Tarikh

Jamaluddin Al-Afghani (1): Kelahiran, Tanah Air, dan Pendidikan

2 Mins read

Oleh: Djarnawi Hadikusuma

Gelar “sayyid,” bagi bangsa Arab, menunjukkan keturunan Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, Sayyid Jamaluddin Al-Afghani, meskipun kelahiran Afghanistan, dia adalah keturunan Nabi SAW.

Silsilah nasab Jamaluddin Al-Afghani adalah keturunan Husein bin Ali bin Abi Thalib. Istri Ali bin Abi Thalib yang melahirkan Husein adalah Fatimah binti Rasulullah Muhammad SAW. Ayah Jamaluddin bernama Sayyid Shaffar, seorang pengusaha di Desa Kanar, Afghanistan. Ia seorang yang berpengaruh dan disegani di desanya.

Tulisan singkat ini menjelaskan riwayat pendidikan Jamaluddin Al-Afghani dan tanah kelahirannya. Sekalipun banyak berkiprah di Mesir, tetapi sang tokoh pembaru Islam ini kelahiran Afghanistan.

Kelahiran dan Tanah Airnya

Riwayat pendidikan Jamaluddin Al-Afghani dan kelahirannya dimulai setelah wafat Raja Afghanistan Ahmad Syah Durrani pada akhir abad ke-18. Terjadilah huru-hara perebutan kekuasaan antara putra-putranya yang membahayakan keutuhan negaranya. Karena perpecahan itu, orang ketiga menggunakan kesempatan.

Orang itu adalah Dust Muhammad Khan, pemimpin suku Barkazaiyah. Ia tampil mempersatukan Afghanistan kembali dan berhasil menjadi raja. Desa Kanar direbutnya dengan kekerasan. Sayyid Shaffar tidak berdaya melawan, lalu pindah dengan keluarganya ke Kabul (Afghanistan). Di sinilah Jamaluddin lahir, di desa yang bernama Asadabad.

Dalam tahun kelahiran Jamaluddin Al-Afghani itulah, yakni tahun 1839, tentara imperalis Inggris di bawah pimpinan Jenderal Auckland memasuki serta menduduki Afghanistan secara kekerasan dengan dalih yang dibuat-buat. Yaitu, katanya, Iran telah bersiap-siap akan menyerbu Afghanistan. Yang demikian itu berarti mengancam kedudukan Inggris di India.

Perlawanan rakyat dan tentara Afghanistan di bawah pimpinan Muhammad Khan dapat dipatahkan. Namun, Inggris hanya mampu menduduki negeri itu selama tiga tahun, karena pada tahun 1842 dapat diusir oleh kaum patriot-patriot Afghanistan yang tidak mengenal takut.

Baca Juga  Memetik Ibrah dari Kisah Kaum Saba’

Riwayat Pendidikan

Kehidupan yang pahit berlangsung terus di mana Sayyid Shaffar mendidik putranya, Jamaluddin Al-Afghani, dengan cermat. Dari sinilah riwayat pendidikan Jamaluddin Al-Afghani dimulai. Diajarinya mengaji dan bahasa Arab, Ilmu Fikih, Tauhid, Hadits, Tafsir serta Akhlak dan Tasawuf. Pada usia 16 tahun, ayahnya mengirim Jamaluddin untuk belajar ke Delhi kepada ulama-ulama terkenal. Dipelajarinya segala cabang ilmu agama dan bahasa Arab, ilmu pasti dan alam, serta beberapa cabang ilmu kemasyarakatan.

Di sana disaksikan bagaimana bangsa Inggris menekan dan memperbudak bangsa India. Ini membuat Al-Afghani teringat kepada cerita ayahnya tentang penjajahan Inggris di negerinya. Kekejaman bangsa Inggris terhadap bangsa Afghanistan yang kemudian dengan gagah berani berontak dan berhasil mengusir penjajah itu dari tanah airnya.

Ingatan ini membakar semangat dan darah mudanya yang menjadikan dia tidak merasa betah lagi tinggal di India lebih dari satu tahun. Ia kembali ke Afghanistan dengan darah yang menggelora untuk mengusir penjajah dari seluruh benua Asia pada umumnya dan Asia Tengah pada khususnya.

Naik Haji

Djarnawi Hadikusuma dalam buku Aliran Pembaharuan dalam Islam dari Jamaluddin Al-Afghani Sampai KHA Dahlan menjelaskan bahwa pada tahun 1857, dalam usia 18 tahun, Jamaluddin menunaikan ibadah Haji. Tengah ia dalam perjalanan menuju Tanah Suci, terjadilah pemberontakan besar di India melawan penjajah Inggris. Umat Islam dan Hindu bersatu dipimpin Sultan Bahadin Syah.

Hatinya melonjak-lonjak. Di Tanah Suci dilihatnya lautan umat Islam dari segala penjuru dunia. Umat yang berpecah-belah serta berada dalam pengaruh kebodohan tentang ajaran agamanya sendiri. Mereka berpikir dan berbuat serta beribadah menurut agama tradisional yang diliputi oleh segala macam bid’ah, khurafat, dan takhayul serta pengeramatan kepada sesama manusia. Sedangkan jumud dan taqlid membelenggu jiwa dan akalnya.

Baca Juga  Kelahiran Muhammad Adalah Berkah Bagi Pertanian

Lautan manusia Muslim itu tidak mampu berbuat apa-apa, dan berasal dari bangsa-bangsa yang terjajah, oleh Inggris, Prancis, Belanda serta bangsa Barat lainnya.

Sumber: buku Aliran Pembaharuan dalam Islam dari Jamaluddin Al-Afghani Sampai KHA Dahlan karya Djarnawi Hadikusuma. Pemuatan kembali di www.ibtimes.id lewat penyuntingan

Editor: Arif  

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Tarikh

Hijrah Nabi dan Piagam Madinah

3 Mins read
Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perkembangan Islam, yang…
Tarikh

Potret Persaudaraan Muhajirin, Anshar, dan Ahlus Shuffah

4 Mins read
Dalam sebuah hadits yang diterima oleh Abu Hurairah dan terdapat dalam Shahih al-Bukhari nomor 1906, dijelaskan terkait keberadaan Abu Hurairah yang sering…
Tarikh

Gagal Menebang Pohon Beringin

5 Mins read
Pohon beringin adalah penggambaran dari pohon yang kuat akarnya, menjulang batang, dahan dan rantingnya sehingga memberi kesejukan pada siapa pun yang berteduh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds