilan penyelenggaraan kesehatan haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M pada Sosialisasi dan Evaluasi Pelayanan Kesehatan Misi Kesehatan Luar Negeri undangan Kementerian Kesehatan Arab Saudi klaster Madinah di Gedung Administrasi Pelatihan dan Research Madinah.
“Hari ini KKHI Madinah mengikuti Sosialisasi dan Evaluasi Pelayanan Kesehatan Misi Kesehatan Haji Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang berkedudukan di Madinah,” jelas dr. Alfarizi.
Selain dari Indonesia, Kementerian Kesehatan Arab Saudi klaster Madinah juga mengundang beberapa penyelenggara kesehatan haji di Madinah, seperti Malaysia, Mesir, Pakistan, Turki, Afghanistan, India, Jordania, Sudan, dan Bangladesh.
Pertemuan ini bertujuan untuk menguatkan kerja sama, koordinator, dan pelaporan penyelenggaraan kesehatan haji khususnya di kota Madinah.
dr. Alfarizi menyampaikan bahwa selain dari tujuan di atas, pertemuan ini juga berguna untuk menambah jejaring kerja bagi KKHI Madinah serta membagi best practise antar negara. “Pertemuan ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk menambah jejaring kerja bagi KKHI Madinah serta membagi best practise antar negara,” imbuhnya.
Dalam pertemuan tersebut, General Manager Kementerian Kesehatan Arab Saudi klaster Madinah dr. Abdullah Al-Qarafi menyampaikan beberapa temuan selama penyelenggaraan kesehatan haji yang dilaksanakan oleh berbagai negara yakni klinik kesehatan masing-masing negara yang umumnya penuh jemaah haji sakit.
Selain itu, Kemenkes Arab Saudi juga menyoroti belum patuhnya penyelenggara kesehatan haji dari mancanegara untuk mengirimkan kasus penyakit menular potensial wabah yang diwaspadai, meskipun belum ada kasus (daily zero reporting).
Pada pertemuan ini juga dijelaskan pelayanan kesehatan Arab Saudi pada musim haji dan sistem rujukan di RSAS Madinah, pencatatan dan pelaporan penyakit menular potensial wabah, dan penanganan limbah medis menular, dan prosedur rujuk jemaah haji Arab Saudi (RSAS) Madinah, hingga prosedur penanganan limbah medis.
Adapun mengenai hal itu, dr. Alfarizi menjelaskan bahwa pihaknya telah menyampaikan laporan mengenai penyakit menular potensial wabah melalui Link QR code yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Sesuai rencana, mulai tanggal 10 Juli 2023 atau saat kedatangan jemaah haji gelombang dua ke Madinah, pelaporan tersebut akan mulai dikirimkan kembali secara rutin.
“Sebelumnya KKHI Madinah telah melaporkan laporan mengenai penyakit menular potensial wabah melalui Link QR code yang disediakan Kemenkes Arab Saudi setiap harinya. Tanggal 10 Juli ini, pelaporan akan dimulai kembali menunggu jemaah haji gelombang dua tiba di Madinah,” jelasnya.
Dalam pertemuan ini, Indonesia termasuk negara yang mendapatkan apresiasi sebagai negara yang sudah baik dalam penerapan pada prosedur yang diminta oleh Kemenkes Arab Saudi.
dr. Alfarizi menyampaikan forum ini juga sangat bermanfaat untuk menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi KKHI Madinah selama penyelenggaran kesehatan haji tahun ini.
Harapannya dengan adanya pertemuan ini, penyelenggara kesehatan haji di Kota Madinah khususnya, dapat berjalan lebih optimal dan maksimal.
Sumber: MCH 2O23
Editor: Soleh