AkhlakRiset

Pengaruh Al-Qur’an terhadap Kinerja Otak

3 Mins read

Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ hingga saat ini. Keautentikan Al-Qur’an juga sangat terjaga, dan itu dibuktikan oleh para penghafal Al-Qur’an. Membaca atau menghafal Al-Qur’an, selain bernilai ibadah, juga mempunyai manfaat yang sangat luar biasa, yaitu memberi pengaruh baik terhadap kesehatan jasmani maupun rohani.

Pengaruh Lantunan Al-Qur’an terhadap Psikologis Manusia

Dalam kehidupan ini, peran Al-Qur’an memang sangatlah penting bagi kehidupan manusia, terutama bagi umat muslim. Banyak orang merasakan hal yang luar biasa ketika telah membaca Al-Qur’an. Di antaranya, yaitu hati atau perasaan sesorang menjadi lebih tenang.

Ternyata, tidak hanya membaca Al-Qur’an saja kita bisa merasakan keluarbiasaan tersebut, karena hanya dengan sekedar mendengar ayat Al-Qur’an saja juga dapat menyembuhkan penyakit dan perubahan psikologis bagi manusia.

Hal tersebut dibuktikan oleh seorang peneliti ahli bernama Dr. Qodhi melalui penelitiannya di Klinik Besar, Florida, Amerika Serikat. Dokter ahli jiwa tersebut meneliti seorang muslim yaitu dengan cara hanya mendengarkan ayat Al-Qur’an.

Penelitiannya tidak dilakukan dengan sembarangan, karena dibantu juga dengan alat elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otak, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya, ia pun mengambil kesimpulan bahwasanya bacaan Al-Qur’an 97% dapat membuat ketenangan jiwa dan menyembuhkan penyakit.

Selain Dr. Qodhi, penelitian juga dilakukan oleh Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam sebuah seminar konseling dan psikoterapi Islam pada sekitar tahun 1997. Ia mengatakan bahwasanya bacaan Al-Qur’an dapat meningkatkan IQ anak yang baru lahir. Sikap tersebut ditunjukkan dengan wajah yang lebih ceria dan sikap yang lebih tenang ketika seorang bayi dibacakan ayat Al-Qur’an.

Pengaruh Al-Qur’an memang sangat luar biasa. Dengan hanya membaca dan mendengarkannya saja, kita dapat merasakan hal yang tidak pernah disangka-sangka. Lalu, bagaimana dengan orang yang menghafalnya? Apakah keluarbiasaan yang dirasakannya akan melebihi yang membaca atau mendengarkannya saja?

Baca Juga  Perang Melawan Hoax Lewat Medsos dan Jurnalistik

Kecerdasan Otak bagi Penghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk interaksi umat muslim dengan Al-Qur’an yang telah berlangsung sejak Al-Qur’an pertama kali turun kepada Nabi Muhammad ﷺ, hingga saat ini dan masa yang akan datang. Allah telah memudahkan Al-Qur’an untuk dihafalkan, baik oleh orang Islam yang asli beretnis Arab maupun selain etnis Arab yang tidak mengerti kata-kata Al-Qur’an.

Pernyataan tersebut telah Allah firmankan dalam QS Al-Qamar: 17, yang berbunyi, ”Dan sungguh telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” Dari ayat tersebut, Allah memerintahkan kepada kita untuk menghafalkan Al-Qur’an dan ambillah pelajarannya untuk diri kita. Sebab, tidak ada yang lebih hafal tentang Al-Qur’an selain daripada orang yang mengambilnya sebagai nasihat untuk dirinya.

Kita semua tahu, bahwasanya Allah telah menjanjikan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat bagi seorang pengahafal Al-Qur’an. Derajat mereka akan naik dan perbuatan baik yang mereka kerjakan akan dilipatgandakan. Selain itu,yang paling menakjubkan, yaitu mereka akan memasangkan mahkota kepada kedua orang tuanya.

Keutamaan seorang penghafal Al-Qur’an tidak hanya dapat dirasakan kelak di akhirat. Karena di dunia pun mereka akan merasakan keutamaan tersebut, yaitu mengenai kecerdasan otak yang dimilikinya. Banyak sekali ilmuwan-ilmuwan yang meneliti, bahwasanya ketika sedang menghafal Al-Qur’an, maka kecerdasan akademik (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ), akan meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Shalih bin Ibrohim, yaitu seorang profesor ilmu kesehatan jiwa di Riyadh di Universitas Al-Imam Muhammad bin Sa’ud Al-Islamiyah, bersama dua kelompok yang masing-masing beranggotakan 170 orang menunjukkan, ketika kadar hafalan Al-Qur’an meningkat, maka akan meningkat pula kesehatan jiwanya.

Baca Juga  Cahaya dalam Perpekstif Al-Qur’an dan Ilmu Fisika

Para mahasiawa yang memiliki hafalan Al-Qur’an yang baik pun memiliki kesehatan yang baik pula. Penelitian yang dilakukan dua kelompok ini, di antaranya mahasiswa-mahasiswi dari Universitas Malik Abdul Azis di Jeddah, dan mahasiswa-mahasiswi Ma’had Al-Imam Asy-Syatibi li Ad-Dirasah Al-Qur’aniyah, fillsl Universitas al-Khairiyah litahfdzil Qur’anal-karimdi Jeddah.

Batas Usia Ideal untuk Menghafal Al-Qur’an

Banyak juga ilmuwan Islam yang sejak kecil menghafal Al-Qur’an, dan mereka menjadi tokoh yang sangat berpengaruh bagi dunia. Di antaranya yaitu Ibnu Sina (bapak kedokteran dunia), yang oleh Barat dikenal dengan nama Avicenna, Al-Khawarizmi (penemu aritmatika), Al-Farabi (filsuf Islam), Ibnu Jabir al-Hayan (bapak kimia modern), Ibnu Jazari (perintis teknologi modern dan robot), dan masih banyak lagi.

Dari berbagai penelitian juga menunjukan bahwa usia paling ideal untuk menghafal Al-Qur’an yaitu sejak 0-8 tahun. Usia itu disebut sebagai dengan masa keemasan, karena kecerdasan anak mencapai 80% dan akan mencapai 100% pada usia 18 tahun.

Meskipun begitu, batas usia menghafal tidak hanya sampai 18 tahun, atau ada yang mengatakan 21 tahun. Bagi yang berusia lanjut, jangan putus harapan atau malah menjadikan usia sebagai alasan untuk tidak menghafal. Karena sesungguhnya, Allah akan memudahkan kita untuk menghafal apabila ada niat dan tekad yang kuat untuk memulainya. Buktinya, sekarang banyak orang yang berusia hampir 70 tahunan bisa menghafal dengan waktu yang relatif cepat.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwasanya Al-Qur’an memang sangat luar biasa. Al-Qur’an tidak hanya ketika membacanya bernilai ibadah, atau bagi penghafalnya bisa memasangkan mahkota kepada orang tua. Ternyata, Al-Qur’an juga sangat berpengaruh bagi kecerdasan atau otak yang kita miliki. Subhanallah.

Editor: Zahra

Baca Juga  Lazismu, Anak Muda, dan Gerakan Filantropi untuk Ekologi
Lilik Azkiyah
1 posts

About author
Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di Institut Ilmu Al-Qur’an Yogyakarta.
Articles
Related posts
Riset

Di mana Terjadinya Pertempuran al-Qadisiyyah?

2 Mins read
Pada bulan November 2024, lokasi Pertempuran al-Qadisiyyah di Irak telah diidentifikasi dengan menggunakan citra satelit mata-mata era Perang Dingin. Para arkeolog baru…
Akhlak

Mentalitas Orang yang Beriman

3 Mins read
Hampir semua orang ingin menjadi pribadi yang merdeka dan berdaulat. Mereka ingin memegang kendali penuh atas diri, tanpa intervensi dan ketakutan atas…
Akhlak

Solusi Islam untuk Atasi FOPO

2 Mins read
Pernahkan kalian merasa khawatir atau muncul perasaan takut karena kehilangan atau ketinggalan sesuatu yang penting dan menyenangkan yang sedang tren? Jika iya,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds