Haji adalah rukun Islam kelima. Bagi seorang muslim yang taat, mampu menunaikan haji merupakan suatu anugerah dari Allah yang tiada tara. Dengan melaksanakan ibadah haji, telah sempurnalah lima rukun Islam dalam kehidupan kita. Menunaikan ibadah haji memanglah teruntuk bagi mereka yang mampu, hal ini termaktub dalam surat Ali Imran ayat 97:
وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًۭا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
Selain dari Al-Qur’an, terdapat juga hadis nabi yang memerintahkan atau menjadi dasar diwajibkannya menunaikan ibadah haji, hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah. Redaksinya sebagai berikut:
بُنِىَ الاِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ اَنْ لآ اِلَهَ اِلاَّ اﷲُ٬ وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اﷲِ٬ وَاِقَامِ الصَّلاَةِ وَاِيْتَاءِ الزَّكاَةِ ٬ وصَوْمِ رَمَضَانَ ٬ وَحِجِّ الْبَيْتِ لِمَنْ اِسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً
“Islam dibangun atas lima perkara; bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan dan melakukan haji ke Baitullah bagi orang yang mampu melakukan perjalanan ke sana.”
***
Selain dua dalil di atas, masih banyak lagi dalil-dalil lain yang memerintahkan haji bagi yang mampu. Mampu di sini berarti mampu secara fisik dan finansial. Meskipun hari ini kita belum mampu untuk pergi haji, baik karena terkendala fisik atau finansial, tapi kita harus tetap memiliki impian dan terus berusaha sekuat tenaga supaya mampu untuk menunaikannya sehingga sempurnalah seluruh rukun Islam kita.
Pada umumnya, orang-orang pergi haji ketika sudah berusia senja. Hal ini disebabkan karena banyak faktor, di antaranya karena keterbatasan dana dan proses antri giliran haji yang lumayan lama, khususnya di Indonesia, saking banyaknya pendaftar. Selain itu, faktor fisik juga sedikit banyak mempengaruhi proses kelancaran penunaian ibadaha haji.
Oleh karena itu, perencanaan ibadah haji sedari muda wajib dicanangkan. Supaya tenggat persiapan finansial dan registrasi haji lebih panjang. Selain itu, saat muda, fisik juga masih tetap segar bugar.
Dalam kesempatan kali ini, penulis akan memaparkan kelebihan dan keuntungan melaksanakan ibadah haji pada usia muda.
1. Fisik Masih Kuat
A Iskandar Zulkarnain, anggota Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), mengatakan bahwa ibadah haji membutuhkan fisik yang kuat. Alasan inilah yang mendorong pihaknya untuk mengkampanyekan Gerakan Haji Muda. Ia menyontohkan, saat Tawaf Umrah harus mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Ditambah dengan Sa’i. Total, ada 10 K M yang harus dilalui jamaah.
Itu belum terhitung Wukuf di Arafah. Maka, jika Haji pada saat muda, tentunya kita secara sempurna mengikuti seluruh rangkaian ibadah Haji. Bahkan bisa menolong yang lain.
2. Memancarkan Gaya Hidup Islami Sehari-hari
Abdul Mujib, Guru Besar Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan bahwa dengan pergi haji di usia muda, seseorang akan semakin mampu untuk mengaplikasikan gaya hidup Islami dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, gaya hidup islami ini berupa berilaku sesuai nilai-nilai kebajikan yang termaktub secara gamblang dalam Al-Qur’an dan hadis. Seperti berkata jujur hingga berperilaku positif.
3. Untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045.
Iskanda Zulkarnain juga menyebutkan bahwa dengan menunaikan ibadah haji sedari muda, kita bisa mempunyai kesalehan sosial karena sudah menjalani rangkaian perjalanan spiritual ketika haji. Kesalhena sosial ini tentunya sesuai dengan visi Indonesia emas 2045.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk persiapkan ibadah Haji sejak dini.