IBTimes.ID – Pasca kemerdekaan 1945, tantangan dan masalah terus menyelimuti negara Indonesia. Awal kemerdekaan, bangsa Indonesia harus memukul mundur kembali para penjajah yang ingin tetap menguasai bangsa Indonesia.
“Bahkan hingga menjelang berakhirnya kekuasaan orde lama, Indonesia menghadapi ancaman disintegrasi bangsa. Pada tahun 1965, disintegrasi nampak nyata, persatuan koyak, tidak terhindarkan. Puncaknya adalah september 1965, peristiwa gestapu meledak,” kata Dzulfikar Ahmad Tawalla (2/10/23).
Melihat kondisi kebangsaan yang mencekam itulah, Bapak Haji Letnan Kolonel Sudarsono Prodjokusumo (pak Projo) mengusulkan berdirinya Komando Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Muhammadiyah. Tepat pada 1 Oktober 1965, pukul 21.30 Kokam terbentuk, dengan mengangkat pak Projo menjadi komandan pertama.
Dzulfikar menyebut, dalam perjalanannya, KOKAM hadir dengan kecintaan yang tulus kepada Indonesia, bangsa dan negara, khususnya Muhammadiyah. Kontribusi KOKAM dalam merawat persatuan, merawat kebhinekaan, menjalin persaudaraan dilakukan dengan ikhlas.
Kini 58 tahun sudah kehadiran KOKAM. Usia yang telah memasuki setengah abad, dimana kematangan gerakan semakin kokoh. Bertepatan dengan Milad KOKAM ke 58 ini PP Pemuda Muhammadiyah menyampaikan.
1. Mengusulkan bapak Haji Letnan Kolonel Sudarsono Prodjokusumo menjadi pahlawan nasional Republik Indonesia atas kesetiaan dan pengorbanannya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
2. PP Pemuda Muhammadiyah akan membentuk panitia pengusulan pahlawan nasional. Panitia ini akan diberi tugas untuk memastikan proses pengusulan dan pemberkasan memenuhi syarat dan ketentuan perundangan.
3. KOKAM senantiasa secara tulus dan ikhlas berkorban menjaga NKRI, menjunjung tinggi konstitusi bangsa, menegakkan nilai Pancasila, merawat persatuan dan kebhinekaan bagi bangsa dan negara serta persyarikatan.
4. KOKAM selalu senantiasa mengedepankan kekompakan, taat aturan organisasi, mengindahkan keputusan organisasi untuk mewujudkan soliditas gerakan.
“Demikian harapan PP Pemuda Muhammadiyah di usia KOKAM yang kian menua, semoga harapan diatas dapat terwujud. Terimakasih,” tutup Dzulfikar.
(Soleh)