Perspektif

Prof Baroroh Baried (7): Wanita dan Etos Kerja

2 Mins read

Oleh: Prof Siti Baroroh Baried

Dalam tiga dekade terakhir abad XX dunia telah mulai sadar, bahwa wanita perlu diikutsertakan dalam usaha-usaha perdamain dunia. Potensi yang ada dalam diri wanita perlu dimanfaatkan secara optimal. Hal ini merupakan tantangan bagi wanita untuk mengaktualisasikan dirinya dengan meningkatkan peranannya dalam bidang yang kuat relevansinya dengan kodrat kewanitaanya, ialah tugas-tugas sebagai pendidik generasi baru, yang telah dipercayakan kepadanya dari Tuhan Yang Maha kuasa dan Maha Bijaksana. Di samping itu juga dalam bidang ketrampilan wanita yang sesuai dengan kodratnya dan citranya untuk menumbuhkan sikap kemandiriannya yang mantap.

Memperluas Wawasan

Sesuai dengan tuntutan pembangunan bangsa dan negara, maka pontensi wanita perlu diperluas wawasannya, ialah harus juga berpartisipasi dalam pembangunan yang jangkaunya sampai keluar dari kawasan keluarganya dan rumah tangganya. Ini merupakan panggilan zamannya, dalam era peningkatan integrasi wanita bersama-sama dengan pria dalam kebersamaannya sebagai mitra sejajar yang bertanggung jawab terhadap suksesnya pembangunan.

Untuk itu, wanita perlu mengembangkan karier dan etos kerja sesuai dengan yang telah menjadi pilihannya. Di sini muncul peran ganda wanita yang kedua-keduanya harus menjadi sebagian dari hidupnya. Dunia wanita yang hanya mengurusi masalah domestik telah usai. Wanita perlu memikirkan kehidupan di luar rumah tangganya, ikut serta memajukan wanita, bangsanya dengan mengintegrasikan diri dalam wadah kegiatan yang menjadi pili­hannya juga. Maka dunia wanita menjadi tiga, dunia keluarga, dunia karier, dunia masyarakat. Inilah tempat berpartisipasinya wanita dalam pembangunan secara luas

Untuk dapat melangkah secara tegap dan bulat, maka pertama dia harus mandapat pengertian dari sang suami, mitra dalam kehidupan keluar­ga. Pengertian dan izin suami untuk mengisi kegiatan di luar rumahnya merupakan sumbangan pria yang se­cara tidak secara langsung dalam pembangunan.

Baca Juga  Covid-19 dan Kebobrokan Nalar Kita

Sebaliknya bagi sang istri, pengertian dan izin perlu dijunjung tinggi, hingga keberadaanya di luar rumah akan dimanfaatkan seca­ra optimal. Karena pengorbanan telah mulai disumbangkan, ialah berupa waktu-waktu tertentu untuk keluar ru­mah, waktu yang sangat berharga untuk menciptakan kehangatan di tengah-tengah keluarganya

Pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan tentu akan dirasakan. Akan tetapi adanya pergeseran nilai yang menuju ke kemajuan bangsa dan negara perlu ditanggapi dengan sikap positif, dan langkah-langkah yang matang, yang dipandang akan memberi nilai tambah kepadanya, kepada keluarga, dan kepada bangsanya. Inilah yang diharapkan oleh pembagunan untuk diisi oleh wanita pada umumnya, wanita Indonesi pada khususnya.

Dukungan Laki-laki

Pengertian dan pemahaman tidak hanya laki-laki yang notabene suami saja, akan tetapi harus datang dari dunia laki-laki pada umumnya. Pandangan bahwa tempat wanita hanyalah dalam rumah, dan pekerjaannya hanyalah pekerjaan domestik sudah dipandang kolot, perlu diubah. Wawasan dunia laki-laki perlu di perluas horisonnya, tidak dapat tetap egois, bahwa istri hanya untuk dia dan anak-anaknya saja.

Tidak, wanita harus membagi waktu untuk ketiga dunia tadi, dan harus menetapkan prioritas, apabila saat-saat tertentu dia perlu menanggalkan perhatian terhadap dunia yang kedua dan keti­ga. Maka wanita perlu berpikiran maju mampu menentukan pilihan yang tepat. Di sini terletak kebijakan wanita untuk berani menentukan sikap yang tegas, menentukan pilihan yang di­pandang lebih baik, yang akan mempengaruhi etos kerjanya. Kemampuan ini akan dimiliki oleh wanita karena berpendidikan cukup, berpengalaman luas, dan berkepribadian yang mantap.

Bekal-bekal untuk menjadikan dirinya mampu mengemban tugas keluarga, tugas bermasyarakat, dan berbangsa secara sempurna perlu didukung dengan motivasi ajaran agama Islam yang mendalam, dengan penuh kesadaran bahwa semua tugas itu hakikatnya merupakan pengabdianya kepada Allah SWT, merupakan sarana untuk beribadat kepada-Nya. Bekal inilah yang perlu membimbing wanita ke jalan yang benar, selalu ingat dari penyimpangan-penyimpangan moral.

Baca Juga  Tiga Langkah Muslim untuk Pembebasan Tanah Quds

Kesemuanya itu perlu dihayati oleh wanita, kalau mengharapkan sukses dalam pengabdiannya baik.untuk keluarga maupun untuk masyarakat dan bangsanya. Akhirnya, sekali lagi, wanita karier yang cukup bijaksana akan tetap pada kodratnya, akan tetap setia pada karier dan etos kerja, dan akan rela pada masyarakatnya. Inilah yang memberi gelar kepada wanita sebagai yang mandiri, dan di sinilah terletak etos kerja wanita. (Habis)

Sumber: “Wanita Muslim dan Etos Kerja” karya Prof Siti Baroroh Baried (Jurnal Al-Qalam edisi Desember 1991/IKIP Muhammadiyah Yogyakarta.

Editor: Arif

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds