Dunia kini semakin terbuka dengan pesan kesetaraan, anti rasialisme, dan keadilan. Pesan kemajuan ini perlu kita ingat untuk menjamin kelangsungan kehidupan masyarakat yang aman dan tentram. Namun, realita lapangan memang kontras berbeda dengan teori yang ada. Kita mengkhawatirkan kejadian yang telah terjadi di dunia yang katanya telah memajukan nilai dari Hak Asasi Manusia (HAM). Padahal, konsep penolakan terhadap diskriminasi manusia sudah lama ditentang Islam. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam pidato Haji Wada’ Rasulullah SAW. Darinya, asal mula konsep HAM lahir.
Persoalan HAM di Dunia
Belum lama kita mendengar tentang aksi #BlackLivesMatter di Amerika. Tentu sebagai manusia dengan akal yang jernih dan hati yang bersih melihat hal demikian terjadi karena kegagalan. Sebuah puncak keresahan pun akhirnya disuarakan, bahwa ada ketidakadilan bagi kulit hitam yang telah berlangsung turun temurun.
Ironinya, ini terjadi pada negara yang senantiasa meneriaki akan pentingnya HAM. Rupanya #BlackLivesMatter bukanlah yang pertama, kita juga perlu ingat kejadian Palestina yang tanahnya direnggut atas keserakahan negara rasis Israel. Aneksasi dilakukan tiap tahun dengan berbagai dalih alasan. Pembenaran demi pembenaran ditopang dengan siasat busuk perjanjian.
Kita juga tidak boleh lupa dengan apa yang terjadi pada India. Minoritas dianggap pengungsi dan dihilangkan secara sistematis tanda kewarganegaraanya, haknya diambil dan dianaktirikan. Harus kita ingat juga dengan etnis Rohingya, mereka tersapu menyebar dalam luasnya lautan untuk meminta bantuan. Banyak korban yang kedinginan, kelaparan, bahkan mati dijalan. Terpinggirkan dan tak tahu dikemanakan haknya. Etnis Uyghur apalagi, terkurung dan hilang hak dasar sebagai manusia merdeka. Beragam kejadian miris yang kita temui dalam dunia kini yang gaungan kerasnya menghidupkan HAM.
Pesan dari Konsep HAM
Dalam konsep HAM, ada sebuah pesan yang amat bagus dan perlu kita ingat-ingat. Pesan yang bagus itu ialah pesan Islam dalam konsep keadilan dan persamaan derajat manusia. Konsep pembangunan masyarakatnya kita lihat dalam konteks sejarah dengan perbandingan masa jahiliyah dengan masa pembebasan Islam.
Ketika perbudakan dahulu masih marak, sistem penindasan dari manusia ke manusia lainnya menjadi dibenarkan. Islam pun datang merubah tatanan bahwa yang hitam itu sama dengan yang putih, si kaya juga tiada beda dengan si miskin. Islam hanya mengenal ukuran tunggal di mana Allah yang menentukan, yakni ketaqwaan.
Ternyata konsep dasar HAM telah dibangun kerangkanya dan pesan itu kita dapati dalam napak tilas perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Ia adalah pesan yang sangat Indah, betapa haru dan sedih kita mendengarnya tatkala ia menyeru kepada ratusan ribu umat Islam yang ikut berhaji bersamanya. Namun pesannya sungguh nyata kita dapati bahwa seakan ia sedang berbicara kepada manusia seluruhnya hingga kini. Pesan itu adalah pidato perpisahan Haji Wada Rasulullah SAW.
Pidato Haji Wada Rasulullah SAW
“Sesungguhnya darah, harta benda, kehormatan dan kemanusiaan kalian adalah suci atas kalian, sebagaimana sucinya hari, bulan, dan negeri kalian ini. (Kalian akan menghadap Rabb kalian. Dia akan bertanya kepada kalian tentang amalan kalian. Maka janganlah kalian kembali kepada kekafiran sepeninggalku) atau kepada kesesatan sehingga kalian saling bunuh membunuh.” (HR. Al-Bukhari No. 67).
“….”
‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Rabb kalian adalah satu, bapak kalian juga satu.’
‘Ingatlah, tidak ada keutamaan yang dimiliki bangsa Arab atas bangsa non-Arab, tidak pula bangsa non-Arab atas bangsa Arab.’
‘Tidak pula orang berkulit merah dengan orang berkulit hitam, dan orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan. Apakah aku telah menyampaikan?’Mereka menjawab, “Benar, wahai Rasulullah, Anda telah menyampaikan.”
“…”
“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla telah mengharamkan (menyucikan) di antara kalian darah, harta benda, dan kehormatan kalian sebagaimana Allah ‘azza wajalla telah menyucikan hari, bulan, dan negeri ini. Apakah aku telah menyampaikan?”Mereka menjawab, “Rasulullah telah sampaikan.” . “Hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir,” lanjut beliau. (HR. Ahmad, 12/226).
“…”
“Sesungguhnya telah aku tinggalkan bagi kalian dua perkara yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya, niscaya kalian tidak akan pernah tersesat selamanya, yakni kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.” (HR. Muslim No. 2812).
“….”
Hikmah Pidato Haji Wada dan Pesan HAM
Mari bersama coba kita perhatikan, betapa pesan tersebut amat mendalam dan penuh visi ke depan, menembus belasan abad. Bahkan kita meyakini bahwa pesan ini adalah pesan pedoman yang pantas kita pegang hingga akhir hayat.
Pidato Haji Wada adalah pesan yang amat pantas kita sebut pidato pertama lahirnya konsepsi Hak Asasi Manusia HAM. Rasulullah SAW bersapa dengan redaksi ‘Wahai manusia…’ seakan ia menatap seluruh manusia, melihat jauh panjang usia kehidupan, akan guratan peristiwa yang akan terlewati. Berbagai macam corong persengkataan manusia agar kita tentram dan coba menghayati pesannya untuk tidak melakukan hal yang menyimpang dari batas kebenaran.
Tertitip pesan terkait hak hidup, harta, penghidupan yang layak, dan hak persamaan manusia tanpa memandang latar belakang dari pidato Haji Wada. Islam sangat tegas menindas kezaliman atas beragam bentuk dan alasan. Islam menjunjung tinggi nilai universal sebagai nikmat yang diturunkan untuk rahmat semesta alam. Wallahu a’lam.
Editor: Shidqi Mukhtasor/Nabhan