Report

Pesan Haedar Nashir dalam Baitul Arqom dan Pelatihan Instruktur di UNIMUDA Sorong

3 Mins read

IBTimes.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan materi dalam Baitul Arqom (BA) dan Pelatihan Instruktur (PI) di UNIMUDA Sorong pada (16/08/2023). Dalam pengarahannya secara daring, Haedar Nashir menyampaikan selamat atas pelaksanaan penguatan ideologi dalam BA dan PI.

“Kami berharap bahwa BA dan PI ini adalah langkah konsolidasi dalam aspek ideologi dan aspek-aspek lainnya untuk menjadikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Papua Barat beserta menyeluruh organisasi otonom (ortom) di bawah PWM, agar semakin mantap menjalankan keputusan,” tuturnya.

Sebagai bentuk perhatian dan komitmen perkaderan di Indonesia Timur, kegiatan BA dan PI itu dikelola langsung oleh Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah antara lain; Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil.I., M.P.A. (Ketua), Dr. Muthoharun Jinan, M.Ag. (Wakil Ketua), Moch Irfan Islami, M.M. (Wakil Ketua), Benni Setiawan, M.S.I. (Ketua Divisi), Dr. Islamiyatur Rohmah, S.Ag., M.S.I. (Ketua Divisi), dan Dr. Muhammad Ali, M.M. (Ketua Divisi).

Komitmen Ideologis

Sebagai Ketua Umum Haedar berharap, “segenap majelis wilayah ortom maupun amal usaha agar dalam menjalankan amanat dan tugas-tugas organisasi betul-betul, memiliki komitmen ideologis dan kemuhammadiyahan yang tinggi”. Komitmen menjadi sangat penting, komitmen menjadi bagian kita bermuhammadiyah. 

“Innamal a’malu binniyat, kita ber-Muhammadiyah tidak lain untuk beribadah kepada Allah, menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi, peran kolektif fungsi ibadah, lebih kuat solid dan memberi kemanfaatan lebih besar lagi,” tuturnya.

Menurut Haedar, BA dan PI bagian dari proses ideologisasi di kalangan persyarikatan Muhammadiyah, lebih-lebih bagi para pimpinan. Dalam bermuhammadiyah, para pimpinan sudah selesai sifat yang elementer, kiat ber-Muhammadiyah, tata cara ber-Muhammadiyah, mengorganisasikan Muhammadiyah. Hal-hal yang mendasar yang harus ditingkatkan kemuhammadiyahannya.

Baca Juga  Mengapa Fatwa Muhammadiyah Tidak Mengenal Zonasi?

Haedar menegaskan, kepada kader Muhammadiyah, pimpinan Muhammadiyah, tetapi tidak memahami prinsip dasar pemikiran dan hal-hal yang bersifat ideologis, maka dalam konteks ini BA-PI harus dijadikan ajang untuk memahami kembali, menumbuhkan kembali, tentang pandangan keislaman dan pemikiran-pemikiran Muhammadiyah menjadi dasar, bingkai dan orientasi pemikiran keislaman. 

***

Haedar Nashir menyerukan, agar kader Muhammadiyah harus sesuai pandangan Islam bingkai gerakan Islam yang formalnya menurujuk pada pemikiran-pikiran tarjih, manhaj tarjih, dan pandangan-pandangan keislaman Muhammadiyah. Ar-Ruju’ ila al-Qur’an wa as-Sunnah, memahami Islam aqidah, muamalah duniawiyah, mengamalkan ajaran Islam dengan ijtihad dan akal pikiran yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Kader Muhammadiyah hendaknya memahami Islam secara komprehensif bersifat bayani disertai pemahaman hadis tapi merujuk pada tafsir dan pemikiran tarjih memahami islam dengan pendekatan burhani, setiap pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah, ilmu kecerdasan pemikiran berbagai aspek akhirnya memahami secara Irfani yakni pendekatan batin rasa Islam mengandung dimensi-dimensi kebaikan bersumber jiwa yang bersih dan suci. Dengan keislaman yang seperti itu, dapat berislam secara luas.

Selain itu, memahami produk-produk pemikiran Muhammadiyah, khususnya tarjih, fiqih-fiqih mutakhir yang dikeluarkan oleh tarjih, pemikiran tarjih yang disebut ideologi, pemikiran-pemikiran KHA Dahlan dalam 7 ajaran falsafah dan 17 ajaran pokok, dan buku-buku tentang Muhammadiyah generasi awal. 

Berdirinya Majelis Tarjih,  Langkah 12, Kepribadian Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH), Gerakan Dakwah Jamaah dan Dakwah Jamaah (GDJD), Dakwah Kultural, Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua, Indonesia Berkemajuan, Negara Pancasila Darul Ahdi wasy-Syahadah, dan Risalah Islam Berkemajuan. 

“Warga Muhammadiyah jangan sampai kehilangan arah, yang menjadi rujukan bagi seluruh anggota pimpinan, itulah yang akan menjadi dasar dan orientasi pimpinan, jangan sampai memimpin Muhammadiyah dengan pikiran sendiri,” tegas Haedar.

Baca Juga  Kang Jalal, Ulama Syiah Indonesia Wafat

Cara Pandang Politik

Politik dalam pandangan Muhammadiyah sebagaimana ekonomi, budaya, adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat sunnatullah. Politik dalam makna siyasah, bahwa selama mengurus sesuatu yang baik, maka politik menjadi keniscayaaan. Politik pengorganisasian negara, politik power strategi, memperjuangan meraih kekuasaan politik; public policy (kebijakan publik), politik diciton public (keputusan politik publik), dan aspek public good (kebaikan untuk orang banyak). 

Politik itu al-Umur al-duniayah dimensinya ijtihad, memiliki hal-hal yang bersifat fleksibel. Hak-hak politik kebangsaan, pembinaan masyarakat lewat dakwah politik perjuangan dan kekuasaan. Para politisi tidak mengambil peran langsung memberikan mendidik kader-kadernya dalam garis politik praktis.

Muhammadiyah tidak punya peran langsung dalam konteks kekuasaan. Muhammadiyah berperan untuk partai politik persyarikatan, organisasi masyarakat keagamaan, nalar cara dan prakteknya seperti para politisi. Dengan itu Muhammadiyah berpandangan, perjuangan politik kenegaraan dan perjuangan politik kekuasaan, kedua jalur ini bisa ditempuh. 

Menggerakkan Organisasi

Organisasi adalah alat perjuangan untuk dakwah. QS. Ali Imran 104 mengajarkan kepada kita tentang “perintah menjadi segolongan umat yang memiliki banyak kelebihan banyak kekuatan, memiliki posisi yadul ‘ulya, khoiru ummah, dengan posisi seperti itu kita bisa berdakwah, organisasi alat perjuangan untuk misi perjuangan Muhammadiyah. 

Organisasi sebagai alat perjuangan harus diperbarui, jangan sampai menjadi jumud, tertinggal dan mempersulit gerakan Muhammadiyah, urusan peran dan usaha Muhammadiyah. Maka perlu ada reformasi dalam mengelola organisasi yang membuat semua pengurus bisa terlibat. 

Harus digerakkan oleh organisasinya, sebab itulah pentingnya pemahaman kita tentang organisasi. Jangan sampai menimbulkan banyak ketegangan dalam masyarakat. Dimana bumi dipijak disitu negeri dijunjung, maka dakwah Muhammadiyah akan diterima di seluruh tanah Papua.

Kontributor: Islam/Azaki
Editor: Sholeh

Baca Juga  Memotret Big Data Muhammadiyah, di Mana dan Dikemanakan?
Avatar
1457 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Hamim Ilyas: Islam Merupakan Agama yang Fungsional

1 Mins read
IBTimes.ID – Hamim Ilyas, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut, Islam merupakan agama yang fungsional. Islam tidak terbatas pada…
Report

Haedar Nashir: Lazismu Harus menjadi Leading Sector Sinergi Kebajikan dan Inovasi Sosial

1 Mins read
IBTimes.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir memberikan amanah sekaligus membuka agenda Rapat Kerja Nasional Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan…
Report

Hilman Latief: Lazismu Tetap Konsisten dengan Misi SDGs

1 Mins read
IBTimes.ID – Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hilman Latief mengatakan bahwa Lazismu sudah sejak lama dan bertahun-tahun terus konsisten dengan Sustainable Development…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds