IBTimes.ID – Trensains atau Pesantren Sains yang terletak di Sragen, Jawa Tengah menjadi pesantren pertama yang secara resmi menyatakan diri sebagai pesantren berbasis wakaf. Sudah ada pesantren-pesantren besar yang dibangun dari wakaf tapi tidak mengikrarkan diri berbasis wakaf.
“Sepertinya Trensains ini yang pertama. Pesantren berbasis wakaf bermakna bahwa pesantren ini pendidikannya didukung oleh wakaf. Baik infrastruktur maupun operasionalnya,” ujar Hakim Zanky, Lc, Wakil Direktur Trensains selaku nadzir wakaf Trensains.
Gagasan ini ia sampaikan saat peresmian Pesantren Berbasis Wakaf yang digelar di halaman Pesantren Sains Trensains Muhammadiyah Sragen, Jawa Tengah, Sabtu pagi, (4/9/2021).
Menurut keterangan Hakim, wakaf menjadi isu utama bagi warga Trensains. Isu ini terus dikaji, diwacanakan dan diaplikasikan. Wakaf ditempuh dengan edukasi dan donasi. Ia menjadi gaya hidup. Ia juga merupakan instrumen yang paling mudah untuk menggalang kekuatan umat.
Hakim menyebut bahwa wakaf secara historis telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat, dan diaplikasikan oleh generasi setelahnya. Peradaban Islam seluruhnya dibangun oleh wakaf. Tidak ada peradaban Islam yang tidak ada jejak wakafnya.
“Kata kunci wakaf ada tiga. Yaitu ilmu, visi, dan amanah. Kemudian dalam tahapan aplikasi wakaf ada tiga langkah yaitu trial, experience, dan expert. Tiga langkah inilah yang dilakukan oleh Trensains,” ujar Hakim.
Wakaf, imbuhnya, mempunyai empat peranan dalam Trensains. Pertama, wakaf adalah kajian, wacana, dan aplikasi yang ditempuh dengan edukasi dan donasi untuk akhirnya menjadi gaya hidup. Kedua, wakaf sebagai salah satu instrumen penggalang kekuatan umat, yang bisa dikelola melalui manajemen wakaf. Ketiga, wakaf adalah pondasi dari setiap peradaban Islam yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Keempat, wakaf adalah cara yang tepat untuk meraih ridlo Allah SWT sekaligus untuk mencapai visi misi lembaga.
Secara simbolik, peresmian Trensains sebagai pesantren berbasis wakaf dilakukan oleh penggagas Trensains Prof. KH. Agus Purwanto, D.Sc dengan pemukulan gong disertai dengan ucapan Basmallah.
Aplikasi di website www.sedekahinaja.id menjadi terobosan teknologi untuk mempermudah umat untuk berwakaf dari handphone kapan dan dimana saja dengan nominal berapa saja.
Agus Purwanto, penggagas Trensains menyebut bahwa ia tidak ingin Trensains menjadi sekolah mahal yang hanya bisa dimasuki oleh kelas menengah ke atas. Ia ingin agar siapapun bisa masuk Trensains dengan syarat memiliki kemampuan akademik.
“Awalnya, kami tidak tau bagaimana cara membiayai operasional sekolah yang mahal dengan SPP yang hanya satu juta rupiah. Namun alhamdulillah ada wakaf umat yang mencapai 7,2 miliar. Bagi masyarakat yang ingin wakaf, kami terus membuka pintu,” ujar Gus Pur.
Reporter: Yusuf