Falsafah

Charles J. Adams: Tiga Pendekatan dalam Memahami Islam

3 Mins read

Gambaran tentang Islam

Kehadiran setiap agama diharapkan mampu mengubah aspek kehidupan manusia menjadi jauh lebih baik. Begitupun dengan agama Islam, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Agama ini diyakini mampu mengubah kehidupan manusia menjadi jauh lebih baik serta sejahtera lahir dan batin. Setiap ajarannya bersandar pada sumber ajaran yang ideal dan agung. Al-Qur’an dan hadis menjadi sumber pedoman hidup serta petunjuk utama bagi umat Islam.

Dewasa ini, agama semakin dituntut untuk turut berkontribusi dalam kehidupan manusia. Bukan hanya sekadar menjadi lambang kesalehan seseorang atau identitas belaka. Namun, Islam juga sebagai agama yang menenangkan hati pemeluknya. Secara konseptual, Islam menunjukkan cara paling efektif dalam memecahkan setiap permasalahan hidup dengan bijaksana dan seimbang. Lalu gambaran mengenai Islam sendiri seperti apa?

Islam merupakan agama samawi yang diturunkan terakhir, Ia menjadi pedoman hidup manusia hingga akhir zaman. Dalam pandangan Muslim secara umum, Islam dipahami sebagai sebuah peradaban dan orientasi hidup. Dari waktu ke waktu terus berubah dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan. Yang artinya, hal ini mengandung pengertian bahwa seluruh tindakan manusia bersumber dari aturan-aturan Islam.

Dari gambaran tersebut, agaknya pemahaman Islam masih umum dan mencakup pengertian yang luas. Tidak sampai di situ saja, ternyata hal ini sempat menjadi kegelisahan akademis yang dialami oleh para cendekiawan Muslim.

Kegelisahan ini lebih tepatnya terletak pada bagaimana menggambarkan definisi Islam yang menunjukkan perbedaannya dengan agama. Serta menggambarkannya dalam satu definisi esensial yang utuh dan mampu diterima secara komprehensif.

Sekilas tentang Charles Joseph Adams

Untuk itu beberapa cendekiawan Muslim memberikan gambaran Islam dengan menawarkan beberapa pendekatan, salah satu cendikiawan tersebut ialah Charles Joseph Adams. Adams merupakan seorang Professor sekaligus Direktur di Mc. Gill University, yang lahir di Houston-Texas pada 24 April 1924.

Baca Juga  Islam, Modernisme, dan Akal (3): Akal Menurut Pemikiran Modern

Ia sukses berkarir dalam bidang Islamic Studies. Tidak hanya itu, ia juga banyak berkontribusi dalam beberapa artikel populer, seperti: The Encyclopedia of Britannica, Encyclopedia of Americana, The World Book Encyclopedia, dan lain-lain.

Tiga Pendekatan dalam Memahami Islam

Dalam memahami Islam Adams menawarkan banyak pendekatan yang dianggapnya mampu menjelaskan pertanyaan dasar, seperti what is Islam? Salah satu pendekatan yang digunakan Adams adalah pendekatan Normatif keagamaan.

Pendekatan dalam memahami Islam ini terdiri dari 3 bagian: pendekatan misionaris tradisional, pendekatan apologetik, dan yang terakhir pendekatan irenik.

Pendekatan dalam Memahami Islam (1) Misionaris Tradisional

Yang pertama, pendekatan misionaris tradisional. Pendekatan ini mulai muncul sekitar abad-19. Pada masa ini, Islam mengalami kemunduran. Kemunduran yang terjadi disebabkan kurangnya kesadaran umat Islam terhadap nilai-nilai keagamaan yang beriringan dengan maraknya usaha aktivis misionaris.

Mereka memanfaatkan momen ini dengan berusaha mengkristenkan masyarakat beragama. Metode yang digunakan adalah dengan cara mengomparasikan ajaran Islam dan Kristen, yang tentunya banyak merugikan Islam.

Pendekatan dalam Memahami Islam (2): Apologetik

Selanjutnya pendekatan apologetik. Pendekatan ini mulai muncul sekitar abad-20. Pendekatan ini sekaligus menjadi ciri dan karakteristik pemikir umat Muslim abad-20, sikap yang memperlihatkan kesenangan dengan melakukan pembelaan pada keyakinan atau pendirian mereka.

Salah satu sebab pendekatan ini muncul adalah sebagai respon dari mentalitas mereka terhadap gangguan Barat. Hal ini yang kemudian memberikan efek positif. Di mana, Islam tampil dengan semangat baru. Serta, Islam mampu memodernisasikannya dengan membawa Islam pada era yang baru dan lebih cemerlang.

Pendekatan dalam Memahami Islam (3): Irenik

Yang terakhir pendekatan irenik (simpatik). Pendekatan ini muncul sejak perang dunia II. Kemunculannya muncul sebagai respon dari berkembangnya gerakan yang berbeda di dunia Barat antara kelompok agama dan universitas. Dengan tujuan memberikan apresiasi besar keberagaman Islam dan memelihara sikap terhadap mereka.

Baca Juga  Apa Epistemologi dari Kajian Islam di Kampus?

Pendekatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mendamaikan tradisi Islam dan Kristen, khususnya di kalangan Barat. Hingga akhirnya, pendekatan ini berhasil mengatasi sikap Barat yang seringkali curiga, antagonistik, dan menuduh tradisi Islam.

Cragg yang berhasil membuka mata orang Barat dengan usahanya menemukan nilai-nilai yang baik dalam Islam. Ia menyatakan bahwa Islam dan Kristen memiliki kesamaan.

Islam Agama Dinamis

Dari berbagai proses yang berhasil dilalui Islam tadi, pada akhirnya Adams berhasil menggambarkan sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya Islam itu dinamis. Islam mampu menjawab setiap problematika kehidupan yang dihadapi oleh setiap manusia.

Islam mampu mengikuti dinamika perkembangan yang pesat dan memberikan peluang besar bagi para ulama, mujtahid, hingga cendikiawan Muslim untuk terus melakukan reinterpretasi dan reformulasi terhadap setiap ajaran Islam.

Bagi Adams, Islam merupakan agama yang harus dipahami melalui perspektif sejarah. Sebagai sebuah pengalaman yang terus berjalan dan ekspresi yang berdiri di atas perkembangan sejarah berdasarkan wahyu (massage) dan pengaruh Nabi.

Islam bukan hanya terdiri dari satu hal (one thing) atau satu sistem (one system), tetapi Islam terdiri dari banyak hal (many things) atau sistem kompleks (many systems). Islam selalu berubah dan berkembang sehubungan dengan kondisi sejarah. Dan bagi Adams, Islam dapat dijadikan obyek kajian sebagai bagian dari sejarah.

Editor: Yahya FR

Avatar
2 posts

About author
Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Falsafah

Tawaran Al-Jabiri Atas Pembacaan Turats

4 Mins read
Abed al-Jabiri adalah salah satu pemikir Islam yang paling dikenal di era modern. “Naqd al-Aql al-Arabi” atau proyek pemikiran “Kritik Nalar Arab”…
Falsafah

Deep Ecology: Gagasan Filsafat Ekologi Arne Naess

4 Mins read
Arne Naess adalah seorang filsuf Norwegia yang dikenal luas sebagai pencetus konsep “ekologi dalam” (deep ecology), sebuah pendekatan yang menggali akar permasalahan…
Falsafah

Sokrates: Guru Sejati adalah Diri Sendiri

3 Mins read
Dalam lanskap pendidikan filsafat, gagasan bahwa guru sejati adalah diri sendiri sangat sesuai dengan metode penyelidikan Sokrates, filsuf paling berpengaruh di zaman…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds