Perspektif

Pengalaman Asyik Work From Home

4 Mins read

Siapa bilang menjadi soliter itu gak asyik? “Loe yang gak asyik” kalau gak ngerti bahwa sikap soliter yang dilakukan demi mengerem laju penularan Covid-19 adalah bentuk solidaritas yang serius. Kita beraktivitas di rumah (#dirumahaja), bukan berarti kaum rebahan. Ada banyak kegiatan produktif yang bisa kita lakukan mendukung work from home, bahkan bisa membuat kita kewalahan lho.

Stop Rebahan

Bagi Muslim yang baik, kita bisa bangun lebih pagi ketimbang memperpanjang rebahan. Sisa sepertiga malam yang ada, bisa kita gunakan untuk sepuas-puasnya beribadah (qiyam al-lail).

Setelah itu, jika ada sisa waktu, kita bisa bermeditasi: berdzikir, sambil memikirkan strategi bagaimana mengemban tugas menjadi pemelihara bumi ini (khalifatullah fi al-ardhi). Kita bisa menikmati tasbih, tahmid, takbir dan bahkan tahlil dengan lebih leluasa.

Ketika waktu subuh tiba, kita bisa mendahuluinya dengan shalat Sunnah dua rakaat, lalu Shalat Subuh. Jika kebetulan bersama mantan pacar (isteri tercinta) dan anak-anak, kita bisa menjadi Imam bagi keluarga kita. Jika kebetulan masih jomblo, berdoalah “Ya Allah, wahai Rabb hamba, berikan hamba seorang penyempurna agama hamba.” Panjatkan setulus-tulusnya dan tersenyumlah seolah bidadari yang akan diturunkan dari surga menyapa.

Setelah shalat, kita bisa membuka aplikasi “Home Workout“. Ada lima jenis latihan yang bisa kita gunakan: (1) mengencangkan otot perut agar sixpack; (2) melatih otot punggung; (3) otot dada; (4) lengan; dan (5) kaki (betis, tumit dan paha). Latihan ini memiliki tiga level, yakni pemula, tengah-tengah dan berat. Latihan ini lumayan untuk membakar kalori kita secara massif.

Setelah berolahraga, kita bisa menyiapkan sarapan. Memasak masakan sehat adalah hal yang menyenangkan. Kita bisa melewati seluruh bagiannya secara detil dan asyik. Kita tahu betul apa yang akan kita konsumsi, bahkan nilai gizi di baliknya.

Memulai Work From Home

Sembari sarapan, kita bisa membaca koran digital. Bahkan jika bacaan kita belum tuntas, kita bisa melanjutkannya dengan diiringu meminum secangkir kopi yang nikmat. Kopi favorit saya adalah kopi hitam tanpa gula, yang di rebus langsung di atas panci kecil. Sementara campurannya adalah susu kental manis coklat sejumlah dua sendok makan. Sensasinya gurih abis.

Baca Juga  Kiat-kiat Menjadi Muslim Moderat: Gagasan M. Quraish Shihab

Setelah sarapan, kita bisa mencuci piring, mencuci baju, mengepel lantai dan menyapu. Setelah semua tampak bersih, rapi dan kinclong, kita bisa mandi pagi. Kalau di hari-hari biasa kita terburu-buru mandi, maka kali ini kita perlu menikmatinya. Baik dengan bathtub, shower ataupun siwur (gayung), kesegaran air sungguh membuat tubuh kita rileks. Nikmat sekali hidup ini.

Setelah mandi, kita bisa memilih pakaian yang paling nyaman dipakai. Pakaian andalan saya adalah kaos oblong polos yang halus dan sejuk, sementara bawahan yang dikenakan adalah celana olahraga. Saya membayangkan berbusana seperti ini ke kantor, wow, pasti akan nyaman sekali. Atau, kalau enggak, pasti bikin heboh.

Kini kita perlu mendesain tempat kerja di rumah untuk work from home. Jika biasanya ada di sudut sempit yang pengap, mengadap tembok yang tak terlawan dan membuat pikiran buntu, kini bisa kita hadapkan tempat kerja kita ke halaman yang mempunyai view alam luas (jika ada). Jika mustahil melakukanya, baiklah kita nikmati dengan penuh syukur apa yang ada di hadapan kita.

Hal pertama yang saya lakukan ketika harus work from home adalah memeriksa pekerjaan mahasiswa, menyelesaikan tugas-tugas administrasi (mengoreksi, mengabsen, memberikan nilai dan lain sebagainya), lalu menyiapkan untuk bahan belajar Minggu berikutnya. Bahkan juga mengajar secara online. Tentu saya juga harus membaca buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah. Kebetulan pada semester ini, saya mengampu dua matakuliah dan empat kelas. Total ada delapan kredit.

Setelah ritual ini selesai, biasanya adzan dhuhur berkumandang. Jika kita mulai berkeringat, kita bisa mengeringkannya sembari bersantai di hadapan kipas angin, dan kemudian mandi di siang hari yang biasanya agak panas. Wah, ini sungguh sejuk dan menyegarkan. Fresh rasanya.

Baca Juga  Andaikan IMM Agamaku

Siang Bersama Keluarga

Setelah itu, kita bisa mengerjakan shalat Sunnah dua rakaat, lalu shalat Dzuhur dan menggenapkannya dengan shalat Sunnah dua rakaat setelahnya. Jangan lupa berdoa bagi para kepala keluarga agar keluarga kita senantiasa terlindungi dari marabahaya dan sehat, segar, bugar serta bahagia. Bagi para jomlo, bisa mengulang doa yang dipanjatkan pada waktu subuh.

Setelah dhuhur telah lewat, kita bisa memasak untuk makan siang. Memasak bersama anak dan isteri adalah pengalaman yang mahal. Semangat saling membantu bisa dipupuk dengan baik sejak dini. Bagi para jomlo, berusaha jadilah chef profesional. Barangkali skill memasakmu semakin terasah dan memiliki potensi yang lebih besar untuk menarik minat para mertua.

Masakan yang lezat dan sehat, tentu berasal dari bahan-bahan yang segar dan sehat pula. Komposisi bumbunya harus pas dan tepat, agar rasanya maknyus. Apa yang dibutuhkan tubuh adalah makanan empat sehat lima sempurna.

Nah, makan siang bersama adalah ritual yang penting dalam rangka menghayati kebersamaan. Sementara bagi siapa saja yang sendiri, tentu bisa dimanfaatkan untuk mengimplementasikan filsafat eksistensialisme kontemporer. Bacalah karya-karya Sartre, Kierkegaard, Heidegger atau yang lain, agar penghayatannya lebih merasuk ke jiwa.

Setelah makan, kita bisa kembali bekerja. Saya biasanya mengoreksi naskah tugas akhir mahasiswa, lalu menjawab email-email yang ada, merevisi naskah jurnal yang sudah direview dan menyelesaikan pekerjaan sebagai editor jurnal ilmiah. Biasanya hal ini berlangsung sampai adzan ashar berkumandang.

Shalat ashar bisa dikerjakan bersama keluarga, lalu kembali ke pekerjaan yang belum selesai. Tepat pada jam empat sore, kita bisa berolahraga ringan, seperti lari-lari kecil dan senam agar mendapatkan keringat. Setelah dirasa cukup panas, maka kita bisa beristirahat.

Baca Juga  Sampai Kapanpun, Poligami Itu Boleh dan Benar!

Di sore hari, kita perlu menikmati minuman ramuan rimpang atau akar-akaran (empon-empon, dalam bahasa Jawa) seperti jahe, kunyit, daun sereh, lengkuas dan lain sebagainya. Selain rasanya yang unik, hal ini bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh. Aktivitas menikmati jamu ini, bisa kita lakukan sembari membaca buku-buku atau jurnal-jurnal.

Setelah keringat kita kering, kita bisa mandi dan bersiap-siap untuk shalat Magrib berjamaah. Waktu yang tersisa bisa kita gunakan untuk membaca Al-Qur’an. Ingat, membacanya dalam rangka memahami. Bukan membunyikannya.

Aktivitas Malam dan Istirahat

Setelah shalat Maghrib, kita bisa menyiapkan makan malam. Masak bersama dan akhirnya, makan bersama. Setelah itu, aktivis kekeluargaan ini ditutup dengan shalat Isya’. Anak dan isteri bisa beristirahat, menonton tv atau membaca buku-buku cerita anak. Sementara kita, bisa secara lebih leluasa mengerjakan karya ilmiah (naskah jurnal atau buku).

Aktivitas kerja malam ini harus berakhir paling lambat pukul dua belas dini hari. Kita harus menghemat energi kita untuk agenda esok hari.

Kecuali pada hari Sabtu dan Minggu, adalah hari libur. Semua aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan, digantikan dengan bermain bersama keluarga, nonton film komedi atau horor favorit kami. Pasti seru! Atau, jika anak dan istri lebih memilih main game online, saya biasanya menikmati novel-novel silat yang menggugah rasa penasaran (salah satunya adalah Candi Murca, karangan Langit Kresna Hariadi). Atau, menulis artikel-artikel pendek untuk koran-koran, majalah-majalah atau website kesayangan (IBTimes.id).

Jika waktu sudah menunjukkan pukul 00:00, maka kita harus beristirahat. Kita akan memulai aktivitas esok hari pada pukul tiga pagi.

Jadi, mari kita menikmati WFH kita masing-masing. Apakah para pembaca punya agenda yang asyik dan menarik selama WFH? Ceritakanlah!

Editor: Nabhan

Avatar
89 posts

About author
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, Direktur Riset RBC Institute A Malik Fadjar.
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *