IBTimes.ID – Masyarakat, terutama muslim, kembali mengalami shock karena pembunuhan secara sengaja dan keji terhadap keluarga Muslim di Kota London, Ontario Kanada beberapa hari yang lalu. Pelakunya adalah seorang anak muda berusia 20 tahun bernama Nathaniel Veltman.
Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, ini adalah pembunuhan yang paling buruk dan keji yang terjadi di Kanada sejak tahun 2017. Ia mengutuk pembunuhan tersebut.
Sudarnoto menyebut bahwa kebencian terhadap Islam dan umat Islam (Islamophobia) masih terus muncul dan berkembang di mana-mana. Bahkan termasuk di Kanada yang dikenal sebagai negara yang sangat toleran.
“Ekspresi kebencian ini bermacam-macam tidak saja diskrimininasi di berbagi sektor kehidupan, akan tetapi juga hate speech, bully, vandalisme hingga pembunuhan terhadap tokoh dan keluarga muslim. Kejahatan juga dilakukan bahkan di masjid Quebeq beberapa tahun yang lalu,” ujarnya.
Menurut catatan statistik, kejahatan berbasis kepada kebencian (Phobia) di Kanada sejak tahun 2015 hingga 2021 ini mengalami peningkatan terus menerus. Kebencian ini menurut Sudarnoto sebetulnya tidak saja terhadap Muslim, akan tetapi juga terhadap kelompok Yahudi dan kelompok lainnya.
Namun demikian, kejahatan-kejahatan kemanusiaan yang dilakukan kepada siapa saja sudah barang tentu merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Pernyataan resmi dari walikota dan bahkan Perdana Menteri Kanada terkait dengan serangan terhadap keluarga muslim mengindikasikan kuat bahwa rasisme, ekstrimisme dan khususnya Islamophobia di Kanada masih sangat kuat.
Tokoh Muhammadiyah tersebut menyatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan peringatan keras bagi pemerintah Kanada untuk bekerja lebih optimal dalam memberantas terorisme. Terrmasuk yang diarahkan kepada Islam dan umat Islam.
“Sebagai lembaga Islam yang besar dan sesuai dengan fungsi himayatul ummah (melindungi ummat) dan orientasi Islam rahmatan lil ‘alamin, MUI mendukung upaya-upaya serius pemerintah Kanada, seluruh warga Kanada dan warga dunia lainnya untuk memerangi pikiran dan gerakan Islamophobia di Kanada seakar-akarnya. Islamophobia tidak boleh diberi tempat di kanada dan di manapun juga. Pelakunya harus dihukum seberat-beratnya,” tegasnya.
Selain itu, ia meyakini upaya-upaya preventif melalui berbagai program agar Islamophobia tidak muncul perlu dilakukan. Kerjasama antar pemerintah secara lebih luas untuk menangkal Islamopobia perlu dilakukan. Harus ada kepedulian dan kerjasama internasional berbagai negara menangani soal ini.
Keterlibatan civil society, menurut Sudarnoto, juga sangat penting. Marena itu MUI bersedia menjalin kerjasama khususnya dengan masyarakat Kanada untuk berbagai program keislaman.
Diharapkan melalui program ini, masyarakat Kanada, terutama kalangan muda, mengetahui persis bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan, perdamaian dan kemaslahatan.
Ia berpesan kepada masyarakat muslim di Kanada dan juga muslim di Indonesia agar tetap bersabar dalam menghadapi musuh, yaitu para penggerak dan penyebar Islamophobia.
“Panjatkan doa dan lakukan Sholat Ghaib kepada para korban kekejian Veltman. Peristiwa ini menjadi dorongan khususnya bagi muslim di Kanada untuk tidak surut beragama dan membangun kerjasama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah setempat untuk menciptakan suasana kebersamaan, memperkuat persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah dan Ukuhuwah Basyariyah),” tutup Sudarnoto.
Reporter : Yusuf