Perspektif

Perbedaan Pendapat tentang Jatuhnya Malam Lailatul Qadar

3 Mins read

Malam lailatul qadar merupakan suatu malam yang sangat sakral bagi umat Islam. Malam ini hanya terjadi dalam satu bulan Ramadhan. Pada malam itu, jika salah seorang umat Islam melakukan suatu amal kebaikan, ia akan memperoleh ganjaran yang berlipat-lipat ganda yang jauh lebih besar dibanding hari yang lain di bulan Ramadhan.

Ibnu Qayyim mengatakan bahwa lailatul qadar merupakan malam yang agung. Menurut Ibnu Qayyim, disebut malam yang agung karena malam tersebut merupakan malam dimana rahmat Allah SWT turun dalam porsi yang lebih banyak dibandingkan malam lain di bulan Ramadhan, apalagi malam-malam biasa lainnya.

Di samping itu, Ibnu Qayyim juga mengatakan bahwa malam lailatul qadar adalah malam yang sempit. Hal ini disebabkan karena baik bumi maupun langit pada malam itu penuh sesak dengan para malaikat yang turun menebarkan segala bentuk kebaikan.

Terdapat berbagai pendapat yang mengatakan tentang kapan sih waktu turunnya lailatul qadar. Para ulama telah berijtihad sesuai dengan analisis dan penalarannya masing-masing.

Ada yang mengatakan lailatul qadar turun sejak malam ke-21 pada bulan Ramadhan. Ada pula yang mengatakan bahwa lailatul qadar turun pada malam ke-17 atau pada saat bersamaan dengan Nuzulul Qur’an (malam diturunkannya Al-Qur’an).

Menurut Prof. Quraish Shihab

Prof. Quraish Shihab dalam kitabnya yaitu Tafsir al-Mishbah menjelaskan bahwa lailatul qadar terjadi saat malam diturunkannya Al-Qur’an. Pendapat ini didasarkan pada Q.S Al-Qadar ayat 1-5:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ ٥

Baca Juga  Pemerintah Terdesak, PERPPU Bertindak

Artinya: “(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada lailatul qadar. (2) Tahukah kamu apakah lailatul qadar itu? (3) Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. (4) Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. (5) Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (Q.S Al-Qadar [97]: 1-5)

Prof. Quraish Shihab menafsirkan ayat pertama surat di atas sebagai waktu turunnya lailatul qadar adalah waktu diturunkannya Al-Qur’an ke Lauhful Mahfuzh secara sekaligus.

Adapun Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia kepada Rasulullah SAW melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari (ada pula yang mengatakan 22 tahun 2 bulan 20 hari).

Menurut Ibnu Hajar al-‘Asqalani

Dalam kitab Fathul Barri karya Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dijelaskan bahwasanya terdapat setidaknya 45 pendapat tentang kapan waktu turunnya lailatul qadar.

Menurut pandangan Syekh Ibnu Hajar, pendapat yang rajih (paling kuat) mengatakan bahwasanya lailatul qadar turun pada waktu ganjil di 10 hari bulan Ramadhan. Pendapat ini disandarkan pada hadits berikut ini.

وعنها رضي الله عنها: أنَّ رسولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ. رواه البخاري

Artinya: “Dari Aisyah r.a pula, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ‘Carilah lailatul qadar itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari).

Pendapat Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalani ini diamini oleh Imam Syafi’i dan Imam Nawawi.

Menurut Imam Ghazali

Imam Ghazali memberikan argumentasi yang lebih rinci tentang turunnya lailatul qadar. Dalam kitab hasil karangan Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatho ad-Dhimyathi yang bernama I’anatuth Thalibin, Imam Al Ghazali memberikan penjelasan bahwa lailatul qadar turun pada malam yang berbeda di setiap tahunnya. Hal ini disesuaikan dengan hari awal Ramadhan itu dimulai.

Baca Juga  Pertanyaan Tentang Tuhan

Jika tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau hari Rabu, maka malam lailatul qadar akan turun pada malam ke-29. Jika 1 Ramadhan jatuh pada hari Senin, maka lailatul qadar turun pada malam ke-21.

Jika 1 Ramadhan jatuh pada hari Selasa atau Jum’at, maka lailatul qadar akan turun pada malam ke-27. Jika 1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis, maka lailatul qadar turun pada malam ke-25. Terakhir, jika 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, maka lailatul qadar akan menanti di malam ke-23.

Imam Abu Hasan asy-Syadzili menilai bahwa prediksi dari Imam Ghazali ini cukup representatif dan komprehensif. Bahkan, Imam asy-Syadzili pernah berkata, Semenjak saya menginjak usia baligh (dewasa), Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah (hasil argumentasi Imam Ghazali) tersebut.

Pendapat Lain tentang Lailatul Qadar

Ada ulama’ yang berpendapat bahwa lailatul qadar turun pada waktu ke-23 Ramadhan setiap tahunnya. Ini disandarkan pada riwayat Abdullah bin Unais.

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى نَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ الْمُبَارَكَةَ

“Wahai Rasulullah, kapankah kami bisa memperoleh malam penuh berkah ini?”

Rasulullah Saw menjawab,

الْتَمِسُوهَا هَذِهِ اللَّيْلَةَ)) وَقَالَ وَذَلِكَ مَسَاءَ لَيْلَةِ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ

“Carilah pada malam ini (malam 23 Ramadhan)”

Ada pula yang mengatakan bahwa lailatul qadar turun pada malam ke-27 Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada atsar Ubay bin Ka’ab.

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: وَاللَّهِ إِنِّي لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

Artinya: Dari Ubay bin Ka’ab: “Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menegakkan salat padanya, yaitu malam ke-27.”

Ada pula yang berpendapat bahwa Lailatul Qadar sebenarnya tidaklah turun di bulan Ramadhan, melainkan pada bulan Sya’ban. Pada bulan Sya’ban, lailatul qadar akan turun tepat pada malam nisfu Sya’ban. Namun, jumhur ulama’ menilai pendapat ini sebagai pendapat yang syadz yaitu pendapat yang nyeleneh atau yang dalam bahasa Jawa disebut nerecel.

Ada juga ulama yang menerangkan bahwa lailatul qadar hanya terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW saja. Sehingga setelah Nabi Muhammad Saw wafat, sudah tidak ada lagi malam lailatul qadar.

Baca Juga  Kebangkitan IMM: dari DPP(S) IMM Hingga Fokal

Namun, pendapat ini dibantah oleh Imam Nawawi dalam kitabnya al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab. Imam Nawawi dengan tegas mengatakan bahwa lailatul qadar akan turun terus-menerus dalam setiap bulan Ramadhan dan akan berakhir nanti di hari kiamat kelak.

Menyikapi Perbedaan Pendapat

Secara umum dalam Al-Qur’an, Allah SWT tidak memberikan tanggal pasti terkait kapan turunnya lailatul qadar. Pendapat diatas hanyalah sebatas argumentasi dari para ulama dalam memprediksi tentang kapan turunnya lailatul qadar.

Dalam hal ini, Allah SWT sengaja tidak memberikan tanggal pastinya supaya umat Islam mau beribadah dengan khusyuk selama bulan Ramadhan. Hendaknya semenjak awal bulan Ramadhan itu datang, umat Islam menambah giat ibadahnya tanpa harus melihat keutamaan apa yang ia peroleh dan pada hari apa ia melakukan. Wallahu A’lam bis Shawwab.

Editor: Soleh

Miftakhu Alfi Sa'idin
3 posts

About author
Mahasiswa IAIN Ponorogo Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah
Articles
Related posts
Perspektif

Buat Akademisi, Stop Nyinyir Terhadap Artis!

3 Mins read
Sebagai seorang akademisi, saya cukup miris, heran, dan sekaligus terusik dengan sebagian rekan akademisi lain yang memandang rendah profesi artis. Ungkapan-ungkapan sinis…
Perspektif

Begini Kira-Kira Jika Buya Hamka Berbicara tentang Bola

3 Mins read
Kita harus menang! Tetapi di manakah letak kemenangan itu? Yaitu di balik perjuangan dan kepayahan. Di balik keringat, darah, dan air mata….
Perspektif

Serangan Iran ke Israel Bisa Menghapus Sentimen Sunni-Syiah

4 Mins read
Jelang penghujung tahun 2022 lalu, media dihebohkan dengan kasus kematian Mahsa Amini, gadis belia 22 tahun di Iran. Pro-Kontra muncul terkait aturan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *