IBTimes.ID – Sebanyak 217 siswa Pesantren Sains (Trensains) Muhammadiyah Sragen menjalani vaksinasi Covid-19 tahap pertama, Selasa, (13/9), di lapangan Polres Kabupaten Sragen.
Kegiatan vaksinasi jenis Sinovac ini merupakan bentuk kerja sama antara Satgas C-19 Trensains, Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kabupaten Sragen, Dinas Kesehatan Sragen, dan Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Sragen.
Kegiatan vaksinasi ini terlaksana di tengah suasana ujian Penilaian Tengah Semester (PTS). Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pada 16.30 di lapangan Polres Kabupaten Sragen.
Meski kegiatan berbagi dengan PTS yakni santri pada paginya masih mengerjakan soal ujian, namun secara umum kegiatan berjalan lancar tanpa ada halangan.
“Alhamdulillah program vaksinasi santri Pesantren Sains (Trensains) berjalan dengan lancar, dari 228 santri yang didaftarkan untuk mengikuti vaksinasi, masih ada 11 santri yang harus tertunda karena beberapa faktor. Ke depan pada vaksinasi kedua akan diupayakan lebih maksimal,” ungkap Ketua Satgas Covid-19 Trensains, Desma Kurniawan, S.Th.I.
Seperti halnya vaksinasi terhadap guru dan karyawan yang telah dilakukan tanggal 27 Agustus yang lalu, vaksinasi ini pun bersifat sukarela, tidak ada pakasaan. Pada prinsipnya pesantren bertindak sebagai fasilitator.
“Pengajuan anak untuk divaksin itu tidak serta-merta. Harus minta izin sama orang tuanya dulu. Setuju atau tidak, kami kembalikan ke pilihan orang tua. Pondok hanya fasilitator saja. Kami sudah izin melalui kuesioner,” imbuh Humas Trensains, M. Taubah Setiawan, M.Pd. Gr.
Ada hal menarik pada saat proses vaksinasi. Ada beberapa anak yang histeris pada saat penyuntikan. Salah satunya pada Dianisa Syafithri. Santri kelas XI asal Mojokerto ini mengaku ragu karena takut jarum suntik.
“Awalnya sih ragu, soalnya aku takut jarum suntik. Belum aja jarumnya masuk ke kulit, aku dah nangis histeris. Para petugasnya baik sih, tapi aku masih aja takut. Tapi begitu disuntik, loh ini sudah to, suntiknya? Jadi gak kerasa gitu. Tapi ya gara-gara takut, seakan sakit banget, padahal enggak. Setelah vaksin kemarin, aku cuma ngerasa capek banget dan tangan yang disuntik terasa kemeng,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Pesantren Sains (Trensains) telah mengadakan pembelajaran tatap muka sejak Desember 2019 setelah menjalani proses persiapan dan mendapatkan izin dari pemerintah setempat.
(TBH/Yusuf)